Alleta POV
Aku terbangun dari tidurku, mendengar suara notif dari handphoneku.
From: Monyet😘
Happy anniv sayang😘 sudah 7 bulan ya, terimakasih sudah mau menjadi kekasihku😍 maaf,aku bukan pria yang romantis. Aku hanya bisa berdoa kita slalu bersama🙏 amin.
Aku tersenyum melihat pesan seseorang yang sudah menemaniku beberapa bulan ini. Dia tidak romantis seperti yang ia bilang, ia terkesan cuek. Tapi menurutku ia adalah pria yang baik.
To: Monyet😘
Happy anniv juga😘 seharusnya aku yang berterimakasih sayang😊 sudah mau menemaniku, aku juga slalu berdoa semoga kita selalu bersama😁 semoga kita slalu bahagia😆 amin.
Ku sentuh send, untuk mengirim pesan balasan kepadanya. Aku turun dari tempat tidurku untuk membersihkan diri, hari ini kita berjanji untuk menghabiskan hari bersama.
Aku sudah bersiap memakai jeans panjang, kaos longgar, sepatu converse, serta rambut sudah ku ikat ala ponytaill.
"Ma aku pergi dulu ya" ucapku ketika selesai makan pagi.
"Hati-hati, salam buat Revan,calon mantu mama ya" ucap mama menggodaku, mama sudah tau hubunganku dengan Revan.Aku hanya tersenyum singkat tak menanggapi godaan mama, karna aku yakin pipiku sudah memerah.
"Jangan pulang sore!! Nanti sepupumu bakal kesini ta" teriak mama lagi, ketika aku sudah berada di ambang pintu.
"Iya ma, letta pergi dulu. Bye" ucapku balas teriak. Mama hanya menjawab dengan gumaman saja.
Kini aku sudah tiba di taman, tempat dimana aku berjanji bertemu dengan Revan.
Aku melihat pergelangan tangan, aku mengira sudah telat, aku berniat meminta maaf tetapi dia belum nampak juga.
"Sudah lebih 15 menit, mungkin Revan masih dijalan" gumamku ketika ia tidak membalas pesan singkatku yang menanyakan keberadaannya.
Aku mencoba mengalihkan rasa bosanku dengan berselancar di media sosial.
Sudah setengah jam aku duduk sendiri di taman ini, tetapi ia tidak menampakkan diri juga. Handphone Revan tidak aktif, aku hanya bisa pasrah menunggunya.
Matahari begitu panas, aku sudah lelah menuggunya kuputuskan untuk pulang saja.
Sudah tiga hari ia tidak ada kabar, jangan ditanya apa aku kecewa pasti aku akan menjawab 'Sangat' .Entah mengapa aku membuka salah satu akun sosial media, mencari akun Revan.
Aku terpaku pada salah satu foto yang mentag Revan, seorang cewek yang tengah memegang erat tangan Revan begitu mesra. Nampak foto dikeduanya, mereka sangat bahagia.
Air mataku turun begitu saja melihat postingan itu dengan caption tanggal dimana aku menunggu Revan di taman.
'Wanita itu lagi??' batiku bertanya miris.
'Apakah Revan selingkuh, tidak... Tidak mungkin' aku bergumam dengan gemetar.
'Mungkin dia hanya teman atau saudara, ya saudara'
Drtt..Drttt..Drtt
Handphoneku bergetar, aku melihat Id caller tenyata sahabatku, Vallen.
"Ta, kamu udah liat di IG Revan kan??" vallen bertanya dengan nada khawatir.
"Ya val, bilang kalau dia itu cuma saudaranya val, saudara val" aku merasa air mataku bergerak turun.
"Aku udah bilang berapa kali?! Dia itu tidak baik buat kamu ta. Sadar let, kamu sudah terlalu sabar dengan sika dia. Kejadian ini bukan cuma terjadi satu kali ta, ini bukan kebetulan. Aku tanya apa dia pernah menjawab saat kamu tanya wanita itu siapa?" tanya Vallen menggebu.