3

8 0 0
                                    

"Kenalin ini sunny adiknya temen gua, dan ini vivan temen kampus seangkatan gua" ucap fajar memperkenalkan mereka berdua

"Halo gua sunny adiknya bang emon" sunny menjulurkan tangannya ke gadis itu yg bernama vivan

"Really lo adiknya emon? Gaada mirip²nya loh"membalas juluran tangan sunny
"Emanglah ka dia cowok gua cewek hehe lagian bang emon mah udah tua jadi gamirip hehe"
"Kamu lucu loh"
"Girls kalian udah laper blm? Kedapur yuk masak"teriaknya didalam dapur

Merekapun kedapur, karena sunny tidak mood masak jadi ia hanya memilih memperhatikan bahkan sekali² ia memprotes kalo ada bahan masakan yg salah masuk. Sunny itu sangat pandai memasak tapi orang² berpikir dia itu tidak bisa memasak karena ia jarang memasak padahal kalo ia sedang mood masakannya bisa membuat orang ketagihan cara memasaknya pun sudah tingkat dewa. Itulah alasan ia bekerja sambilan dikafe sebagai chef mungkin karena ia mahasiswa banyak yg mengira ia bekerja sebagai pelayan.Setelah berkutat sekian lama dengan peralatan didapur masakan pun jadi, walau terlihat kurang menarik tapi siapa yg tau rasanya.
10 menit kemudian
Garpu,sedok, mereka masih berada ditangan belum menyentuh makanan sama sekali,
"Masakan lo gaenak jar" mengambil daging didekat fajar
"Hehe enak ko coba deh jgn dianggurin kasian" fajar merayu vivan karena hanya ia yg belum memakan makanannya
"Enak ko cuma kurang aja" vivan pun mengeluarkan pendapatnya mengomentari masakan mereka berdua
"Semoga kurang banyak" fajar menaikan turunkan kedua alisnya.
"Goblok eh abis makan balik yuk,mau hujan kayaknya" sunny melempar serbet disampingnya ke muka fajar ia tak tahan melihatnya terlihat konyol
"Enak kali hujan mah sun"
"Nggak suka ka"
"Kenapa?"
Sunny hanya menggeleng, merekapun menghabiskan makanannya dan segera pulang kerumah, vivan pulang bersama mereka karena ia tak membawa mobil fajarpun mengantar sunny terlebih dulu karena hari sudah menjelang malam. Bukannya sunny tak bisa bebas tentu saja kakaknya membebaskannya tapi sunny dididik sejak kecil untuk tidak pulang malam, takut kenapa² itulah pesan yg sedari dulu di tanamkan makanya setelah ia merantau ia memilih mengingat dan melaksanakan nasihat orang tuanya. Fajar menghentikan mobilnya didepan rumah sunny, sunny pun turun dari mobil fajar mengucapkan terimakasih dan berdadah² ria.
Saat ia membuka gerbang rumahnya terlihat motor gibran sedang terparkir digarasi rumahnya senyum merekah diwajah sunny iapun berlari memasuki rumahnya.
"Gibran!!" teriak sunny saat membuka pintu rumahnya ia berlari menghampiri lelaki itu diruang tamu
"Yatuhan sunny gausah lebay gitu ah" ucap lelaki itu gusar
"Tuh kamu mah gitu selalu, aku tuh kangen kamu, trus kamu ngapain kesini kalo ga kangen aku" sunny kesal pada gibran,seharusnya lelaki itu tidak seperti itu setelah meninggalkannya seharian.
"Aku mau ngomong serius sunny" tiba-tiba muka gibran berubah serius lebih tepatnya murung sedih menyebalkan itulah yg sunny rasakan.
"Mau ngomng apasih sayang" sunny memeluk gibran dan mengecup seluruh wajah lelaki itu.
"Sunny" nada suara gibran berubah memperingatkan
"Aku mau kita break dulu" sunny terkejut bukan main bahkan ia tak tau harus berbuat apa.
"Berapa lama?" hanya pertanyaan itu yg keluar dari bibir mungilnya
"Aku ga tau" sunny lebih terkejut dengan pernyataan lelaki itu.
"Gatau kamu bilang?iya trus kalo gitu semuanya gaakan kyk dulu lagi ngertikan maksudnya? Breaknya sampe kita dapet pasangan yg lebih baik gitu okelah aku gatau" sunny meninggalkan gibran sendiri, ia menangis benar² menangis ia lelah walau hanya 1tahun ia berpacaran dengan gibran tapi kenangan itu yg trus menghantuinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sun and RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang