Chap 19 : Perjuangan Terakhir

226 8 0
                                    

Mengapa hubungan kami begitu rumit seperti ini? saat kami mulai berbaikan, orang tuaku malah menentang hubungan kami. Aku menatap langit-langit kamarku malas. Aku benar-benar malas untuk keluar dari kamarku sendiri. Ku pejamkan mataku lama.

“Aku tidak boleh seperti ini” ujarku bangkit dari tempat tidurku.

Aku akan coba untuk membujuk ayah. Walaupun itu adalah hal yang tak pernah ingin ku lakukan seumur hidupku. Perlahan aku berjalan ke ruang kerja ayah. Ruang yang sudah bertahun-tahun tidak ku masuki lagi. Ku ketuk pintu yang menghalangi dan ku buka perlahan. Ayah melihatku dari balik meja kerjanya dan lanjut pada kertas-kertas di depannya. Ayah memang selalu bekerja dan bekerja. Tak di kantor, di rumah pun ia selalu membawa pekerjaannya. Aku mendekat perlahan dan duduk di sofa depan ayah.

“Ayah” panggilku.

“Hmm” sahutnya tanpa melirikku sama sekali.

“Ayah restui hubunganku dengan Kei” to the point aku mengutarakan niatku mengunjunginya.

“Kalau kau hanya ingin mengatakan hal itu lebih baik kau keluar dari ruangan ini. Ayah sibuk”

“Ayah. Apa susahnya merestui kami? Masa lalu ayah itu masalah ayah, jangan sangkut pautkan dengan kami”

“Ayah tidak ingin menjadi besan dengan mereka!” suaranya mulai meninggi.

“Ayah sangat egois” ujarku sinis dan bangkit hendak keluar.

“APA KAU KATAKAN?!!!” Ayah semakin menaikkan nada suaranya.

“Ayah egois. Ayah Cuma memikirkan diri sendiri. Ayah tidak pernah peduli dengan kebahagiaanku dan mama. Ayah tidak pernah meminta persetujuanku untuk menikah lagi” tanpa berbalik aku bersuara.

Membuka pintu dan meninggalkannya yang sedang emosi. Sudah ku katakan hal ini keberhasilannya hanya 1%.
Semenjak mama meninggal, ayah tidak pernah mau mendengar pendapatku. Aku menatap ibu tiriku yang turun ke dapur. Semenjak kedatangannya keberadaanku dengan mama tidak pernah dianggap lagi oleh Ayah. Ia hanya mau mendengarkannya. Aku tahu dia baik sekali padaku. Tapi mengingat fakta bahwa kedatangannya memperparah penyakit yang mamaku derita membuatku tidak bisa menerimanya. Sepenuhnya.

Aku turun mengikutinya ke dapur. Dia sedang asik membuat kue dengan bibi. Ia menyadari kehadiranku.

“Oh Grein. Kamu mau apa nak?” tanyanya ramah.

“Ada yang mau aku bicarakan” ujarku dan berbalik meninggalkannya.

Aku berhenti di ruang tamu. Ibu tiriku mengikutiku. Ia menatapku penasaran. Semenjak kedatangannya ke rumah ini aku tak pernah mengajaknya berbicara seperti ini.

“Ada apa nak?” tanyanya.

“Aku ingin anda..tante membujuk ayahku” pintaku langsung.

“Apa ibu tidak terlalu berlebihan? Inikan masalah kamu dengan ayahmu. Dan kamu yang seharusnya meyakinkan ayahmu bahwa pilihanmu itu tidak salah”

“Tapi dia tidak pernah mau mendengarkanku. Dia selalu mendengarkan apa yang anda katakan”

Ibu tiriku tampak berpikir sebentar lalu akhirnya mengangguk. Aku harap cara ini bisa membuat ayah setuju dengan hubunganku. Aku kembali ke kamarku. Istirahat.

Bukan benar-benar istirahat. Aku hanya membaca kumpulan novelku yang baru ku beli kemarin. Membaca membuatku mengantuk. Perlahan novel ku tutupkan di wajahku. Mataku mulai terpejam.

“Tuan muda!!” panggil bibi yang tanpa permisi membuka pintu kamarku.

Aku menatapnya tidak suka. Dia sudah tahu bahwa aku sangat tidak suka dengan tindakan tidak sopan seperti itu. dia menunjukkan wajah panik.

Aku MataharimuWhere stories live. Discover now