Angel and Dark. Friend or Enemy? (Book 2)

ch. 23

-Angel’s World-

Brak!

Kembali, satu rumah penduduk rubuh. Bukan karena bencana alam, tapi karena seorang black magician yang sedang mengamuk di tengah kota.

“TAHAN DIA!” teriak seorang werewolf pemimpin penyerangan tersebut. “לומפּוהגאַנץ (lumpuh total!)” gumam black magician itu saat para werewolf mulai menyerangnya kembali. Dengan cepat sebuah awan gelap mengelilingi gadis itu, awan itupun membesar dan menyebar, mengarah pada para werewolf. Saat awan hitam itu sudah menembus tubuh mereka, mendadak setiap inci tubuh mereka pun tidak dapat digerakan, oksigen serasa menipis. “Si-Sial” gumam salah seekor srigala berbulu coklat.

Black magician itu kembali menghancurkan bangunan-bangunan disekitarnya, tidak memperdulikan setiap warga yang sudah berlari ketakutan. “Denis! Denis! Dimana dia!? KALIAN BAWA KEMANA MATEKU!!?” teriak black magician itu yang tidak lain adalah Alice.

Bruk!

Tubuh Alice mendadak terpental cukup jauh karena terkena sebuah kilatan cahaya yang berasal dari seorang white magician. “Hentikan semua ini!” teriak white magician itu. “Cih! Siapa kau!? Berani sekali melakukan hal ini padaku! Apa kau tidak takut mati secara perlahan hah!?” ucap Alice geram. “Aku Shara, pemimpin para white magician. Aku tidak pernah takut dengan setiap mantra kegelapanmu itu” ucap white magician itu yang diketahi bernama Shara. “Pemimpin white magician ya, berarti kau tahu dimana mateku berada! Katakan padaku dimana dia sekarang!” kata Alice sembari berdiri dan mempersiapkan tongkat sihirnya lagi. “Oh.. kau mencari werewolf itu? Dia baik-baik saja, kami sudah memulihkannya dari mantra pengendalian. Sekarang bisakah kau tenang?” tanya Shara. “Aku tidak percaya padamu! Bawa dia kemari, sekarang!” kata Alice, tongkatnya sudah mengarah pada Shara. Gadis white magician itu hanya tenang saja, tidak berniat melawan. “Dia akan datang kemari sebentar lagi. Bisa kau turunkan tongkatmu? Aku bahkan tidak ada niat untuk melawanmu” ucap Shara. Alice tetap tidak mau mendengarkan Shara, tongkatnya tetap terangkat.

“Shara! Kenapa kau cuma diam saja! Apa perlu kita yang menangkap dia?” tanya seorang Vampire. “Tidak, kalian pergilah ke tempat pemulihan. Dia urusanku, Black magician adalah lawan white magician, bukan kalian. Pergilah” ucap Shara santai sembari terus menatap Alice. “Tapi kami tidak bi-” ucapan vampire itu terputus. “Ben! Pergilah! Sekalian bawa para werewolf itu. Mereka harus segera ditolong!” bentak Shara. Ben yang tidak lain pemimpin vampire itu hanya mengangguk sembari membawa 2 ekor srigala menuju tempat para white magician. “Sekarang hanya ada kau dan aku. Mari kita berbincang sebentar, dengan tenang tentunya. Sambil menunggu matemu itu sampai” ucap Shara sembari mendekati Alice. Alice tetap diam di tempat sembari memperhatikan tiap gerak-gerik Shara. “Cukup! Diam disana atau kau kubunuh!” ancam Alice. Shara berhenti berjalan. “Baiklah, bisa kau tenang sebentar? Dia sedang dalam perjalanan kemari” kata Shara. Alice tetap wapada menatap sekelilingnya juga menatap Shara. “Sebenarnya kau punya bakat untuk jadi seorang white magician yang hebat. Apa kau tidak tertarik untuk mencoba menjadi white magician?” tanya Shara memecahkan situasi tegang itu. “Tidak” jawab Alice dengan nada tajam. “Hm.. aku memberimu waktu hingga menjelang fajar besok, kalau kau tidak datang ke tempat pelatihan para white magician berarti kau menolak ajakanku, tapi jika kau mau, datanglah. Aku sendiri yang akan mengajarimu” kata Shara dia mengayunkan tongkatnya, membuat dirinya melayang di udara. “Nah, sepertinya aku juga harus pergi untuk membantu yang lain, selesaikan urusanmu dengan matemu itu, dan berhentilah merusak. Juga, pikirkan kembali tawaranku itu, tawaranku akan mengubah hidupmu” lanjut Shara. Dengan cepat dia melayang menuju tempat pengobatan yang lumayan jauh. Alice hanya menatap kepergian Shara dengan pandangan kesalnya, merasa diremehkan oleh white magician tersebut.