KITS : Kamu dan Senja Kala Itu [1/1]

297 66 39
                                    



[a short story]

[Kala Itu : The Series]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Kala Itu : The Series]

Laki-laki berparas ginseng dan beralis cukup tebal itu tiba di rumahku satu jam lalu. Aku baru selesai mandi dan sekarang sedang mengeringkan rambut. Aku berlari kecil turun menyusuri anak tangga dan mendapatkan laki-laki itu sedang menonton acara televisi di ruang tamu ditemani cemilan dari dapur.

Laki-laki itu sering sekali bermain ke rumahku, entah hanya untuk sekadar mengobrol, mengerjakan PR, menjahili adik kecilku, atau hanya untuk menumpang menonton acara televisi seperti sekarang ini.

Bibirku terangkat ke atas saat ia melihat kedatanganku. Aku berlari kecil menghampirinya.

"Lapangan, yuk," ajak laki-laki itu saat aku duduk di sampingnya.

Aku mengangguk setuju, lalu mematikan acara televisi.

Seperti biasa, laki-laki itu membawa sepeda lipat. Katanya supaya lebih ramah lingkungan, dan lebih romantis kalau ia memboncengiku dengan sepeda lipat abu-abu miliknya. Aku naik dipijakan sepeda, menaruh kedua tanganku di bahunya.

"Sudah?"

Aku mengangguk antusias. "Sudah," balasku.

Laki-laki itu mulai mengayuh sepeda, menggunakan gaya ototnya.

Sesekali kami tertawa saat udara menerpa wajah kami. Sesekali juga aku melepaskan kedua tanganku dan merentangkannya. Menikmati udara senja Sangat menyejukkan.

"Pegangan, nanti jatuh," ucap laki-laki itu yang masih mengayuh sepeda, ia berusaha memperingatkanku.

Aku tersenyum kecil. Lalu kubawa kedua tanganku kembali memegang bahunya.

Tak lama kami tiba di tujuan; lapangan yang luas. Teman-temannya sudah menunggunya. Sesekali berteriak, agar dipercepat jalannya.

"Main dulu, ya," ucap laki-laki itu dengan sedikit mengacak rambutku. Aku mengangguk dan tersenyum simpul.

Laki-laki itu berlari kecil memasuki lapangan, senja turut menemaninya. Aku duduk di tepi lapangan, menonton permainannya.

Tiap sore saat hari libur tiba, laki-laki itu sering mengunjungi tempat ini bersama teman-temannya. Ia sering mengajakku untuk menonton permainannya secara percuma.

Hanya sekadar untuk menonton ia bermain basket, yang merupakan salah satu dari sekian banyak hobinya. Hobi lainnya? Menaklukkan hati perempuan dengan permainan basketnya. Ia sangat pandai. Termasuk aku, aku jatuh cinta padanya.

Laki-laki itu masih berlari ke sana kemari, sibuk men-dribble bola basket. Rambutnya melambai-lambai ke udara, diterpa angin senja. Aku jatuh cinta pada senja, jatuh cinta saat laki-laki itu bermain basket di waktu senja.

Kala Itu : The SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang