2. The Best Brother

8.7K 328 22
                                    

Rio sedang mengajari Ify main basket di halaman belakang rumah mereka. Dia dengan sabar menjelaskan dan mempraktekkannya sendiri agar Ify bisa dengan mudah memahami.

"Shot" kata Rio menyuruh Ify agar memasukan bolanya ke ring. Ify pun menarik napasnya dalam-dalam. Kemudian dia mengambil ancang-ancang untuk melemparkan bolanya ke ring.

"Bagus!" seru Rio yang membuat Ify langsung membuka matanya. Tadi dia refleks menutup matanya karena tidak ingin melihat bolanya malah membentur papan untuk yang kesekian kalinya. Ify menatap heran Rio yang tersenyum kepadanya.

"Aku bisa? Tadi itu berhasil?" Tanya Ify tak percaya.

"Iya" Balas Rio yang langsung membuat senyum di bibir Ify merekah. Ify pun langsung memeluk Rio saking senangnya.

"Ma, pa, Ify bisa masukin bolanya ke ring!" seru Ify senang. Dia menarik tangan Rio agar segera menghampiri kedua orang tuanya.

"Jangan peluk-peluk mama. Kamu belum mandi sayang" Kata David yang membuat Ify langsung cemberut. Dia memanyunkan bibirnya karena dilarang sang papa untuk memeluk bundanya.

"Papa ih" kata mama Ify mencubit pelan perut suaminya.

"Yaudah Ify pelukin kak Rio aja" Kata Ify akhirnya. Dia memeluk Rio yang hanya dihadiahi usapan lembut tangan Rio di rambutnya.

"Ayo kalian masuk, terus langsung mandi. Mama sudah masakin masakan kesukaan kalian" Kata Rani menyuruh kedua anaknya untuk masuk ke dalam rumah. Dia lebih dahulu memasuki rumah dengan David yang masih menggamit pinggangnya mesra.

"Kakak lihat deh mama sama papa" Kata Ify berbisik kepada Rio. Dia mendekatkan kepalanya ke arah telinga Rio yang lebih tinggi darinya. Rio pun melihat ke arah orang tua mereka sesuai instruksi Ify.

"Kenapa?" Tanya Rio heran. Dia menaikan alisnya merasa heran dengan perkataan Ify tadi.

"Ify mau deh nanti punya suami kayak papa. Papa selalu bisa buat mama bahagia" Jawab Ify sambil tersenyum membayangkan sosok yang akan menjadi suaminya kelak. Rio hanya terkekeh mendengar jawaban polos Ify. Dia pun mengacak-acak rambut Ify karena merasa gemas.

"Kamu pasti dapetin laki-laki itu sayang. Sekarang Ify harus belajar dulu yang benar biar bisa gapai cita-cita kamu. Baru nanti kamu mikirin nikah." ucap Rio lembut. Rio melepaskan tangannya yang merangkul sang adik saat mereka harus terpisah oleh kamar mereka. Rio memasuki kamarnya dan begitu juga dengan Ify.

*****

Rio langsung menuju meja makan setelah dia selesai membersihkan diri tadi. Dilihatnya sang mama yang sedang memindahkan masakan ke meja makan. Dia pun langsung menghampiri mamanya dan menawarkan bantuan.

"Rio bantuin ma" Kata Rio meraih mangkok sayuran yang ingin mamanya bawa ke meja makan.

"Makasih sayang" balas mamanya yang hanya disenyumi Rio. Diapun langsung membawa mangkok itu ke meja makan. Rio hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah sang adik yang benar-benar manja. Ify saat ini sedang menuju meja makan dengan bergelayut manja di lengan papa mereka. Sementara sang adik bungsu tidak terlihat sama sekali.

Setelah selesai makan, Ify pun membantu mamanya mencuci piring bekas makan mereka tadi.

"Duarr!" Seru Rio mengagetkan Ify. Hampir saja Ify menjatuhkan piring yang ada di tangannya karena terkejut. Beruntung Rio langsung menangkap piring itu.

"Kak Rio ngeselin banget sih" Kesal Ify yang hanya dibalas kekehan oleh Rio.

"Rio jangan gangguin adik kamu" seru mama mereka dari luar dapur.

(Not) Forbidden Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang