2. Dan mereka datang.

8K 798 29
                                    

Axelia dengan cepat melepaskan tangannya dari genggaman Kay saat kaki mereka menginjak pintu gerbang sekolah. Kay menatap tak suka dengan hal yang Axelia lakukan, namun Axelia hanya tersenyum tipis. Bukan suatu hal yang mudah saat berurusan dengan Kay di sekolah. Kay yang terkenal tampan namun dingin pada setiap gadis di sekolahnya, membuat Axelia berhati-hati.

Mereka berpisah dengan langkah masing-masing dan akan kembali bertemu saat jam istirahat atau pulang sekolah. Tentu saja hanya di belakang taman sekolah yang sepi atau tempat yang jarang dikunjungi anak sekolah lainnya. Itu adalah pilihan Axelia yang suka sendiri dan terhindar dari keramaian.

Mereka sampai di kelas yang sama meski dengan waktu yang berbeda. Kay datang lebih dulu dan hanya duduk diam saat sapaan hangat dari gadis-gadis di dalam kelas terdengar begitu manis. Tak lama Axelia menyusul dan masuk ke dalam kelas dengan santai. Tak ada yang menyapanya. Dan hal itu sudah biasa untuk Axelia karena tak ada yang mau berteman dengannya. "Gadis miskin yang bau," begitulah panggilan satu kelas untuknya.

Waktu berlalu dengan cepat. Di dunia iblis, kini lima pangeran iblis tengah berkumpul. Acara pertemuan antar kerajaan untuk membahas sang Penguasa Kegelapan berjalan ulet. Ketakutan dan kekalutan membuat mereka semua tak bisa berpikir jernih. Hingga lima Pangeran tersebut ikut campur dalam masalah yang tengah terjadi.

"Siapa dia? Dan kenapa kita semua begitu takut akan kehadirannya?" tanya Leon Arsenio Afton, yang merupakan Pangeran dari kerajaan Adromaliys.

Semua diam. Tak ada yang berani menjawab hingga desahan kasar dari Pangeran Valafar membuat suasana kian sunyi. Evard Xion Damien, Pangeran Valafar yang terdengar dingin itu kini menatap orang kepercayaannya.

"Zaen, bisa kau jelaskan, kenapa semua diam?" tanya Evard dingin.

Zaen Angelo Davian menunduk saat Tuannya menatap tajam."Ini bersangkutan dengan kejadian beberapa tahun silam, Yang Mulia."

"Jelaskan," perintah Evard lagi karena melihat empat teman Pangerannya ikut menatap Zaen.

Zaen mengangguk sebelum menatap para pengawal kerajaan lain yang menatapnya tajam. "Ini tentang kejadian beberapa tahun silam. Saat itu para Pangeran seluruh kerajaan masih kecil. Seluruh kerajaan  menyerang kerajaan Orthon tanpa ampun. Hingga kerajaan Orthon tak terbentuk dan rata dengan tanah."

"Kerajaan Orthon?" tanya Dexter Floryan Achilles, Pangeran dari kerajaan  Zagan.

"Ini semakin membuatku penasaran," sambung Revander Hillarius Kezian, yang merupakan Pangeran dari kerajaan  Aguares.

"Bukankah kerajaan itu hanya sebuah cerita?" tanya Axenio Vasilian Hexander, sang Pangeran dari Belphegor.

"Kerajaan itu memang ada, Yang Mulia." jawab Zaen cepat.

"Jadi, ceritakan secara rinci. Aku yakin kalian semua yang diam tahu akan hal ini. Dan hal yang tak kumengerti adalah, kenapa kita harus takut akan semua ini?" ucap Evard dingin.

"Kerajaan Orthon adalah kerajaan yang melahirkan sang Putri Pengusaha Kegelapan," jawab Zaen lirih.

"Apa?" tanya lima Pangeran tersebut kompak.

"Tunggu, tapi bukankah barusan kau mengatakan bahwa kerajaan Orthon telah hancur?" tanya Revander tak mengerti.

"Benar, Yang Mulia. Dan yang menghancurkan kerajaan Orthon adalah kerajaan kita semua."

Leon menatap Zaen. "Jadi ini ada hubungannya dengan tidur panjang para Raja dan Ratu seluruh kerajaan?"

Zaen kembali mengangguk. "Seluruh kerajaan menyerang kerajaan Orthon karena sebuah ramalan kuno. Ramalan tentang lahirnya sang Penguasa Kegelapan yang merupakan pemilik dari seluruh kerajaan dan kehidupan iblis. Tentu saja para Raja dari seluruh kerajaan tak bisa terima begitu saja. Terlebih ramalan tersebut mengatakan bahwa Sang Penguasa Kegelapan memiliki kekuatan yang tak biasa. Dia terlahir dengan kekuatan tanpa batas dan menjadi calon pemimpin di atas pemimpin."

ANDURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang