1

512 84 8
                                    

Hari minggu yang cerah , matahari mulai menampakkan kehangatannya, burung berkicau, dan sebagian orang melakukan olah raga di pagi yang indah ini. Di sebuah rumah minimalis yang di huni oleh empat orang ini sibuk dengan sendirinya yang satu sedang memasak , satu sedang buang air besar di kamar mandi, satunya lagi membaca koran di teras depan rumah. Dan si bungsu menggeliat sembari merapatkan selimut bermotif pororonya dengan nyaman.

Keluarga Jeon memang seperti itu. Kepala keluarga yang bernama Jeon Namjoon, sang ibu rumah tangga bernama Jeon Seokjin, anak sulung yang sungguh dingin bernama Jeon Yoongi, dan terakhir si bungsu bernama Jeon Jungkook.

"Semuanya sarapan sudah siap!"

Mendengar kata sarapan kepala keluarga yang awalnya di teras langsung berlari menuju ruang makan beserta si sulung. Si bungsu? sudah pasti belum bangun.

"Aish kookie kenapa tidak bangun? Padahal sudah jam delapan."

Karna gemas bundanya  pun langsung naik ke lantai dua ke kamar si bungsu.

Krieet

"Selamat pagi , Jungkookie sayang ayo bangun nak sudah pagi," lantunan lembut sembari merapikan rambut sang anak dengan telaten.

Mendengar nama nya di panggil, si bungsu langsung bangun dan memeluk bunda. Kebiasaan jungkook kalau bangun.

"Eumm pagi bundaa." jawab jungkook sembari mengusak kedua matanya dengan tangannya. Sungguh ucul-able.

"Ayo sayang mandi dulu ya baru nanti sarapan bareng? Oke?" tutur bunda halus.

Dan jungkook hanya mengganggukkan kepalanya.

.

"Terimakasih sarapanya!!!" jika sudah selesai maka mereka harus mengucapkan kata itu. Karna bundanya sendiri yang meminta. —memaksa—

Karna bosan Jungkook langsung meminta ijin ke bundanya untuk keluar sebentar. Setelah mendapat ijin ia langsung pergi dan tak lupa mengucapkan salam kepada orang tuanya.

hanya membutuhkan waktu lima menit ia sudah sampai dengan berjalan kaki. Ia pun langsung menekan bel rumah tersebut sekali dan langsung di suguhkan wanita paru baya dengan senyum ke-ibuan nya.

"Eh Jungkookie mau cari jimin ya? Masuk saja dia ada di kamarnya." tutur ibu Jimin, teman sekelas jungkook.

"Baiklah eomma." jungkook sudah terbiasa dengan memanggil eomma ke ibu Jimin.

Jungkook langsung saja berjalan menuju lantai dua letak kamar Jimin. Ia pun langsung membukanya tanpa mengatakan apapun dan membuat sang pemilik kamar terkejut karna suara bantingan pintu.

Dan pemilik kamar hanya menatap datar.

"Huaaaa jiminie, kookie bosan~" tutur jungkook sembari meletakkan tubuhnya di kasur jimin.

Sedangkan jimin duduk di bawah beralasan karpet bulu yang lembut dan mahal.

"Hei kook memang kau sudah mengerjakan tugas kelompok?" ucap jimin sembari membaca komiknya yang tertunda.

"Eung, kerja kelompok? kenapa aku tidak tahu?" jawab jungkook sambil memiringkan kepalanya, bertanda bahwa ia bingung.

" waktu itu kau sakit di uks, dan ingin nya aku memberitahu tapi ternyata kau sudah pulang di jemput kakakmu yang manis itu."

Waktu itu jungkook lupa sarapan karna sang bunda ada acara arisan di pagi hari. Akhirnya dengan terpaksa ia berangkat sekolah bersama jimin dengan keadaan wajah pucat. Jimin yang menyadari temannya tidak enak badan ia menyarankan jungkook untuk istirahat, tapi memang jungkook keras kepala akhirnya ia pingsan saat pelajaran olah raga berlangsung.

Dan soal jimin menyebut kakak jungkook manis, ia tertarik dengan puteri es itu.

"Ah begitu, memangnya kau dengan siapa jim?"

"Hm aku bersama bambam," bambam juga sahabat jungkook.

"Kau tahu tidak aku bersama siapa?" tanya jungkook was was, ia takut jika nanti yang berkelompok dengannya anaknya kurang pintar. Karna sebenarnya ia sungguh malas untuk bekerja kelompok.

"Kau bersama Taehyung, si kacamata bulat di kelas."



.

bersambung

heheheh
kalo ada yang minat baca bisa ku lanjut (:
komenya kalo mau ehe

nur Freunde - kth + jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang