satu

147 24 21
                                    

Dahyun sekarang lagi sebel. Soalnya sepupunya belum juga ngejemput dia.

Padahal sekarang udah sore lagi. Mana hujan.

Tambah lah penderitaan Dahyun. Mana sekarang dia sendirian lagi.

Dia lagi nunggu di halte depan sekolah. Soalnya udah pulang sekolah gerbang di tutup.

Dahyun udah gak enak diem ajah. Dia khawatir kalau sepupunya itu gak dateng jemput.

Dahyun pun akhirnya mengeluarkan hp nya untuk menghubungi sepupunya.

Tapi sama sekali tidak ada jawaban.

"Dasar item. Gak di jawab lagi. Mana mau sore. Gak tau kalau adik nya yang cantik ini takut." Gumam Dahyun yang sudah kesal dengan sepupunya Kim Mingyu.

Entah berapa lama lagi Dahyun harus menunggu. Mana tidak ada bis yang lewat lagi.

Akhirnya Dahyun menerobos hujan untuk pergi ke halte selanjutnya. Berharap jika di halte yang satunya lagi ada bis.

Saat Dahyun sedang menerobos hujan, sebuah tangan dengan jaket melindungi kepalanya dari guyuran hujan. Otomatis Dahyun terhenti.

Begitu juga dengan orang itu.

Dahyun menatap orang itu yang ternyata adalah seorang pria. Dahyun tertegun setelah melihat wajah pria itu.

Wajah nya sangat tampan. Seperti pria yang ada di drama korea.

Dahyun menatap pria itu dari mulai mata, hidung sampai bibirnya. Semua yang ada pada pria itu menurutnya sangat sempurna.

Tapi sesaat kemudian Dahyun mengerejapkan matanya. Sadar jika dia telah terlalu lama menatap pria itu.

Pria itu pun langsung mengarahkan matanya ke depan menandakan jika mereka harus berjalan lagi karena tubuh mereka sudah basah dengan air hujan. Dahyun yang mengerti pun akhirnya kembali melanjutkan langkahnya.

Setelah sampai di halte selanjutnya akhirnya Dahyun dan pria itu pun berhenti. Dahyun tidak henti - henti nya menatap pria itu.

Menurut Dahyun dialah pria idamannya. Pria yang dari tadi di perhatikan oleh Dahyun pun menyadarinya dan menatap Dahyun balik.

"Maaf. Kaget ya? Soalnya gue langsung ngelakuin hal itu." Kata pria itu sambil mengacak rambutnya yang basah dan melihat Dahyun.

"Gak kok. Gak papa. Makasih buat bantuannya." Kata Dahyun sambil tersenyum. Pria yang ngeliat senyum Dahyun yang sangat menawan itu pun meleleh.

"Oh iya. Kamu anak sekolah Hanlim yah?" Tanya pria itu basa - basi.

"Iya."

"Kenalin nama gue S.coups." Kata pria itu sambil nyodorin tangannya. Dahyun cuma ngasih senyum terus nerima tangan pria itu dan berjabat tangan.

"Nama aku Dahyun."

"Gue anak kuliahan. Jadi panggil ajah abang. Kalau gak kakak."

"Iya bang S.coups." Kata Dahyun malu - malu.

S.coups cuma senyum renyah ajah ngeliat tingkah lucu Dahyun.

Sesaat kemudian, ada sebuah mobil datang di hadapan mereka. Dahyun langsung memicingkan matanya.

Dia seperti mengenal mobil itu. Ternyata Dahyun benar, itu adalah mobil sepupunya Mingyu.

"Dubu cepet masuk!" Perintah Mingyu. Dahyun yang ngeliatnya cuma kesel ajah. Kenapa gak dari tadi sepupunya yang item itu ngejemput dia. Kan dia gak perlku hujan - hujanan kayak tadi.

"Iya. Iya." Dahyun pun akhirnya naik ke mobil milik Mingyu. Sebelum masuk, Dahyun sempat melihat ke arah S.coups. Dan S.coups cuma senyum saat Dahyun ngeliat ke arahnya.

Ah, sekarang Dahyun baper. Baper karena senyuman manis milik bang S.coups.

Mobil yang di membawa Mingyi dan Dahyun pun melaju dengan cepat di bawah guyuran hujan.

"Kenapa gak dari tadi sih jemputnya? Gue udah basah - basahan kaya gini." Kata Dahyun nunjukin seragamnya yang basah.

"Maaf. Maaf. Kan tadi gue ada urusan di kampus jadi gak bisa cepet - cepet jemput lo."

"Kan tadi gue udah ngehubungin lo. Tapi gak di jawab."

"Maaf gue gak denger. Lagi pula gue ada meeting buat acara pensi. Jadi gue gak simpen hp di tas gue."

"Ah serah lo deh tem. Semua yang keluar dari mulut lo tu cuma alesan."

"Gak sopan banget lo sama kakak sendiri."

"Orang cuma beda setaun ajah. Gak masalah. Kan kalo panggil lo gue lebih nyaman gitu."

"Serah deh serah. Buat adek tercinta mah bebas."

"Gitu dong jadi nya lo kan ganteng tapi sayang item."

"Udah dipuji malah di jatuhin lagi. Gak guna juga lo muji."

Mingyu terus menjalankan mobilnya. Sampai dia berhenti di sebuah rumah ber cat putih yang lumayan besar.

Dahyun pun turun dari mobil Mingyu. Sebelum masuk ke dalam rumahnya, Dahyun berbalik ke Mingyu.

"Makasih yah."

"Sip. Biasanya juga gak ngomong makasih."

"Ya udah deh gue tarik lagi kata terima kasihnya."

"Jangan. Jangan. Iya deh sama - sama." Kata Mingyu tersenyum.

Mingyu pun langsung menjalankan mobilnya lagi. Sedangkan Dahyun masukbke rumahnya.


TBC


***
Udah dulu segitu hehe. Ini ff pertama Messi jadi tolong hargain dengan vote and comment.
Sebelumnya terimakasih......








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dari Mata ~Hoshi×Dahyun×S.coupsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang