O2. atensi

2.4K 392 132
                                    

Entah sejak kapan dimana saja matamu melihat, atensimu akan tertuju padanya.

.

.

.

"Jadi, waktu itu aku akhirnya memutuskan untuk menyatakan perasaanku padanya tepat setelah rapat komite beberapa minggu lalu dan apa yang aku dapat?"

Jaehwan memberikan jeda pada perkataannya, matanya membulat serius seakan dia tengah mempersiapkan diri untuk memberikan berita paling menakjubkan sepanjang masa. 

Seongwoo mengunyah tteokbokki-nya.

"Dapat piring cantik?" Celetuknya asal ketika kunyahan tteokbokki sudah meluncur bebas ke dalam kerongkongan.

"...aku benci padamu, hyung."

Seongwoo dan Jaehwan tengah terlibat dalam sesi diskusi dari hati ke hati pertama pada hari itu pada saat jam makan siang. Di tengah kantin yang sudah dipenuhi mahasiswa kelaparan, mereka masih sempat mendapatkan tempat duduk dengan begitu ajaibnya. Seongwoo sudah duduk dengan tenang dan menikmati makan siangnya sedangkan Jaehwan hanya memesan ice lemonade

"Ya, lalu, apa yang kau dapat? Bukan jawaban?" Seongwoo mengambil satu gigitan lagi sembari menatap temannya yang satu itu, menunjukkan bahwa dia tengah memerhatikannya. Jaehwan menghela nafas dalam dan mengaduk-aduk larutan minuman sari lemon di hadapannya dengan sedotan. 

"Masih lebih baik kalau dia memberikan jawaban," jawabnya, terdengar nada sedih pada intonasi pembendaharaan kata darinya,"tapi, bukanlah jawaban yang aku dapat. Dia malah menyuruhku untuk menunggunya memberikan jawaban. Sudah 3 minggu aku menunggunya, jawaban itu tidak datang juga."

Seongwoo hanya mengangguk-anggukkan kepalanya dan kembali mengalihkan fokusnya pada makanan lezat di hadapannya itu. Jaehwan yang melihat kurangnya reaksi dari si senior mulai merasa sedikit kesal. 

"Yah, hibur aku sedikit, dong, hyung! Adik kelasmu sedang sedih begini kau malah sibuk dengan tteokbokki!" Sahutnya sensitif. Yang ditegur hanya tertawa tak bersalah.

"Ya, ya, semangat buatmu, ya! Semoga kau segera dapat kepastian—JAEHWAN, BERDIRI!" 

Seruan lantang dari yang lebih tua mengagetkan Jaehwan dan menariknya paksa dari selimut kesedihan. Lantas, dia segera berdiri dari tempat duduknya dan Seongwoo dengan cepat mulai mengatur posisi dengan meringkuk dan membuat dirinya sekecil mungkin di belakang tubuh Jaehwan.

"Ada apa sebenarnya, hy—Hah, bukankah itu Daniel? " Jaehwan memicingkan matanya, berusaha untuk mempertajam penglihatannya. Tampak di kejauhan benar saja ada sesosok tubuh bongsor dengan pundak bidang dan memiliki rambut yang kali ini sudah berwarna coklat madu—astaga sudah berapa kali pemuda itu berganti warna rambut?—tengah berjalan memasukki kantin. Dia terlihat tengah menoleh ke kanan dan ke kiri dengan paras bingung, seperti sedang mencari sesuatu.

Atau seseorang.

"...Seongwoo hyung, kau pasti sedang menghindari Kang Daniel," Jaehwan rupanya cepat tanggap dengan situasi tersebut dan hanya dapat berkata datar. 

Di belakangnya, Seongwoo meringis. 

Ada apa dengan pasangan Kang Daniel dan Ong Seongwoo sehingga salah satu dari mereka bersembunyi dan yang lainnya mencari-cari? 

ludus •°:  nielong (( ✅ ))Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang