1

24 0 1
                                    

"Kim aku harus pergi perjalanan dinas selama 6 bulan" orabonie menatapku.

"Ya pergilah dan carikan banyak uang untuk kita" ucap ku asal.

Orabonie tertawa, "Kau sudah amnesia atau pikun, kita sudah mapan dan aku pergi hanya untuk megecek kondisi hyung dan perusahan lainnya"

Aku menaikan bahu, "Dasar tukang pamer"

"Ya, aku hanya berbicara fakta dan kau, kau harus tinggal dirumah temanku."

Aku mengeleng. "Orabonie aku tidak mau, lagian aku sudah besar"

Orabonie mengeleng dan memainkan tangannya.

"Tidak ada penolakan atau bemby mobil kau. Aku jual"

Aku menatap wajah serius orabonie, well kalau wajahnnya sudah seperti mangga muda mau apa lagi.

"Yasudah kapan kau berangkat? "

" Besok aku berangakat dan kau cepat mandi. Kita berangkat kerumah Kim sekarang"

Apa? Secepat itukah aku harus meninggalkan rumah ini.

"APA SEKARANG? " orabonie mengangguk lalu mendorongku menuju kamar mandi.

...

" Kim kau lambat sekali" aku mengerucutkan bibir. "Cepat naik kim,yang lain sudah menunggu"

Aku harap kim dan aku bisa beteman baik.

Mobil berhenti dipekarangan rumah bergaya klasik. Aku membunyikan bel sedangkan orabonie menurunkan koperku.

"Kim tolong ambil tas mu sendiri didalam mobil" aku mengangguk lalu mengambil tas didalam mobil.

Saat aku keluar,pintu terbuka dan orabonie sudah tidak ada. Mungkin dia sudah masuk.

"Orabonie dimana kau" aku memasuki rumah yang mempunyai banyak pintu.

"Aku disini kim" aku berjalan mengikuti suarannya.

Saat dilihat orabonie sedang mengobrol dengan seseorang yang sangat imut.

"Kemarilah kim"aku duduk disamping orabonie. "Kenalkan ini woozi dan ini kim" aku dan woozi saling melemparkan senyum.

Setelah acara kenalan orabonie pamit.

"Woozi tolong jaga adik kesayanganku. Semuannya aku serahkan kepada kalian" ucap orabonie.

Kalian? Persaan hanya ada kami bertiga.

"Tenang saja hyung, kami akan bersikap sebagai kakaknnya" orabonie mengangguk lalu menatapku.

"Dan kau kim, dengarkan dan laksanakan perintah mereka" aku tersenyum dipaksakan.

"Tenang saja. Sudahlah orabonie pulang saja, ini sudah larut" orabonie mengganguk lalu menjalankan mobilnya.

Aku menatap woozi yang berambut kuning.

"Kau sangat lucu" ucapku membuat pipi woozi memerah.

"Sudahlah, ayo kita masuk"

Woozi menunjukan kamar baruku yang berpintu putih.

"Maafkan aku tetapi hanya kamar ini yang tersisa" aku mengangguk dan tersenyum.

"Sudahlah tidak papa, aku masuk dulu ya" woozi tersenyum dan aku membuka pintu.

Gelap dimana saklar lampu?.Aku melihat cahaya dengan segera aku hampiri.

Bayangan laki-laki bertumbuh besar terlihat.

"AAAAA, WOOZI TOLONG AKU" aku menutup kembali pintu itu lalu berlari keluar.

"Kim ada apa? "aku refleks memeluk woozi.

" I~~itu di kamarku kurasa ada hantunnnya" woozi mengelus punggungku.

"Tenanglah, coba kau angkat kepalamu" aku mengeleng dan makin megeratkan pelukan kepada woozi.

"Kim tenanglah tidak ada hantu" ucap woozi selembut mungkin.

Aku menarik nafas dan melepaskan pelukan dengan mata yang masih terpejam.

"Ya, buka matamu" ini bukan seperti suara woozi?, aku membuka mata menemukan 12 lelaki.

"Kalian siapa? "aku menunjuk mereka.

" Aturan kami yang bertannya kau siapa? "ucap lelaki bermata sipit.

" Sudahlah kalian tenang, ini kim adiknnya Seseguk" semuannya mengangguk.

"Jadi kau orang yang akan tinggal bersama kami" ucap perempuan berambut sebahu.

Aku menatap perempuan tersebut, dia sangat cantik tetapi kenapa memiliki jakun?.

"Kau perempuan? " semuannya tertawa.

" Memang kau tidak pernah melihat lelaki berwajah cantik" aku melotot,jadi dia lelaki tetapi bagaimana bisa rambutnnya sebagus itu.

Aku mengeleng. "APAA, JADI AKu HARUS TINGGAL Bersama​ KALIAN" orabonie akan ku bunuh kau.

Orabonie aku benci kau¡¡¡.

"Ya, memang kenapa tinggal bersama kami" ucap seseorang yang memakai kacamata.

Kenapa dia bilang, astaga mungkin otaknnya sudah tidak waras.

"Kalian para lelaki dan aku seorang perempuan" ucapku kesal.

Semuannya saling melirik satu sama lain. "Tenang saja anggap saja kami oraboniemu" lelaki berwajah blasteran menjaut.

Orabonie dari mana? Cukup satu saja sudah membuatku naik darah.

"Ada apa sih berisik banget" suara serak terdengar dari belakangku.

lah dia kan yang ada dikamar mandi tadi. "Kau bukan hantu?" lelaki berkulit hitam tersebut mengerutkan dahinnya.

Aku mundur secara perlahan.

"Hantu-hantu pala kau pitak" ucap cowo berkulit paling exotic.

Lelaki itu maju mengikuti langkahku tadi.

"Udaah Gyu, dia Kim hyun adiknnya seseguk" ucap woozi yang sedari tadi menjadi tameng ku.

"Lebih baik kalian kenalan" lanjut woozi.

Woozi memperkenalkanku dengan mereka semua.

Aku dan mereka duduk di ruang nonton tv, mereka ternyat memiliki kepribadian berbeda walaupun aku baru kenal.

"Ya, kelihatannya kau mengantuk" ucap dino maknae dari semua.

Semua melihat kepadaku. Aku sangat-sangat lelah.

"Ayo kita tidur" mingyu meraangkulku lalu membawaku masuk kekamar.
(Astaga bahasannya agak ambigu)

Aku diam memperhatikan mingyu yang sedang membereskan kasur. "Disini hanya ada satu kasur" ucapnnya yang sedang memasang sarung bantal.

"Terserahlah aku sangat-sangat membutuhkan tidur" ucapku langsung menaiki kasur.

....
Author.

Kim langsung tertidur membuat Mingyu menatapnya.

Wajah pulas dan damai kim membuat mingyu tertarik.

"Ternyata kau sudah besar" Mingyu mengelus anak rambut kim.

Mingyu mematikan lampu lalu berbaring disamping kim.

Pintu kamar mingyu terbuka menampilkan wajah wonwoo.

Wonwoo terlihat kaget ketika melihat mingyu yang tetidur pulas sambil memeluk kim.

Wonwoo berjalan mundur lalu menutup pintu kamar mingyu kembali.

"Won kau kenapa?" tanya jeonghan, wonwoo menggeleng lalu pergi menuju kamarnnya.
......
Jujur aku shipper meanie, tapi maaf untuk kali ini aku mau membuat meanie tidak bersama.

Dan aku tidak akan menapilkan rp perempuannya cukup bayangkan itu kalian saja.

TERIMAKASIH

Sunshine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang