Part 5. Ketika Cinta Tidak pernah Memihakku

429 9 2
                                    

Alisha menjatuhkan tubuhnya di atas ranjangnya, dia hembuskan napas panjang seakan meringankan beban di dadanya., matanya menatap nanar ke arah nakas di sebelah ranjang, bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman manis saat menatap bingkai foto yang memajang fotonya berseragam putih biru bersama dengan Alfa dan Raisa.

Alisha bangun dari posisi tidurnya kemudian menggambil bingkai foto itu dan jari lentiknya mengisap lembut wajah Alfa. Kenangan beberapa tahun silam melintas di benaknya.

Flashback

"Raisha..., tungguin dong...,"

Alisha berlarian sambil tanggan kanannya memegang sapu lidi dan tangan kirinya memegangi ujung rok birunya yang dia singkap agak ke atas supata mempermudahkannya dalam berlari.

"Cepetaan...," jawab Raisha sambil tetap berlari mendahului Alisha

"Jangan kenceng-ken...,"

BRUAKK!!

"Aduh..., jalan tuh liat-liat dong,"

Alisha meringis sambil memegang keningnya yang terbentur sesuatu, posisinya tengah terduduk di tanah, yups..., seseorang menabraknya sehingga dia jatuh.

"Sorry ya..., aku keburu-buru makanya meleng tadi larinya...,"

Ucap seorang pemuda seusia Alisha sambil mengulurkan tangannya pada Alisha. Alisha mendongak sambil menerima uluran tangan pemuda itu, matanya berbinar ketika menatap pemuda yang telah menabrak ya barusan.
Pemuda itu membantu Alisha berdiri, dan Alisha tidak berkedip menatap wajah tampan itu.

"Sekali lagi maaf ya..., emb..., aku Alfa, kamu?"

Alfa mengulurkan tangannya dan dengan cepat Alisha membalas uluran tangan Alfa.

"Alisha" jawabnya dengan disertai senyuman manis

"Masuk yuk..., bentar lagi MOS  dimulai!" ajak Alfa

Alisha menganggukkan kepalanya, kemudian Alfa menggandeng tangan Alisha dan membawanya berlari memasuki sekolah, Alisha memegang dadanya yang berdetak kencang kemudian sesekali tersenyum sambil menatap Alfa.

***

Alisha tersenyum simpul kemudian menaruh lagi bingkai itu di tempatnya semula. Alisha beranjak dari ranjangnya menuju kamar mandi namun langkahnya terhenti saat mendengar ponselnya berdering. Dia melangkah menuju ponselnya dan mengerutkan kening ketika melihat nomor tanpa nama yang tengah meneleponnya, dia geret tombol hijau dan mendekatkan ponsel itu di telinga kirinya.

"Halo" sapa Alisha

"Ya, Al!"

Alisha membelalakkan matanya mendengar suara di seberang sana.

"Dari mana kamu tahu nomor ponselku, dit?"

"Itu bukanlah hal yang sulit buatku, al. Kamu tahukan siapa aku?"

"Ya..., lelaki paling berengsek yang pernah aku temui"

Alisha mulai terpancing emosinya.

"Bukan aku yang berengsek, al..., tapi lelaki yang kamu cintai itu yang berengsek"

"Berhenti menyalahkan orang lain atas kesalahanmu, dit"

"Enggak al, aku tidak akan pernah berhenti menyalahkannya sampai kamu mau membuka matamu dan melupakannya, lihat aku al..., lihat apa yang sudah aku perjuangkan untuk kamu?"

"Apa? Apa yang sudah kamu perjuangkan buat aku?"

"Sampai kapan kamu begini al? Sampai kapan kamu dikuasai oleh bayangannya?"

Dua HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang