Eternity ( Sequel 2 )

174 15 17
                                    


~~Happy Reading~~

.

.

.

"Uisa! Bagaimana keadaan, Taekwoon?"

.

.

.

"Keadaannya tidak terlalu buruk, untung kau cepat membawanya kesini, kalau tidak saya tidak tahu apa yang akan terjadi" Jelas Uisa.

Terlihat jika mereka menghela napas lega. Hakyeon lantas memeluk Tuan Jung kembali karena senang, Tuan Jung membalas pelukan hangat Hakyeon. Tuan Kim juga tersenyum lega mendengar keadaan Tuan mudanya yang baik-baik saja.

"Tapi, rumah sakit kami kehabisan darah yang segolong dengannya, apakah ada keluarganya yang dapat mendonorkan darahnya?" Tanya Uisa tersebut.

"Saya bisa! Saya Appanya" Ucap Tuan Jung membuat Hakyeon melepaskan pelukannya.

"Baiklah..Anda bisa ikuti saya?"

"Tentu saja..Hakyeon sayang, kamu disini bersama Tuan Kim ya?"

Hakyeon mengangguk sembari tersenyum, Tuan Jung pergi mengikuti Uisa. Hakyeon mendudukan dirinya di kursi tunggu dengan ditemani oleh Tuan Kim.

"Aku sangat senang, Woonie tidak apa-apa, Ahjussi" Ucap Hakyeon pelan membuat Tuan Kim tersenyum.

"Ahjussi juga.. Kalau kau tidak ada, mungkin Tuan Taekwoon sudah-/Akh..Sudahlah, Ahjussi. Aku hanya menjalankan apa yang seharusnya kulakukan, yakan?"Potong Hakyeon.

"Ahahaha nee.. Terserah padamulah"

Tawa Tuan Kim terdengar, ia juga mengacak-acak rambut Hakyeon pelan karena mendengar jawaban dari namja mungil didepannya. Hakyeon memang dekat dengan Tuan Kim selayaknya ia dekat dengan Tuan Jung. Mungkin karena Hakyeon sudah berada disisi mereka sejak lama. Dahulu sekitar 8 tahun yang lalu, setelah kedua orangtua Hakyeon meninggal, Hakyeon sudah dirawat oleh Tuan Jung. Eomma Taekwoon memang sudah tiada, Nyonya Jung meninggal di kejadian yang sama dengan orangtua Hakyeon.

Dahulu mereka, orangtua Hakyeon dan Taekwoon bersahabat. Mereka dekat sudah sedari mereka sekolah tingkat atas, membuat mereka ingin menjodohkan kedua anaknya, namun tanpa disadari. Ternyata kedua anaknya sudah saling mencintai sejak mereka masuk sekolah tingkat atas, yaa.. Jadi, mereka tak sulit untuk menjodohkan mereka tapi, kejadian yang sangat buruk menimpa.

Musuh dari perusahaan orangtua Taekwoon menyimpan dendam, musuh mereka ingin membunuh kedua orangtua Taekwoon, namun ternyata kedua orangtua Hakyeon telah mengetahuinya dan akhirnya mereka memutuskan untuk menyelamatkan kedua orangtua Taekwoon. Naas punya naas, ternyata kedua orangtua Hakyeon dan Eomma Taekwoon meninggal dalam kejadian itu. Karena merasa sangat menyesal dengan kejadian tersebut, Tuan Jung memutuskan untuk merawat Hakyeon sebagai ucapan terimakasihnya. Dengan persetujuan Hakyeon, Tuan Jung mengambil alih perusahaan orangtua Hakyeon. Dahulu Hakyeon masih duduk di bangku SMA tahun kedua, tak mungkin ia memegang perusahaan orangtuanya yang sangat besar. Setelah itu, perusahaan Jung dan Cha yang bergabung membuat keuntungan yang sangat berlimpah.

.

.

.

"Taekwoonie~ Sadarlah..Aku sangat merindukanmu, aku ingin melihat senyumanmu" Lirih Hakyeon.

Sekarang Hakyeon sedang terduduk di bangku di samping ranjang Taekwoon, Taekwoon sudah mendapatkan donor darah dari Appanya, jadi tinggal menunggu waktu untuk melihatnya terbangun. Hakyeon menggenggam erat jemari-jemari Taekwoon lalu mengecupnya pelan.

TES

"Neomu bogoshipeo, hiks. Woonie...Maafkan aku, aku tak bermaksud meninggalkanmu. Maaf karena mengingkari janjiku, maafkan aku. Aku sangat menyesal, hiks. Jeongmal mianhae"

"K-kau harus d-dihukum"

DEG

"Taek-Taekwoonie?"

Bagai anugrah yang turun, Taekwoon perlahan membuka kelopak matanya membuat Hakyeon senang bukan main. Ia tersenyum lalu air matanya menetes deras karena senang.

"Ya..Hukum saja aku, Woonie. Aku,hiks rela dihukum sebagaimanapun beratnya, hiks" Ucap Hakyeon semangat.

"Yak..Uljima" Ucap Taekwoon lirih yang masih dapat didengar oleh Hakyeon.

"Aniya..Aku tidak menangis hehe, aku hanya terlalu senang. Maafkan aku, Woonie.. Maaf aku sudah meningkari janjiku" Ucap Hakyeon menyesal.

"Aniya, gwenchana. Yang pasti sekarang kau disini, Hakyeonie. Jangan pernah tinggalkan aku lagi, mengerti?" Ucap Taekwoon lembut sembari mengusap air mata Hakyeon yang turun di pipinya.

"Geureumyeonn! Tidak akan, aku berjanji!! Akh! Aku harus menghubungi Jung Ahjussi, ia pasti sangat senang mendengarnya yakan? Seben-/Chup~"

Hakyeon menghentikan ucapannya saat benda kenyal milik Taekwoon menempel pada bibirnya dengan sempurna.

"Biarlah dulu..Aku ingin berdua denganmu"

Blus~

"Aihh ne ne neee!!"

Hakyeon menutup wajah merahnya dengan kedua tangannya menahan malu.

'Akkhhh...Malunya diriku'

"Sudahlahhh...Kemari! Aku ingin memelukmu" Ucap Taekwoon sembari menepuk-nepuk kasur di sebelahnya.

Hakyeon berbaring di samping Taekwoon lalu Taekwoon memeluknya erat, begitupula Hakyeon. Ia memeluk Taekwoon erat. Mereka saling memedamkan rasa rindu yang terkubur selama ini, benar-benar manis.

"Saranghae, Hakyeonie"

"Nado Saranghae, Woonie"

Tuan Jung dan Tuan Kim yang sedari tadi mengintip menutup pintu kamar Taekwoon dengan sangat pelan, lalu saling memandang dan tersenyum. Mereka tak ingin mengganggu moment indah tersebut. Dapat diketahui bahwa, dibalik kepedihan yang Tuhan berikan, akan ada akhir yang indah. Janganlah pernah lari dari keadaan, hadapi saja. Karena Tuhan memberikan musibah sesuai dengan kemampuan manusia itu sendiri.

THE N

Otte?? Udah manis kan akhirnya? Ahahaha siapa nih yang nyuruh bikin sequel?
Padahal itu rekor buat cerita gantung, soalnya authornya juga ga suka cerita sad ending atau ngegantung. Pas udah buat...ehh minta sequel, jadi indah deh akhirnya XD

Komen dong😂😂

#hhanie

ETERNITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang