Setelah kejadian malam itu, hubungan gw dengan Wulan memang sedikit merenggang. Tercipta sebuah kekakuan saat kita bertemu langsung, se-santai apapun pembawaan hati Wulan pun ternyata disana masih tersimpan sebuah rasa sakit dengan semua kejadian ini. Begitu juga dengan gw, sesantai apapun pembawaan gw dengan Wulan tetaplah tersimpan rasa bersalah yang dalam terhadap Wulan.
Disisi lain hubungan antara Adel, Wulan, Ian dan gw masih tetap seperti biasanya walaupun kita bener bener sudah jarang bertemu karena kesibukan masing masing.
Tapi sejauh ini, Wulan sudah tertanam menjadi salah satu bagian yang terbaik dalam hidup gw sementara Adel tetap tertanam sebagai sebuah bagian intermezzo dari kehidupan cinta yang rumit.
Setiap kisah pasti punya akhir, begitu juga dengan kisah dua kamar ini....berakhir saat gw sedang ada tugas kerja di Yogyakarta
"............tuuuuuut.......tutttttt" suara HP mengagetkanku saat subuh tiba
"Halo To.....ayo bangun, siap siap ! " terdengar suara Wulan dari seberang
"iya...." suaraku masih terdengar serak
"ya udah, mandi dulu trus langsung berangkat ya ! " pinta Wulan
"iya Lan...makasih ya udah bangunin" gw tersenyum sendiri meskipun Wulan tidak melihatnya
"iya,ya udah deh ya....bye" Wulan mengakhiri pembicaraannya
Gw pun langsung beranjak menuju kamar mandi, setelah itu langsung menuju bandara Adisucipto Yogya untuk melakukan flight pertama ke Jakarta dan langsung menuju ke rumah Adel.
"..........To" sambut Wulan sambil mencium kedua pipiku di gerbang pintu rumah Adel
"....Lan ! " gw usap kedua rambutnya
"masuk yuk....udah ditunggu ! " ajaknya
"yuk...." gw gandeng tangan Wulan
".......hai, apa kabar To ? " sapa Ian saat gw sudah berada di dalam rumah
"baik...lo sendiri ? " saat gw peluk dan tepuk punggung Ian
"baik juga...." jawab Ian singkat sambil membalas dengan tepukan di punggung
".......udah ditunggu Adel" Ian tersenyum ke arahku
"............*cuppppp" kucium kening Adel
Tampak senyum indah Adel dalam tidurnya, senyum yang selalu menjadi pesona buat banyak orang, senyum yang selalu membuat orang penasaran ingin mengenal dan mencintainya.
".........To, bangun...Udah mau jalan" tepuk Wulan di pundak ku
"hah.....iya iya" ga kerasa gw terlelap karena terlalu capai
"cuci muka dulu aja sana...." pinta Wulan
"okay........" gw buru buru ke kamar mandi untuk cuci muka
Sesaat kemudian kami bertiga pun duduk di gerbang rumah Adel,....sedang menunggu Adel. Saat Adel keluar, kami pun berdiri menyambutnya dengan senyum. Dan akhirnya kami pun pergi..........
"Adel keliatan cantik banget ya To...." bisik Wulan di telingaku
"iya...." jawabku singkat
"lo masih sayang Adel to ? " tanya Wulan
"............" kubalas pertanyaan Wulan dengan sebuah senyuman dan usapan di kepala
"maafin gw ya To...." Wulan pun menitikkan air matanya
"udah ga apa apa Lan....lo ga salah apa apa kok" jawabku sambil mengusap air matanya
"harusnya gw yang minta maaf ke elo dan Adel" lanjutku
"giliran lo To....." sapaan Ian mengagetkanku
Kuterima sekeranjang bunga yang tinggal terisi separuh, perlahan mulai kutaburkan ke tempat Adel beristirahat untuk yang terakhir. Adel kini sudah kembali ke kamar, bukan ke kamar yang dulu biasa dia tempati.
Kini dia kembali ke kamar yang lebih indah, kamar tanpa kesedihan dan kemunafikan, kamar yang selalu terisi tawa dan keceriaan yang selalu dia idam idamkan selama ini. Kini hanya tersisa kami bertiga di depan sebuah gundukan tanah merah yang masih basah ini....Menatapnya seakan ga percaya bahwa ini terjadi.
".......ssssshhhhsss" ga kerasa air mata mengalir di pelupuk mataku. Air mata yang selama inikutahan untuk Adel
"udah To....." usapan tangan Wulan menyeka air mataku yang kini mengalir perlahan di pipi
"lo bilang ke gw kalo kita ga boleh sedih..." Wulan berkata lirih
"............" gw ga bisa berkata apa apa, gw bertekad untuk tidak merasa sedih dengan kepergian Adel tapi air mata ini mengalir dengan sendirinya , mengalir perasaan yang pernah terjadi antara gw dan Adel
"balik sekarang ? " Ian mengagetkan lamunanku
"yuk......" Wulan mengiyakan disampingku
"ikhlasin Adel ya To....." Ian menepuk pundakku dan berlalu
"iya yan.....biarlah Adel jadi kenangan yang terindah dalam hidup kita bertiga saja ! " jawabku dalam hati
Adel meninggal dalam sebuah kecelakaan tunggal di Tol Jagorawi, mobil yang dia kendarai tengah malam itu mengalami selip dan berguling berulang kali. Tidak ada alkohol yang ditemukan di diri Adel saat itu, dan itu bisa membuatku tersenyum karena dia memang benar benar sudah meninggalkan alkohol dari kehidupannya dan itupun diakui Wulan.
Kini hanya tersisa kenangan dari Adel, sebuah pengalaman hidup bersama seorang Adel yang mungkin bakal susah terlupakan buat gw, Wulan dan Ian.
Sebulan kemudian, gw sempatin lagi ke Jakarta untuk sekedar menjenguk makam Adel. Dan setelah itu gw langsung menuju Bandung, berusaha mencari memory memory yang tertinggal di balkon itu.
Di balkon ini, gw tatap satu persatu pintu dua kamar yang sedang ditinggal kedua penghuninya. Begitu banyak memory yang harus gw kenang disini, memory yang selalu tertanam di setiap sudut sisi ruang kost ini.
"................." perlahan gw menatap bukit ciumbeluit di seberang sana
"sekarang pasti lo udah tau ada apa sebenernya disana Del ! " dalam hati gw
"...bregh...." gw terduduk di bangku ini, dan gw lihat bangku kosong di sebelah gw, bangku yang selalu ditempati Adel selama dia hidup di kost ini.
"..........hmmmmmmmphhh" gw hanya menghela nafas panjang, menahan supaya air mata ini tidak terjatuh disini, tempat dimana kesenangan dan kesedihan berbaur menjadi satu.
Tidak ada lagi kopi disini, tidak ada lagi novel disini, tidak ada lagi suara gitar disini, tidak ada lagi canda tawa disini, tidak ada lagi air mata disini, hanya tersisa kesunyian. Biarlah semua itu tersimpan hanya di memory gw sendiri.
Di tengah kecantikan dan sifat Adel yang liar, ternyata di ujung hatinya masih tersisa kelembutan hati yang mungkin hanya gw sendiri yang tahu. Kini Adel sudah menemukan sisa gula nya disana, dia sudah bisa merasakan kopi terenak dengan campuran kopi dan gula yang pas. Dan biarlah nama Anto, Wulan dan Ian menjadi salah satu bagian dari kenikmatan kopi yang lo idamkan.
Kini masih ada yang harus gw lanjutkan dan gw jaga diluar sana....Wulan
The End
a Tribute to Dellisima a.k.a Adel