Mentari pagi mencoba masuk melewati celah kamar Yuki , mencoba mengusiknya agar segera bangun. Alarm handphonenya pun senantiasa mengusiknya dari keterlelapan. Yuki dengan cepat merogoh nakas yang ada disamping tempat tidurnya , mencoba mencari benda mungil yang membuat heboh setiap pagi. Ia mengerjapkan matanya mencoba membiasakan matanya dengan cahaya yang masuk ke dalam kamarnya. Jam dihandphonenya sudah menunjukkan pukul setengah tujuh , Yuki segera bangkit dan menuju kamar mandi .
30 menit kemudian Yuki segera mengenakan baju seragam SMAnya setelah selesai mandi . Disemprotkannya parfum yang baunya klasik . Setelah menyisir rambut dan menggunakan jepitan rambut kesayangannya , Yuki segera turun menuju ke meja makan . Tampak disana adik perempuannya yang paling kecil.Moonela yang sedang asik mengoleskan selai coklat ke rotinya . Disebelah Haruka tampak Yuri dan Velove yang sejak tadi pagi sudah berada dimeja makan .
"Lohh... tumben lo berdua bangun lebih dulu dibanding gue . Biasanya lo berdua kan paling males ! Ada apa nih ?" Sindir Yuki.
"Hari ini itu kita bakal kedatangan siswa baru , katanya sih ganteng jadi gue harus bangun pagi buat nyiapin diri gue biar maksimal ." ucap Yuri sambil mencomot roti isi dengan selai strawberry yang ketiga .
"Pokoknya kita harus dateng lebih awal ki ." Sambung Yuri yang kini sedang sibuk mengunyah.
Sejak dua tahun yang lalu , kelakuan ketiga kakaknya ini selalu berubah . Terutama kakaknya yang pertama Kak Yuki yang dulunya pencinta lelaki sama seperti kembarannya. Kini menjadi tak tertarik pada laki-laki yang hanya pasang wajah sok kecakepan . Mungkin karna pengalamannya dulu yang pernah disakitin pacarnya lebih tepat mantan pacarnya , yang ngehianatin kak Yuki dengan menghamili sahabatnya kak Yuki sendiri . Bayangin deh ?!, gimana nggak sakit cobak kalau yang cowok kelakuannya sekeji itu . Sakitkan? Yang pasti sakit banget! Apalagi sahabatnya diam - diam nusuk dari belakang. Kak Yuki berubah drastis belakangan ini karna semata-mata takut untuk disakiti lagi seperti dua tahun lalu , maklum kak Yuki orangnya sensitive kalau dia sudah sekali setia dan sayang dia nggak akan melepaskan apa yang udah menjadi miliknya , tapi sebaliknya kalau kak Yuki dihianatin sama yang cowok dia akan ninggalin yang cowok dan nggak akan pernah mau balik lagi . Katanya 'Jatuh dilubang yang sama untuk kedua kalinya , sama aja bunuh diri' .
"Munell...... ngelamun aja abisin tuh rotinya ntar kesiangan lagi !" ucap Yuki membuyarkan lamunan perempuan berpostur mungil dan berambut lurus panjang .
Moonel langsung nyengir kuda . Kalau sudah mikirin kakaknya , dia memang suka membawanya dalam lamunan .
"Munel abisin dimobil aja deh kak. Hari ini aku diantar pak mamang ya . Ntar kakak bertiga naik mobil sendiri atau diantar pak mamang ?" Tanya Moonel sambil berdiri dari duduknya .
"Kita naik mobil sendiri ." Ucap Velove asal .
"Oiya kak , bilangin ke mama, hari ini aku ada kerja kelompok jadi pulangnya agak siang ."ujar Moonel yang sudah diambang pintu .
"Bilang sendiri, gue sih ogah banget bilangin sama mama ,"lanjutnya asal sambil mencomot roti selai strawberry yang keempat .
Yuki menatap Velove dengan pandangan mata yang begitu tajam sambil meminum susunya , tatapannya seperti memberi intruksi kalau omongan yang tadi tak sopan . Suasana hening seketika saat tatapan Yuki mulai ditajamkan . Untungnya Yuri dapat mencairkan suasana yang sempat memanas .
"Eh Ki , lo tau nggak siapa cowok baru yang bakal menghuni kelas kita ?" Tanya Yuri sambil mengerlingkan bulu mata .
"Cakep nggak tu cowok ya ? entar biar gue jadiin pacar deh ."jawab Velove centil sambil memalingkan pandangannya.
"Eh bocah, lo tu baru kelas satu. Main embat kakak kelas aja! Emang Joni nggak cukup buat lo?" Sewot Yuri.
"Gue berangkat sekolah . Lo berdua mau bareng nggak?" tanpa banyak bicara Yuki bangkit dari tempat duduknya meninggalkan kedua saudaranya. Karna tak ada pilihan lain mereka segera menyusul Yuki yang saat ini sudah mengeluarkan Nissan March miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Magic
Teen FictionTernyata waktu memang mampu mengabarkan segalanya. Pelan-pelan aku paham. Siapa yang benar mencintaiku, siapa yang pura-pura mencintaiku . Aku mengerti, siapa yang benar-benar ingin aku menjadi miliknya seutuhnya. Siapa yang hanya ingin memberi janj...