"Gimana? Saran dari gue kemarin udah lo kerjain kan?", tanya ci Butet pagi itu. "Siap cik, beres. Mau gue jelasin dulu sekilas cik?", jawab Popor sambil menawarkan hasil kerjanya.
"Boleh, coba jelasin dulu", ujar ci Butet."Begini cik..", Popor pun menjelaskan pada Butet sebelum rapat dengan dekan Fakultas di mulai, Butet pun selaku pihak yang bertanggung jawab dalam acara menyimak dengan seksama.
"Selesai", tutup Popor. "Yap, bagus banget. Sekarang lo harus siap dan lebih keren lagi ketika Dekan beserta petinggi kampus minta lo jelasin ke mereka, sip?", ujar ci Butet. "Oke siap cik", jawab Popor yakin.
Setelah Dekan dan jajarannya masuk ke ruang rapat, Popor pun menjelaskan secara detail acara yg akan dia handle beberapa minggu lagi.
***
"Hebat lo Por, bisa nyusun acara dengan se simpel itu. Pak Herry yg biasanya terkenal sebagai Dekan yg sering patahin suara dan pendapat mahasiswa, kali ini lo buat diem dan setuju hahaha", puji Apri pada sahabatnya.
"Acaranya simpel, gue nya yg rumit hampir ga tidur tadi malem mikir gimana buat acara yg se simpel mungkin sesuai keinginan fakultas yg kaya di bilang ci Butet. Tapi syukurlah, akhirnya bisa diterima. Kalo engga, mati gue", jawab Popor lega.
"Hahaha udah kelihatan dari raut wajah lo tadi pagi por, lesu bgt. Lo ngantuk?", tanya Apri.
"Dikit, kenapa?", jawab Popor.
"Sini biar gue yg nyetir, lo tidur aja. Kita kerumah gue ya, tadi nyokap gue masak buat sarapan sekaligus makan siang sebelum dia berangkat kerja, enak loh. Jadi, lo bisa nge hemat duit lo", ucap Apri sambil mengambil kunci mobil Popor.
"Eh gila, si mbok dirumah juga masakin makanan buat gue, kaya gue ga bisa balik aja kerumah menjelang kelas sore", bantah Popor.
"Mau balik kerumah gue yg 10 menit nyampe apa kerumah lo yg butuh waktu 30 menit perjalanan? Selain menyita waktu, menyita bensin mobil lo juga loh Por", ujar Apri sambil menggoda Popor. "Kalo begini emang paling bisa lo ya, kampret emang hahaha", jawab Popor sambil menjitak pelan kepala Apri.Sesampainya di rumah Apri, keduanya pun menyantap makan siang bersama. Tak terasa kantuk pun menyerang mata mereka berdua. Keduanya pun tertidur di depan TV sambil baring di sofa panjang. 3 jam kemudian, HP Popor berdering tanda pesan Whatsaap masuk. Namun bukan sang pemilik HP yg terbangun, melainkan Apri. Dilihat Apri pesan siapa yg masuk ke HP Popor, ternyata Ginting sang ketua kelas memberitahukan bahwa sore itu Pak Rexy tidak masuk kelas.
Sunggu sore yg indah bathin Apri, namun dia berniat mengelabui Popor.
"Por, Por. Popoooooorrrrr banguuuunnnnn!! Hoiiii banguunnn!!!", teriak Apri. "Apaan sih Pri? Berisik amat!", gerutu Popor.
"Kita telaaaat! Pak Rexy udah masuk, gimana nih?", tanya Apri berlagak panik."Lah serius? Ini jam berapa sih? Astagaaaa udah jam 4 lewat! Mampus kita Pri, kalo ke kampus juga telat ini kan? Haduh sialan, klo udah tidur siang begini nih akibatnya", sesal Popor sambil mengambil HP nya lalu memeriksa semua chat yg masuk.
Berniat ingin menitip absen pada Ginting sang ketua kelas, Popor membaca pesan terakhir Ginting yg menyatakan Pak Rexy tidak masuk kelas sore ini. Wajah Popor pun memerah tanda kesal, dilihatnya Apri dengan tajam yg sudah menahan tawanya sejak Popor kalang kabug tadi.
"Tahan Por jangan marah, lo masih butuh tidur. Yaudah gue balik dulu lah ya, kasihan si mbok sendirian dirumah", ujar Popor.
"Sip deh, hati hati ya. Cuci muka dulu sana, biar seger. Di kulkas juga ada minuman tuh, siapa tau aja lo minum bisa melek", sahut Apri.
"Tanpa lo tawarin gue juga niat mau ambil Pri hahaha", tambah Popor sambil mencuci muka di washtafel. "Gue balik dulu Pri, daaah", pamit Popor. "Yap hati hati Por", jawab Apri.*Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
S I L E N C E
FanfictionKetika aku masih diam dalam heningku, ketika hening dapat di rubah oleh senyum hangat seseorang bak matahari yang menghangatkan setiap pagi dan hariku. Popor adalah mahasiswi fakultas hukum yang terkenal aktif di kampusnya. Ia termasuk mahasiswa yg...