Bagian Satu
Didalam sebuah ruangan yang didominasi dengan warna hitam dan putih. Seorang laki-laki remaja tengah duduk menghadap layar laptop, jarinya dengan terampil menekan dan menggeser mouse yang berada di samping laptop.
Suara langkah kaki mendekat membuatnya mendongak, seorang gadis remaja dengan senyuman khasnya memasuki ruangan dan duduk menghadap dirinya.
"Udah pada bubar Ren?" Auren mengangguk, matanya memancarkan binar kebahagiaan, hal itu sontak membuatnya mengernyit.
"Iya, ceweknya nolak, Devan mampus, kita selamat." hari ini seperti minggu-minggu sebelumnya, Devan si raja player kembali membuat kegaduhan, dia menjadikan lapangan sebagai ajang menembak cewek. Karena ketenaran Devan disekolah, hal itu membuat para penggemarnya berbondong-bondong untuk menyaksikan. Daniel sang ketua osis sampai kewalahan menghentikan euforia para fans, membuatnya beberapa kali dipanggil kepala sekolah karena kegaduhan yang terjadi.
"Beneran Ren? Emang ceweknya siapa?" walaupun masih diselimuti rasa penasaran, Daniel memilih menyibukkan diri dengan laptop dihadapannya, sembari mendengarkan penjelasan Auren, wakil ketua osis.
"Kak Keysha, ituloh fotografer inti disekolah kita." Auren membuka ranselnya mengeluarkan laptop dan mengerjakan tugas-tugasnya. Daniel mengangguk. Mereka kembali sibuk dengan tugas masing-masing.
📖📖📖
Dengan langkah pelan, dia berjalan menuju kantin, tanganya mengusap perut. "Sabar ya cing, bentar lagi makan kok." Daniel terkekeh. Pandangannya terpaku pada sosok perempuan yang tengah menikmati makanan dengan tenang, disampingnya terdapat gadis berdarah campuran terus mengoceh, tapi hanya ditanggapi dengan gelengan ataupun anggukan.
Entah apa yang merasuki Daniel, dia melangkah dengan sisa keberanian yang masih dia punya. Keinginannya untuk mendekat, murni akan rasa penasaran, tidak lebih.
"Ehm..." deheman pelan, membuat kedua gadis itu mendongak, Keysha masih berwajah datar, dia kembali menunduk, hal itu berbanding terbalik dengan Retta, dia tersenyum akrab.
"Tau anak-anak nggak?" Daniel tersenyum tipis, menanggapi Retta.
"Hmm, pada main basket, tadi Revan ngehubungin gue." Revan sahabatnya adalah kekasih Retta. "Lo nggak liat?" ketika Revan main, pasti Retta akan datang untuk sekedar menonton.
"Enggak, gue laper. Lo sendiri gak ikut?" Retta balik bertanya. "Dari pagi gue sibuk banget, belum ketemu mereka." Daniel mendesah, sejak pagi dia sibuk, wajar saja satu bulan lagi ulang tahun sekolah.
Retta mengangguk. "Duluan ya Rett Key." Retta dan Keysha hanya mengangguk, mereka kembali fokus terhadap semangkuk bakso dihadapannya.
📖📖📖
Revan, Bian, dan Azriel datang dengan peluh membanjiri wajah masing-masing. Daniel mendongak ketika dirasakan bahunya ditepuk pelan.
"Lah KETOS sok sibuk." Azriel menyelutuk. "Gak kangen kita Niel?" Bian dengan usilnya merangkul bahu Daniel, Daniel gerak-gerak meminta dilepaskan. Tangan Daniel yang bebas, dia gunakan untuk menjitak kepala Bian, membuat si empunya meringis.
"Emang sibuk bego, bentar lagi ultah ini." Daniel memperbaiki rambutnya yang acak-acakan akibat ulah Bian. "Kapan emang?" Revan menimpali.
"Lima agustus puncaknya." Daniel mendorong tubuh Bian menjauh, ketika menyadari tubuh mereka masih menempel. "Bau asem, minggir sono." Daniel menutup hidungnya, Bian menggeram dan menjitak kepala Daniel.
"Gue penasaran ama Keysha." ketiga temannya menoleh, menghadapnya dengan pandangan tidak dapat ditebak.
"Keysha, sahabatnya Retta, anak IPA 2?" Azriel memastikan, bahwa pendengarannya tidak sedang bermasalah. Daniel mengangguk.
"Aneh aja anaknya." Daniel menjelaskan secara pelan. "Dia dingin gitu." lanjut Daniel.
"Emang gitu, dari dulu." Revan satu SMP dengan Retta dan Keysha, terlebih lagi dia adalah kekasih Retta, membuatnya mengetahui kehidupan Retta hampir menyeluruh.📖📖📖
👣📖📖Gimana chapter satunya?
Coment💬 ya, kasih kritik & saran.
Aku tunggu loh Vommentnya🌠Penulis Amatir
Na'imatus Sa'diyahPs:Jangan manjipalak sebagian ataupun seluruh isi cerita, dikarenakan semua penulis tidak ingin karyanya diduplikat oleh orang lain.
Cerita beneran dari pemikiranku sendiri!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Daniel dan Keysha
Teen FictionSebuah rasa yang menghantarkanku untuk lebih memahami pahit manis sebuah perjuangan. ~Daniel Anandyo Azaef Sebuah rasa yang kembali mengingatkanku tentang 'dirinya'. ~Keysha Nathalia Rawlen