what i feel

16 1 0
                                    


Thomas pov

'If i said stay, please stay'

Pertama aku merasakan pelukan seseorang saat ku menangis. Aku ingin melupakannya.

'Lupakan thomas, lupakan...'

"Hey, dumbass wake up. Bangun bangunn sarapan dah siap" ucapnya sambil menggoyang-goyangkan badanku.

"Hey! Pergi dari kamarku. Apa yang kau lakukan!" ucapku berteriak padanya

"Whats up? Ohoh, kau telanjang?" dia lalu menarik-narik selimutku

Akupun sontak langsung duduk karena tak mau diganggu lagi

"Ok, kita makan" jawabku dingin lalu pergi ke dapur.

Di perjalanan ke dapur aku terus memikirkan apa yang sudah kulakukan semalam, kenapa aku sangat bodoh sampai menjadi secengeng itu. Bagaimana kalau dia berpikir kalau aku adalah pria yang lemah?

"Aku membuat pancake hari ini" katanya lalu menyodorkan sepiring pancake.

"Kau?"

"Nope, i already eat. Its just for you sir" ucapnya lalu membalikkan badan dan mencuci piring.

Aku memotong bagian kecil dari pancake madu itu. Ternyata rasanya enak akhirnya aku terus melahapnya

"Kau benar-benar rakus" ucapnya

Aku tak sadar bahwa dia melihatku makan sedari tadi. Jadi akupun tersedak setelah mendengarnya mengatakan itu. Dia lalu bergegas memberiku air putih yang sudah dia siapkan.

"Hari ini, kita akan jalan-jalan" ucapnya

"Jalan-jalan? Di sini?"

"Yup, aku akan memperlihatkanmu tempat ku berlibur. Seperti surga milikku sendiri" ucapnya lalu tersenyum. Dia memiliki lesung pipit yang membuat senyumannya benar-benar indah.

"Ok, whatever" ucapku lalu berbalik menuju ke kamarku

'I need you and i dont want to be alone too"

"What did you just say!" ucapku lalu berbalik kearah Rhamdy.

"What? nothing, i dont say anything. I swear" ucapnya kaget

"ukhhh, get of my brain!"Ucapku perlahan agar rhamdy tak mendengarnya. Lalu aku segera ke kamar tidurku.

...

Hari yang benar-benar panas. Dan pria ini berjalan seakan tak tau arah.

"Apa kau mengingatnya?"

"Tentu saja, kau tenang saja. Aku datang kemari setiap minggu" Lalu dia berbalik secara tiba-tiba dan membuatku benar-benar kaget.

"Ceritakan aku sesuatu, tentangku"

"hmmm, let me see. Kau, aku tak pernah nelihatmu keluar dari kamarmu. Keluarga kalian awalnya benar-benar baik, kalian suka menolong banyak orang. Tapi semakin lama, semakin banyak orang yang hanya bergantung pada keluargamu. Aku anak panti, pantiku juga hanya berharap dari pertolongan ayahmu. Lama kelamaan kalian tak bisa membantu lagi. Ayahmu bercerita bahwa kalian juga butuh makanan sehingga sudah tak dapat membantu dalam banyak hal lagi. Lama-lama kalian pun dilupakan lalu semua orangpun berubah menjadi gila. Tapi keluarga kalian tak lagi diperdulikan. Terakhir kali kalian muncul adalah saat kalian mempresentasikan suatu eksperimen dan eksperimen kalian ditolak oleh masyarakat dan kalian sudah tak muncul lagi setelah itu."

"Eksperimen apa itu?"

"Entahlah, aku lupa nama eksperimennya. Tapi ayahmu benar-benar bersemangat saat menceritakannya."

Dia lalu memegang tanganku dan berkata

"Kau harus mengingatnya, aku mohon cobalah mengingatnya. Informasi sedikit apa pun sangat berguna untuk menjelaskan hal apa yang terjadi padaku" ucapnya sambil menatapku dalam lalu dia pun melepas tanganku.

Aku pun kembali teringat tentang kejadian semalam saat dengan bodohnya aku menarik tangannya dan aku mengingat cara mata itu melihatku, mata itu bersinar.

Aku terus berjalan mengikutinya dalam sepi, kami tak banyak bicara.

"Menurutmu bagaimana rasanya tinggal di mindtown?" tanya nya padaku

"Hmm, aku hidup disini sudah cukup lama. Aku berhasil hidup, entah kenapa tuhan tak mengizinkanku mati. Setiap aku lapar, makanan selalu datang padaku. Jumlah orang disini terus berkurang karena kematian. Tapi tempat ini tetap berbahaya jadi aku selalu membawa alat kejut listrik"

"Kau membawa alat kejut listrik? Bagaimana jika itu mengenaiku?"

"Jika aku ingin ini mengenaimu maka sudah kulakukan sedari tadi."lalu aku menendang kakinya.

"Ahah, kau benar-benar bocah laknat tak tau diri!" lalu dia berlari kearahku dengan kecepatan tinggi, aku pun berlari tanpa melihat jalan dan akhirnya aku jatuh dan aku bisa merasakan air.

"apa ini, apa ini!!" ucapku panik karena merasa kaget

"Hahahhahahah, hei dumbass itu adalah kolam. jangan bilang kau tak bisa berenang!" ucapnya lalu tertawa terbahak-bahak

Mendengar perkataanya aku langsung berenang ke sudut kolam lalu naik ke permukaan. Aku melihatnya sedang melihat kearah kolam dengan teliti. Akupun langsung berlari kearahnya dan mendorongnya.

"Hahahah, rasakan itu!" ucapku melihatnya terjatuh ke dalam kolam

"Thom- aku tak bisa berena-" ucapnya

Seketika aku pun panik dan langsung menyeburkan diri ke dalam kolam. Aku mencari dimana dia. Aku benar-benar panik.

Lalu tiba-tiba aku melihatnya, akhirnya aku mendekatinya dengan cepat hingga aku tidak sadar bahwa kakiku terluka karena terkena lantai yang pecah. Saat ada didekatnya tiba-tiba dia membuka mata lalu tersenyum seakan-akan sedang mengejekku.

Aku mengerutkan keningku karena aku merasa bingung. Lalu aku melihatnya, matanya bercahaya dan dia memperlihatkan lesung pipitnya. Lalu aku melihat bibirnya. Tanpa sadar aku mendekatinya sampai tak ada lagi jarak diantaranya.

 Tanpa sadar aku mendekatinya sampai tak ada lagi jarak diantaranya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MIND TOWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang