Ini hanya awal mula, dari apa yang akan terjadi selanjutnya. Mulailah mempersiapkan diri akan hal-hal yang tak terduga selanjutnya.
"Le lu denger ga sih? Apa yang barusan gue omongin" Diska bertanya dengan raut wajah murka.
"Ga. Emang tadi lu ngomong apa?" Jawaban yang ku lontarkan makin membuat Diska kesal tingkat DEWA.
"ASTAGFIRULLAH ELZA." Kini Diska menghela nafas kasar dengan muka yang kelewat frustasi.
"Gue perpus ya, dadah." Tanpa menunggu persetujuan Diska. Aku langsung berjalan keluar kelas meninggalkan Diska yang sedang menahan emosinya yang akan menjadi-jadi.
Koridor masih nampak sepi. Membuatku aman berjalan menuju perpustakan. Sampai ketika ada tubuh besar menabrak-ku dari belakang, hingga membuatku terjatuh ke lantai.
"Eh maaf-maaf. Ga sengaja sumpah." Setelah mengatakan perminataan maaf yang bahkan belum ku balas, ia keburu berlari kembali menuju arah tangga.
{}
"Hah hah hah hah, emang ya si botak hobby banget ngejar-ngejar kaya anjing." Tutur Aden kesal setengah mampus akan guru satu itu.
"Bangsat lu berdua ninggalin gue!" Kini Arlan mendumel kepada dua sahabatnya.
"Abis tumben lu lari kaya cewe Ar," Ungkap Deryl sembari mengatur napasnya.
"Gue tadi ga sengaja nabrak cewe, njir." seketika bola mata Aden dan Deryl terbelak tak percaya.
"Sumpah Lo?" Ujar Aden serta Deryl kompak.
"Au ah malas, kantin yuk."
Arlan dan kedua sahabatnya berjalan menuju kantin belakang sekolah, dimana tempat itu menjadi tempat ter pw bagi siswa belangsat semacem Arlan dan sahabatnya.
"Lan bener tadi lu nabrak cewe? Tuh cewe ga apa-apa kan yah?" Aden dengan tingkat kekepoannya bertanya dengan penuh selidik.
"Iyah, orang gue ga sengaja. Mana gue tau" Aden menghembuskan napas jengah setelah mendengar jawaban dari Arlan.
"Udah si Den, ga usah kepo jadi cowo. Macam Dayta aja lu." Deryl yang menyahut sembari meletakan tiga teh manis di atas meja,langsung duduk dibangku.
Aden yang sebal di sama-samakan oleh Dayta, sepupunya-Deryl mendengus kesal.
"Ga ada yang bagusan apa lu. Selain tuh cewe bar-bar bin kepo." Aden ga ngaca bahwa tingkat ke kepoan dia juga hampir setara dengan Dayta.
"Lu cocok abisan ama Dayta, sama-sama kepoan." Arlan menyahut, dengan nada agak sedikit ketus.
{}
Sudah sepuluh menit Elza menunggu kedatangan Diska di halte. Namun batang hidung cewe itu belum terlihat sama sekali.
Hari ini tak biasanya Diska mengajaknya pulang bersama padahal dengan jelas rumah mereka berbeda arah.
Namun sebagai sahabat yang baik meski sering membuat kesal, Elza tetap menunggu kedatangan Diska. Berulang kali ia mengecek jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Namun Diska tak kunjung datang.
Sampai ketika Elza melihat Diska berlari dengan tergesa-gesa menghampirinya.
"Ya ampun El, gue lupa kabarin lu sumpah. ternyata bang Dewa jemput gue hari ini." Diska merasa bersalah setelah membuat Elza harus menunggunya tanpa kepastian.
Ia lupa mengabari Elza bahwa hari ini ia pulang bersama Kakaknya-Dewa. Diska baru ingat ketika Dewa mengirimkannya pesan agar ia segera menemui Dewa di mobil.
"Sebagai tanda ganti waktu gue yang kebuang sia-sia nunggu lu, besok malam lu wajib traktir gue ke Mc'donalds." setelah mengatakan hal tersebut Elza pergi melangkah meninggalakan Diska yang terbengong tak percaya.
{}
Dengan kegatalan tangan, serta kenekatan yang haqiqi akhirnya gue kembali dengan cerita lama yang berulang kali di rombak.
#SEMOGAHARIKALIANBAHAGIA
Aeronmen
KAMU SEDANG MEMBACA
Kilas Balik
Teen FictionDari awal memang sudah salah. Kilasan itu kembali mengingatkanku atas siapa diriku sebenarnya. Dan seharusnya aku sudah sadar diri bahwa aku tak akan pantas bersamanya. "Seharusnya aku sadar diri dari awal. Dasar bodoh kau El" - Atria Elza Andai w...