karel susanteo

27 2 0
                                    


Semua orang disekolah tahu bahwa Karel susanteo adalah ' yang segalanya '. Semua ada pada dirinya, tidak sedikit orang yg iri dengan apa yg ia punya. Selain kaya Raya, Dia juga disebut sebut mempunyai posisi penting disekolah ini. Tapi soal posisi itu, tidak banyak orang tahu. Ia dikenal bahwa ibunya lah yang telah menyumbang dana paling besar dalam pembangunan sekolah ini. Dia juga terkenal sebagai siswa yang sangat berprestasi. Selain pintar, rajin, aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler, tapi terkadang sikapnya yang lepas kendali, seperti sombong, perkataannya mampu memblokade lawan bicara dan berlaku seenaknya, yg membuat semua orang benci kepada Karel.

Tapi dibalik semua itu, Karel adalah anak yang manis, lembut, dan mempunyai hati seperti malaikat. Tergantung bagaimana kita memahaminya.

Karel sangat menyukai olahraga apapun itu. Ia rajin berolahraga mulai dari ngegym, lari pagi dan sore atau joging, dan lainnya. Entah apa yg membuat dia sangat menyukai olahraga.

Kebetulan pagi ini di jam pertama adalah jadwal pelajaran olahraga dikelasnya. Semua siswa sudah berkumpul dilapangan lengkap dengan kaos olahraga.

Karel bersiap siap berjalan menuju barisan. Namun ketika sudah masuk dalam barisan, Pak Mul justru menyuruhnya maju kedepan untuk memimpin pemanasan.

Sebelum dimulai, ia sempat menengok keseluruh barisan. Selain bertujuan untuk merapihkan barisan, kini ia mulai mencari Gania. Entah apa yg telah menuntunnya mencari Cewek itu, tapi jika boleh jujur ia seperti merasa ada yang beda setelah tepat satu minggu Gania tidak masuk sekolah. Ia tau mungkin karena kaki Gania masih sakit sehingga tidak memungkinkan untuk cewek itu terus masuk sekolah.

Ternyata hari ini Gania sudah masuk kembali, Karel melihat sosoknya berdiri di barisan paling belakang. Gania sedang asyik mengobrol dengan teman samping kanan barisannya. Baru kali ini ia melihat Gania tersenyum dan tertawa. Sehingga diluar dari kesadarannya, kini Karel ikut terseyum. Entah kenapa, tapi pagi ini ia merasa sangat bersemangat.

Pak Mul menagkap basah Karel sedang senyam senyum sendiri dan menggodanya.

" Siapin barisan, bukan senyum senyum sendiri " celetuk nya namun hanya sekedar bergurau.

Karel tersadar dari lamunannya, kemudian mulai melakuan gerakan pemanasan.

*****


Pemanasan selesai setelah lima belas menit. Kini seluruh siswa diminta untuk berlari kecil mengelilingi lapangan.

Gania mulai berlari dengan sangat hati hati. Kakinya sudah cukup membaik, tapi terkadang jika terlalu banyak bergerak atau berjalan terlalu jauh, kakinya akan terasa sakit dan lemas.

Satu putaran sudah ia lewati, kedua, ketiga, dan yg keempat tiba tiba saja ia terjatuh. Kakinya tergelincir lagi. Kali ini dia berteriak kesakitan. Semua teman yang sedang berlari langsung menghampiri ke arahnya. Gita mencoba membangunkan Gania tapi dia tetap tida bisa berdiri.

Pak Mul menyuruh Gania diam ditempat dan beristirahat, sambil memijat kakinya yang sakit.

" aduh pak, aduh.. Sakit pak.. " rengek Gania kesakitan. Rasanya ia ingin menangis saat itu juga.

Pak Mul menenangkan Gania dan memberi arahan agar kaki nya jangan banyak digerakan. " Yaudah kamu tetap diam sampai pelajaran selesai " perintahnya. " kamu ga usah ikut praktek. Gita, kamu temanin Gania. "

" iya pak. " jawab Gita yg sedang membantu memijat kaki Gania.

Gania hanya bisa diam, sementara teman temannya sedang asik melaksanakan praktik. Tidak sengaja matanya menangkap Karel yg juga melihatnya. Gania memalingkan muka, ia merasa gugup dan berharap Karel tidak melihatnya.

Semua itu diluar apa yg ia pikirkan. Nyatanya setelah melihatnya, Karel justru menghampiri.

Dia berdiri tepat dihadapanya. Gania mendongak keatas menatap cowok itu. " Kenapa? " tanyanya

Kalau boleh jujur, kini Gania sedang salah tingkah dan gugup. Tapi dia berusaha agar terlihat biasa saja.

" nggak. " jawabnya singkat.

" Kakinya sakit, emng lo ga liat " Gita tiba tiba saja ikut menyambung.

" siapa? " Karel malah balik bertanya kepada Gita.

" kakinya Gania lah, masa kaki lo.. "

" lo siapa? "

" maksud lo? " Gita malah kebingungan.

" ya lo siapa? Yg gue tanya kan temen lo, bukan lo " Karel mulai mengeluarkan jurus mautnya. Yaitu memblokade percakapan agar dirinya menang.

" serah lo deh! " Gita kesal kemudian bangun dari tempatnya meninggalkan Gania.

Gania panik melihat Gita meninggalkannya sendiri hanya dengan Karel.

" Git lo mau kemana.. Git jangan tinggalin gue... " Gita tidak menjawab, dua terus berjalan lurus tanpa menengok kearahnya.

" jangan panik, lo itu makin lucu kalo lagi panik "

Tidak disangka Karel mengeluarkan kata kata seperti itu. Membuat jantung Gania berdebar semakin cepat.

Gania tidak bisa membalas ucapan Karel, dia berpura-pura tidak mendengar dan memilih memijat mijatkan kakinya.

Karel yg melihat Gania salting ketawa kecil. Rasanya ia ingin sekali membuat cewek yg ada didepannya kini semakin salah tingkah, agar raut wajahnya semakin terlihat lucu.

Dia kembali membuka topik obrolan yang pas. Masih dengan posisi berdiri. Ia mencoba meledek Gania.

" lo pasti pura pura "

Gania tidak mengerti dengan apa yg telah Karel ucapkan, tapi dia merasa bahwa Karel mengejeknya dan seperti tidak percaya bahwa kakinya benar benar sakit.

" pura pura gimana ya? "

" ya pura pura, sebenernya kaki lo ga sakit. Lo cuma lagi cari perhatian aja kan? "

Benar, Karel benar benar mengejeknya. Ia tidak percaya bahwa kakinya benar benar sakit dan sulit di gerakan.

" Oh lo mau gantiin posisi gue? Mau ngerasain gimana rasanya? biar lo ga asal ngomong! " Gania mulai terbawa suasana. Padahal awalnya dia pikir Karel akan menolongnya lagi seperti kemarin kemarin.

Dengan tiba tiba Karel menginjak kaki Gania, beruntung ia refleks menarik kakinya agar tidak kena terinjak.

Juuggggghhh

" aaaaaaaaaaaaaaaa " teriak Gania kencang sekali. Semua teman menengok ke arahnya, namun yg dilihat tidak ada apa apa sehingga mengabaikannya.

Karel ketawa terbahak bahak melihat kejadian itu. Sebenarnya ia ingin mengajak Gania bercanda, tapi sepertinya Ganian tidak bisa diajak bercanda.

" tuh kan lo pura pura, alah udah deh ga usah pencitraan. "

" lo tuh ya, mau lo apa si ganggu gue terus?! Mending sekarang lo pergi, pergi!!! " bentak Gania. Emosinya saat ini sangat tidak bisa dikendalikan. Gania tidak suka denga bercandaan Karel tadi. Kakinya benar benar sakit, tapi saat Karel hampir menginjaknya, dia sungguh refleks menarik kakinya seperti terlihat baik baik saja.

Karel pun sedikit terkejut melihat reaksi Gania. Dia tidak tahu bahwa Gania akan semarah ini padanya. Tapi Karel sangat suka melihat Gania marah marah seperti itu. Dia selalu merasa gemas dengan Gania. Sehigga dia ingin terus menerus menjadi orang yg menyebalkan dihadapan Gania.

Karel menepuk kaki Gania yang sakit. " Cepet sembuh, dasar alay " Kai ini dia pergi meninggalkan Gania, dia ikut bergabung dengan temannya berolahraga dan tersenyum tipis kearahnya.

Gania mulai kesal dengan sikap Karel yg tiba tiba beubah derastis seratus delapan puluh derajat dari awal ia kenal. Gania pikir Karel susanteo adalah ' orang yang menyenangkan '. Dia salah, salah besar. Dibalik semua itu, ternyata ia juga adalah orang yang menyebalkan.

Thank you, thank you banget udah mau baca hehe (;
Vote dan komen yah bye.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang