1a

11 3 0
                                    

***
(11 Oktober 2009)

"Wira, bikinin gue mie dong. Laperrr!" rengek Kinar sambil menganggu Wira yang sedang bermain PS.

"Bikin sendiri ih. Gausah manja." balas Wira asal.

Wira Prayudha, remaja yang sangat mengandrungi Playstation itu tak menghiraukan gadis yang sedang duduk cemberut sambil melihatnya yang asik sendiri. Gadis bernama Kinar itu kesal, Wira menghubunginya untuk datang kerumahnya. Setelah ia datang, ia hanya disuruh melihatnya dengan Playstationnya itu. Sudah kesal, ditambah ia juga sangat lapar semakin membuatnya kesal.

"Kalo emang lo mau main PS sekarang. Ngapain nyuruh gue kerumah lo." keluh Kinar dengan kesal.

"Minta lo temenin gue buat main PS. Lu kan juga ga ngapa-ngapain dirumah. Mending disini sama gue." balas Wira yang tetap bermain PS-nya.

Kinar mendengarnya menjadi tambah kesal. Jadi dia meminta Kinar kesini cuma untuk nemenin dia doang? Dikira dia, Kinar gak ada kerjaan lain kali.

"Ogah banget gue nemenin lo. Udah ah, gue mau pulang aja." ujar Kinar ikutan kesal juga. Ia sudah sekitar 2 jam menemani Wira yang asik sendiri dengan PS-nya. Perut Kinar juga sudah mulai berbunyi. Ia sudah mulai lapar.

Wira langsung melepaskan stick PS ditangannya.

"Eitss, gaboleh pulang." tahan Wira cepat.

"Kenapa?" tanya Kinar menatapnya aneh sekaligus sinis.

"Temenin gue dong malem ini." ujar Wira memohon. Ia memasang wajah memelas sekarang. Sedangkan Kinar tidak peduli, ia sudah terlanjur kesal dengan Wira.

"Minta PS lo aja sana, buat nemenin lo. Udah gue mau pulang."kekeh Kinar yang tetap ingin pulang.

"Ga asik lo,Ki. Mama lo juga gak lagi dirumah kan? Emang lo berani, dirumah sendirian?" balas Wira.

Sial. Ia baru ingat Mamanya sedang tidak dirumah. Sekarang juga sudah mulai malam.

"Berani." tegas Kinar. Ia berbohong.

"Cius?" ledek Wira dengan memasang wajahnya yang meledek Kinar.

Kinar hanya membalasnya dengan diam. Ia kesal dengan Wira. Tak kalah, Wira memasang wajah meledek Kinar sekarang. Karena Wira tahu, Kinar tidak akan berani untuk dirumah sendirian. Apalagi sekarang sudah malam.

"Jadi gimana? Tetep mau pulang?" tanya Wira lagi.

Kinarpun duduk disofa ruang tamu Wira.

"Tapi kalo lo tetep main PS. Gue bener bener pulang." kesal Kinar. Ia kalah. Ia mengaku takut untuk sendirian dirumah.

"Eh ada Kinar cantik." ujar Kak Andrie, kakak Wira. Kak Andrie yang baru saja turun dan terlihat rapi karena ingin pergi.

"Cantik darimananya coba?Jelek iya." cibir Wira pelan.

"Ngomong apa lo tadi?" ujar Kinar sinis.
Dan hanya dibalas cengiran oleh Wira.

"Mau kemana lo,Mas?" tanya Wira yang baru sadar kakaknya ini mau pergi.

"Biasalah, ngapel. Gue pergi dulu,Wir. Mas pergi dulu ya,Kinar. Kalo Wira bandel, jewer aja kupingnya." ledek Kak Andrie sambil memeragakan tangannya yang seperti sedang menjewer telinga seseorang.

"Siap,Mas." ujar Kinar mengacungkan ibu jarinya. Setelah itu Andriepun melenggang keluar dari rumah dan terdengar motornya sudah keluar dari rumah.

"Ini yang adeknya gue apa Kinar sih?" celetuk Wira pelan.

"Wir, beneran ya. Kalo lo masih main PS. Gue bener bener pulang." ujar Kinar melihat Wira kembali memegang stick PS-nya.

"Iya,Nyonya. Nih gue beresin." ujar Wira kesal dan langsung mematikan PS-nya dan merapihkannya.

"Wir, laper! Bikinin indomie dong." ucap Kinar yang sudah tak tahan menahan lapar diperutnya.

"Mbok..." panggil Wira. Kinar langsung membekap mulut Wira. Wira yang merasa kesal dengan Kinar langsung mencubit tangan Kinar dengan kencang.

"AWWW!"

UNAVAILABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang