1

12 1 0
                                    

Hujan turun dengan derasnya. Membasahi kota ini hingga membuat suara gemuruh disetiap sudutnya. Selalu saja ia seperti itu ketika hujan datang,menurutnya hujan itu dinikmati untuk orang yg sedang bersedih.

"Shit kenapa mesti hujan sih gue kan jadi gabisa jalan" hanya dumelan itu yg ia keluarkan dari mulutnya

Gadis itu terus memandangi setiap butiran air turun dari langit berharap air itu berhenti turun namun bukannya berhenti tapi butiran itu makin membesar dan banyak, menghela nafas sebanyak² telah ia lakukan, tak tahu harus apa ia membuka novelnya. Hampir semua novel yg ia punya bertemakan hujan, ia memang tak suka hujan tapi bukan berarti ia membencinya, ia membeli novel tentang hujan karena ia ingin tau apa yg membuat semua orang menyukai hujan bahkan sangat bahagia. Ia tau hujan membawa berkah,ia juga tak bodoh kalo hujan membawa kehidupan tapi mengapa sampai harus berlebihan seperti itu. Memang hanya hujan yg bisa membuat mereka bahagia? Bagaimana dengan matahari, bintang atau bulan?

"Sunny, fajar datang tuh" seorang lelaki dewasa menggeser pintu kamar gadis itu.

"Apa ka? Suruh aja ke kamar aku lagi mager turun" ucap gadis itu sambil menurunkan novel yg menutupi wajahnya. Kakak gadis itu hanya mengangguk.

Tak lama berselang seorang lelaki seumuran gadis itu masuk ke kamarnya. Melihat sunny sedang menyelonjorkan kakinya lelaki itu iseng mengelitikinya,

"Hahaa lo ngapain kesini sinting, udah ah gausah ngelitikin gua bego geli hhaha" lelaki itu menghentikan kegiatannya ketika gadis itu menendangnya.

"Iya lo,gua dateng malah dikacangin tadi mah dichat sayang dateng kesini ya hujan mager" mendengar ocehan lelaki itu.Sunny memutar bola matanya. Perasaan ia mengirim chat itu ke gibran pacarnya bukannya pentol korek.

Sunny tidak heran kenapa fajar bisa dateng kesini karena fajar adalah mantannya. Mantan bukan berarti musuhankan itulah prinsip sunny, jadi ia tidak kaget karena dulu ia sering begitu juga dengan fajar, malah yg ia heran kenapa pacarnya malahan yg lebih cuek bahkan sudah 3jam gibran tidak datang, padahal hujan berhenti setengah jam lalu. Tapi gibran tidak memberi kabar sama sekali, menurut sunny ia bukanlah pacar yg protektif memang ia mewajibkan untuk ketemu seminggu sekali hanya itu saja, kalopun mereka keluar paling makan itupun jarang, sunny tau bagaimana keadaan finansial pacarnya, apalagi gibran itu anak motor pasti banyak pengeluaran untuk motornya atau sekedar ngopi keluar sama temannya,bahkan gibran sering minta izin untuk keluar kota bersama teman²nya ya sunny hanya bisa mengizinkan.

Sun and RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang