Tepat jam 6 pagi aku sudah berada di depan gerbang sekolah. Aku tidak melihat ada orang yang ada di dalam sekolahku. Aku berjalan masuk ke sekolah. "teeeeeeeet teeeeeet teeeeet" aku tersadarkan dengan bunyi bel itu, aku melihat ke langit lalu melihat ke sekolah lagi. Waktu aku melihat jam, aku kaget ternyata sudah jam 7. Hampir semua orang sudah berbaris disana. Dengan cepat aku langsung berlari untuk segera masuk ke barisan kelasku. "Stop!" aku dikagetkan yang kedua kalinya dengan suara itu, aku sangat sebal dengan satpam itu.
"Dimana dasi dan sabuk kamu? Siapa nama kamu?"
" Eeem, dasi? Oh iya pak lupa, ketinggalan dirumah hehehe. Namaku Ara, pak."
" Duduk disini dan cepat buat surat keterangan untuk kesalahan kamu karena lupa membawa dasi!"
Berisik banget itu Pak Jarotototot, sebutan yang biasanya dipakai teman sekelasku untuk memanggilnya dibelakang. Jika dia mengetahui bahwa namanya telah diubah seperti itu, tidak bakal berhenti berhenti dia akan memarahi kami. Aku tulis suratnya, dan ku dengar pak satpam marah marah lagi. Ku menoleh padanya, ku melihat seorang cowo yang ku pikir dia adek kelas, aku ingat aku dulu pernah tertarik padanya tapi aku pernah disakitinya. Ternyata dia terlambat dan dia hanya menunduk dimarahi pak satpam. Tak ada yang berani melawan kata kata nya. Dia juga disuruh membuat surat keterangan sama sepertiku. Dia duduk disebelahku dan menyapaku,
"hai"
Aku tak membalas sapaan itu, karena ku sibuk mencari alasan mengapa aku lupa membawa dasi. Upacara telah berlangsung, dan ku lihat kelas 12 IPS1 sedang bertugas upacara. Ku melihat cowo yang aku sukai memimpin upacara itu. Dia ganteng dan kelihatan cool banget. Aku tak berhenti memandangi nya.
"Heh suratnya mana? Sudah belum?"
Satpam itu lagi aku langsung cepat cepat menulisnya dan menyerahkan padanya. Dia juga menagih ke adik kelas tadi.
***
Guru tukang dongeng dan tukang comblang sebentar lagi akan mengajar kami.
" Selamat pagi, pak!"
Serentak kami mengucap salam yang telah dikomandoi oleh ketua kelas. Aku duduk disamping Janur, cowok yang bisa dikatakan idiot. Waktu itu aku duduk dipaling depan, saat sedang bercerita dengan teman seberang meja, tiba tiba ku mendengar suara
"ccrrggghh"
Ku lihat disampingku, sangat menjijikan. Dia meminta tisu padaku tetapi dia tidak menutupi ingusnya, dan ku katakan pada Siska
"Siska, coba lihat dia!"
"bwahahahahahahahaha"
"lhoh kok ketawa sih jijik gue tuh!"
" heyy siapa yang punya tisu?"
Dia menanyakan kepada semua penduduk kelas 11IPA2 yang kami tinggali. Akhirnya ada yang memberikan tisu, dan akhirnya benda hijau itu tidak ku pandang lagi. Bel istirahat berbunyi. Kata Elis ada yang menungguku didekat pintu kelas 11IPA2
"Ra, ada yang nungguin lo tuh. Katanya mau ngasih sesuatu. Kalo gue liat badge nya sih adek kelas"
"Yoi siap"
Aku sebenarnya males buat keluar, Fella sahabatku menanyakan apa yang dikatakan Elis tadi. Setelah dia tau, dia langsung keluar dan melihat siapa yang menungguku.
"Kak? Kakak temennya kak Ara?"
"Iya"
"Aku mau latihan PBB buat seleksi, aku udah ga ada waktu nunggu kak Ara lagi, ni tolong kasih kotak ini ke dia ya, bilang aja dari adek kelas, jangan sebutin namaku biarin dia sendiri yang tahu, makasih ya kak"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dissapointment
Teen Fiction[SLOW UPDATE] Seorang pelajar wanita yang telah disakiti oleh seseorang. Ia trauma akan cinta dengan orang yang sama, dan telah menanamkan rasa benci pada orang itu. Dia berusaha untuk menghindarinya, tapi? hati berkata lain. Dan orang itu berhasil...