Bagian 1

112 13 4
                                    

Salwa tersenyum senang menatap papan satu setengah meter itu. Bukan, bukan karena Salwa gila tetapi dia baru saja membaca selembar kertas lusuh yang tertempel di mading. Lantas dia kembali ke mejanya dengan hati yang berbunga-bunga dan tentunya dengan senyum yang tidak pernah pudar.

"Heh bocah, kenapa lo senyum kagak jelas gini sih". Alea menempelkan bokongnya dikursi kebanggannya itu. Yang di tanyapun diam saja dan itu membuat Alea gemas. Alea mendengus sebal sebab Salwa tetap tidak menggubrisnya.

"Awa!". Panggil Alea berteriak.

"Leak Bali lo ya, kasian jantung gue kan!" Jawab salwa yang tak kalah berteriak.

"Ya abis sih lo di panggil kaya orang budeg gitu. Lo gila ya senyum-senyum sendiri?" Alea menurunkan suaranya yang sudah seperti toa masjid.

"Lo mau temenan sama orang gila? Oh iya, gue gak gila kalo lo lupa. Gue kek gini gegara tempelan di mading itu noh".

Alea pun lari terbirit birit menuju mading kelas yang di maksud Salwa. Saking tidak sabarnya Alea menabrak meja yang sudah jelas-jelas berada didepannya.

"Meja sialan lo ya, gatau apa kalo gue mau lewat".

Reno yang suka ngupil di pojokan menatap Alea cengo. Yang benar saja gadis itu berbicara dengan benda mati.

'Selamat sore kembali mentari senja' .

Alea menatap tulisan didepannya dengan wajah datarnya. "Awa, apa yang spesial sama tulisan ini sih. Lo nipu gue ya wa?".

"Untung apasih gue nipu lo Leak Bali". Sambil memutar bola matanya malas.

"Atau lo suka sama orang terus lo ga bilang sama gue? Gue sahabat lo bukan sih wa? Kenapa lo ga cerita sama gue? Tega lo ya". Gadis itu mendramatisir keadaan.

Salwa meninggalkan kelasnya begitu saja, ia ingin mencari ketenangan di tengah kebisingan yang sedang Alea buat. Alea pun ikut keluar mengikuti keberadaan sahabatnya itu.

"Awa ih gue di cuekin. Jahat banget sih lo. Untung gue sayang".

Gadis itu pun mensejajarkan langkahnya dengan gadis yang sampingnya.

"Lo ga mau cerita sama gue Wa?". Alea memancing Salwa bercerita dengan menampilkan wajah sedih ditambah puppy eyes nya.

"Gue bingung Le, salah nggak sih kalo gue suka sama temen gue sendiri, gue takutnya dia nanti berubah". Alea membelalakkan matanya yang sipit itu.

"Lo suka sama gue Wa? Lo belok? Gila, gue belum dapet cucu mau kiamat aja Ini dunia". Protes gadis itu.

"Bodo ah bodo. Tolol banget sih lo Le. Gue bingung kenapa itu si Dion itu suka sama si lemot Alien macem Lo".

Gadis yang berzodiac Sagitarius itu meninggalkan Alea yang masih bingung dengan jalan pemikirannya sendiri. Dasar lemot.

***

"Lo sekarang kok jarang mencak-mencak?" Tanya Nira teman sekelasnya.

"Harus ya ra? Gue pengen tobat lah, gue gak yakin juga sih Hehehe"

"Abis tiap hari lo teriak teriak kek di hutan sama itu kembaran Alien lo si Alea. Terus tiba-tiba lo jadi pendiem gini kan aneh, ga kasian tuh sama si Alea kek anak kangguru kehilangan emaknya? Diakan jadi bingung mau duet sama siapa kalo lo jadi bisu mendadak gini Wa. Lo kenapa sih? Ga dikasih uang jajan sama emak lo ya?".

Pletak. Satu jitakan mendarat mulus di kepalanya.

"Anjirr. Kok lo jitak gue sih, gue kan nanya baik baik". Gadis cantik berkulit putih itu tidak terima dengan kelakuan Salwa.

Senja di OktoberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang