Prolog

19 2 0
                                    

"Abang, jalan nya cepetin napa," gerutu Amanda kesal.

Yang dipanggil abang menoleh dan menatap lelah Amanda -adik kembarnya- , "Manda gue capek, lo gak kasian gitu sama gue? Gimana kalo kita makan dulu, terus nanti lanjutin lagi belanja nya?," Tawar Alden.

Alden Arkana Rayhan, seorang cowok SMA kelas X yang selalu menuruti segala kemauan adik tercintanya, termasuk menemani Adiknya itu belanja di mall sekarang. Alden tipikal cowok pandai memasak, pintar, periang, sholeh, dan tampan. Ralat sangat tampan. Namun satu hal yang tidak semua orang suka, Alden sangatlah cerewet. Mulutnya yang tidak bisa berhenti mengoceh itu membuat siapa saja yang mendengar kesal karena telinganya terus berdengung.

Tidak beda jauh dengan Alden, Amanda pun begitu. Kakak dan adik sama saja.

"Amanda, ayolah gue laper sumpah," rengek Alden, tangan nya mengusap-usap perutnya sambil menatap Amanda dengan tatapan memelasnya.

"Gak, pokoknya nanti. Lagian kita cuma ke 3 toko lagi,nanggung tau," Ucap Amanda kembali berjalan meninggalkan Alden.

Alden berjalan cepat, dan mensejajarkan langkahnya, "Kalo gue maag gimana? Lo mau tanggung jawab? Kalo gue sakit, yang nganterin lo belanja sama ke rumah temen siapa kalo bukan gue?" Tanya Alden sambil melipat tangan nya di depan dada.

Amanda mendengus, ia menatap Alden dengan pandangan kesal, "Yaudah deh kita makan dulu. Puas lo?"

Alden nyengir, "Nah gitu dong baru adek gue," Ucap Alden, tangan nya menepuk kepala Amanda.

🍦jatuh🍦


"Sekarang kita mau kemana? Beli apa? Ini udah sore loh Manda, nanti Mama ngomel kalo kita pulang kesorean," Oceh Alden.

Amanda menatap malas, "Kita ke toko baju, abis ini kita pulang. Kalo tentang masalah mama lo tenang aja."

"Dan satu lagi, please jangan banyak bacot ya bang, pusing gue dengernya," lanjut Amanda.

Alden melotot lalu menggeplak kepala cewek itu, "Ngomong di jaga ya! Ngatain kakak sendiri banyak bacot lagi, durhaka lo ya jadi adek! Mau gue kutuk??"

Mengendikkan bahu acuh, Amanda melenggang pergi dan masuk ke salah satu toko. Alden yang ditinggalkan akhirnya mengikuti adiknya ke toko itu dengan menghentak-hentakan kakinya.

"Kenapa diem aja?" Tanya Amanda mengangkat sebelah alisnya, ketika melihat Alden diam di belakangnya seperti bodyguard yang sedang menjaga.

"Oh, lo mau gue jingkrak-jingkrak kesana kemari?" Balas Alden. Ia sudah bosan berkeliling di mall yang luas ini, keinginan nya saat ini pulang dan tidur di ranjang empuk nya.

"Bukan gitu, maksud gue dari pada lo diem gak jelas, mending ikut bantuin gue cari baju yang pas. Biar kita bisa cepet pulang," terdengar geraman dari nada suara cewek itu, tapi Amanda hanya tersenyum manis menahan segala kekesalan nya agar tidak mengumpat di hadapan kakaknya.

Alden mengangguk-anggukan kepalanya paham, lalu ia memutar badan nya dan mulai mencari baju yang kira-kira pas dengan adiknya.

Alden menunjukan baju yang di pilihnya kepada Amanda, namun Amanda menggeleng tidak suka dengan baju pilihan Alden.

Ribet banget sih cewek, gerutu Alden dalam hati. Saat ia sudah mengembalikan baju itu ke tempat semula, tak sengaja matanya melihat baju yang menurut nya bagus dan cocok untuk Amanda. Ia bergegas mengambil baju itu, bersamaan dengan itu sebuah tangan juga mengambil baju itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JatuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang