who are you?

40 5 0
                                    

Pagi pagi sekali seluruh siswa SMA Tunas Bangsa sudah berkumpul dilapangan sekolah. Pagi ini adalah upacara pertama di tahun ajaran baru. Semua siswa sangat bersemangat untuk memulai kembali rutinitas nya sebagai pelajar.

Siswa dan siswi berbaris sesuai dengan kelas nya masing masing. Upacara berjalan kurang lebih satu jam sejak pukul tujuh dini hari. Setelah upacara selesai seluruh siswa kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran. Namun bagi kelas 10 yang memasuki ajaran baru, diharap untuk tetap berada dilapangan. Dikarenakan akan ada pembagian kelas sesuai lintas minat yang sudah di beri pilihan sebelumnya. Serta dilihat dari hasil laporan belajar.

Pak Subadri selaku wakil kepala sekolah menyampaikan beberapa hal yang perlu disampaikan. Setelah selesai, barulah siswa dan siswi mencari nama mereka yang tertera disetiap kelas.

Gania Aulia Devika. Atau yang lebih sering dipanggil Gaga, mulai berlarian dilorong kelas. Berharap dia mendapat kelas yang sesuai dengan apa yang dia harapkan. Akhirnya dia berheti didepan satu kelas. Dan namanya tercantum dalam data siswa dikelas yg tertera papan bertuliskan ' 10 mipa 1 ' .

Kelas favorit yang selama ini ia dambakan akhirnya tercapai juga. Dengan berlari kecil Gania masuk ke dalam kelas. Melihat ke sekeliling kelas masih ada seberapa bangku yang masih kosong. Dia menaruh tasnya di barisan ketiga dari depan. Bangku disamping nya pun masih kosong sampai tak lama kemudian ada seseorang duduk tepat disamping bangkunya.

Kini seorang cewek sudah duduk disebelahnya.  " permisi.. Gue boleh duduk disini? "

Gania sedikit kaget dengan kehadiran orang yg tiba tiba berada disampingnya.  " Oh.. I-iya boleh kok duduk aja kali. "

" oke " si cewek menaruh tas nya di atas meja kemudian duduk dan terlihat malu malu.

Gania merasa canggung, sudah setengah jam tapi belum juga ada percakapan diantara mereka. Sampai akhirnya Gania yang memulai.

" Nama lo siapa? Gue Gania Aulia Devika, panggil aja Gaga. "
Katanya ramah kearah lawan bicaranya.

Dia menjawab tak kalah ramah, bahkan teman barunya itu sempat memujinya. " Manis.. Nama gue Gita safitri, panggil aja Gita. "

" Biasa aja hehe. "

" Hehe iya jadi berlebihan gini "

" jangan kaku sans aja kali sama gue mah ga usah jaim. " Gania berusaha mencairkan suasana yg sangat garing ini. Dia seperti kehabisan topik pembicaraan. Matanya kini menatap lurus ke jendela yg ada disamping nya. Tidak ada yg lebih Indah untuk ditatap selain melihat rintikan air hujan di balik jendela.

Ya hari ini hujan turun dipemusim hujan awal ajaran baru. Tidak begitu besar, namun angin yg menerobos masuk dari celah jendela cukup membuat bulu merinding dingin.

Tidak lama kemudian, seseorang muncul dari depan pintu kelas. Rambutnya basah dan berantakan. Tangannya terus mengibaskan ke kepalanya berusaha untuk mengurangi air yg masih ada disana.

Dia terus berjalan lurus dengan tangan sibuk merapihkan segala hal. Baju yg berantakan, kepala basah, dan buku yg ikut terguyur hujan pagi ini.

Dia menengok keseluruh arah ruang kelas, mencari tempat duduk yg kosong dan mungkin juga nyaman untuk ia tempati.

Dia memilih tempat duduk yang berada paling pojok belakang. Sambil menaruh tas dan memasang earphone ketelinga. " Minggir, gue mau duduk disini. "

Lawan bicaranya pun minggir dan menurut dengan apa yg ia perintah. Gania yg sedang memperhatikan cowok itu dari tadi kini mulai terusik dengan sikap cowok itu. Sepertinya dia adalah tipe cowok bad boys dan cool yg bakal dikerubutin banyak cewek. Tapi dia tidak boleh memihak begitu saja tanpa tau kenyataannya.

                                 ****

Kring..

Kring..

Kring..

Tak terasa bel istirahat berdering mengumandangkan kepenjuru antero sekolah. Seluruh siswa berhamburan keluar kelas. Ada yg kekantin untuk makan, ngobrol, ada yg hanya diam dikelas, dan ada juga yg bermain dilapangan.

Setelah membeli beberapa makanan ringan, Gania dan Gita memutuskan untuk duduk dipinggir lapangan, melihat kakak kelas yg sedang bermain basket.

Sambil memperhatikan kakak kakak yg ga cuma ganteng, tapi juga terhitz disekolah sedang bermain basket, tidak diduga mata Gania justru mengarah ke cowok yg tadi pagi ia temui dikelas. Iya Gania memang merasa kenal karena dia teman satu kelasnya. Tapi Gania tidak tahu siapa nama cowok tersebut.

Matanya terus mengarah pada satu objek saja. Objek yg sangat ia penasaran, dia terus fokus menatap cowok itu tanpa berkedip sedikitpun.

Sayangnya Gita malah memecahkan suasana. " Woi lagi ngeliat apa si? "

Gania tersentak kaget, hampir saja ia kalap dan teriak. " ngggh- ga enggak. " katanya sambil menenangkan diri yg sedikit kaget.

" Oh liatin cogan ya. " ledek Gita lalu melirik ke arah cowok cowok yg sedang bermain basket.

Gania takut ketahuan, makanya dia berbohong. Karena walaupun Gania baru kenal Gita satu hari pun belum, tapi sepertinya Gita memang tipe cewek yg bawel. Tidak bisa diajak kompromi.

" Lah ga juga orang gue lagi liatin langit dari tadi masih mendung aja. " ucapnya ngeles.

" Oh kirain. "

" eh udah yu ke kelas, tambah mendung aja nih nanti takut ujan. " Ajak Gania yg tiba tiba ingin masuk ke kelas. Dan tidak lama bel masuk berbunyi.

Baru saja mereka hampir sampai didepan kelas, tapi mendadak saja Gania ingin buang air kecil.

" Aduh Git kok gue pengen pipis ya "

" Oh lo mau pipis? Yuk gue anter "

" Gausah, lo masuk duluan aja. Biar gue sendiri "

" Bener nih? "

Gania menganggukan kepala bertanda mengiyakan. Lalu dia sedikit berlari kecil berjalan ke arah Wc.

Hanya beberapa menit Gania sudah selesai, kini dia sudah berada di luar. Tapi sayangnya hujan kembali mengguyur. Kali ini cukup deras. Walaupun kelas Gania ada diseberang sana, jika ia memaksakan untuk berlari, tetap saja bajunya akan basah kuyup. Jadi dia memilih aman untuk tetap diam menunggu agar hujan sedikit reda.

Lorong kelas terlihat sangat sepi. Semua sudah berada didalam kelas masing masing. Hanya dia sendiri disini. Menatapi setiap lorong yg kosong sampai tiba tiba terlihat seseorang berjalan dari arah lorong paling belakang. Cowok itu sedang asik dengan gadgetnya dan earphone yg ia pakai. Sesekali melihat kearah depan. Lagi lagi dia adalah teman satu kelasnya. Bukan karena Gania sering memperhatikannya, dapat disimpulkan bahwa dia mempunyai rasa tertarik dengan cowok itu. Hanya saja ia senang jika menatap wajah cowok itu lama lama.

Kini dia terus berjalan mendekat, satu.. Dua.. Tiga.. Sekarang jarak mereka hanya terhitung beberapa langkah saja. Deg.
Entah mengapa tiba tiba jantung Gania terasa mau copot. Dia hanya perlu menetralkan dirinya.

Dan tanpa disangka, cowok itu menyapa Gania lebih awal. " Ngapain disini, Ga masuk kelas? "

Astaga Gania semakin tidak karuan. Dia terus berusaha agar terlihat tetap tenang. " Lg neduh kan ujan. " jawabnya sekenanya.

" Emang kelas lo dimana? "

" Itu.. " jarinya menunjuk kelas diseberang sana tepat pada kelas 10 mipa 1.

" Kayanya ujan nya lama deh, kasian kalo lama lama, nanti lo dihukum. Yuk gue anter. " cowok itu melepaskan sweater yg sedang ia pakai dan mengarahkannya keatas kepala Gania. Bukan, tapi keatas kepala mereka.

                          *****

        Thanks for watching.
Makasih udah sempetin mau baca (: jangan lupa vote dan komennya ya ❤

* Oh iya maaf cerita yg kemarin aku hapus dan diganti sama yg ini (':
* Tapi judulnya ga akan berubah ko (:
* Maaf jg masih banyak kekurangan (:

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang