Cp 1.

162 12 14
                                    

  –––––––––––––––––––––––––––––

Hari demi hari. Setiap waktu yang ku terjang, ku jalani dengan senyuman.
.
.
Pagi hari di sekolah begitu ramai seluruh siswa berteriak dan lantai penuh dengan taburan bunga. Aku segera melangkahkan kakiku menuju ke depan dan melihat apa yang terjadi di pagi hari ini.

" Hei, kenapa ini ramai sekali? " Tanya Youngbae dengan rasa penasaran.

" Apa kau tidak tau?," Jawab Jinwoo

Youngbae menggelengkan kepalanya.

" Huft, itu si pangeran. Dia menyumbangkan dana besar untuk sekolahan kita " Ucap Jinwoo

" Oh begitu, Terima kasih. Baiklah aku menuju ke kelas dulu. " Ucap Youngbae dengan memberikan senyuman.

Setelah di kelas dan murid - murid sudah berkumpul. Dimulailah pelajaran.

.
.

Kriiiiiiiiiiiiing.....

Waktu istirahat pun tiba, lega rasanya bisa melewatkan pelajaran yang mematahkan semangat dengan materi sulitnya. Para murid berhamburan keluar dari kelas untuk menenangkan perut yang kosong.

"Aishh... kurasa kepalaku akan pecah jika aku seperti ini terus" ucap Youngbae sambil mengacak rambutnya frustasi.

"Ah masa bodoh dengan guru idiot itu, lebih baik aku menuju kantin saja" Youngbae mulai melangkahkan kakinya menuju kantin sekolahnya.

.
.

Setelah memesan jajangmyeon langganannya. Youngbae mengambil tempat duduk dipojok dekat lapangan basket.

Ia sangat suka duduk disana. Karena banyak angin sepoi-sepoi yang lewat tanpa permisi.

Ia sempat melirik kearah lapangan basket. Banyak gadis-gadis dari sekolahnya sedang menjerit-jerit kesetanan melihat orang yang sedang bertanding dilapangan itu.

"Hei Youngbae, kau sedang melihat apa?" Tanya Jinwoo yang tiba tiba sudah duduk didepan Youngbae.

Youngbae sempat kaget melihat Jinwoo lalu menyahut "apa? aku? aku sedang melihat para gadis gadis disana. Mereka menonton siapa sih sampai menjerit seperti orang kesetanan?"

"Ah itu, paling mereka sedang melihat pertandingan perdana 'si pangeran' " ujar Jinwoo yang sengaja memberikan penekanan pada kata si pangeran.

"Apakah pangeran itu sangat tampan sampai mereka menjerit kesetanan seperti itu?" Youngbae mulai melahap jajangmyeonnya.

Jinwoo yang sedang memakan ramyeonnya terdiam sejenak sambil melotot kearah teman baiknya itu. Kemudian ia memakan mie nya dengan terburu-buru sebelum akhirnya dia berteriak,

"ASTAGA! APAKAH KAU BELUM MELIHAT WAJAHNYA?! DIA BAHKAN BERIBU- RIBU LEBIH TAMPAN DARI MINO. ASTAGA KENAPA KAU BELUM TAU"

Youngbae tersedak melihat temannya berteriak seperti itu. Dia pun buru buru meminum minuman yang ia pesan tadi.

"Ya! Jinu-ya! Kau ini bodoh atau bagaimana sih, satu kantin memperhatikan kita bodoh!" Youngbae memukul kepala Jinwoo dengan sumpit jajangmyeon "sudah ah, ayo makan" lanjutnya.

.
.

Mereka hampir menyelesaikan makan ketika–sekumpulan–gadis–kesetanan—kata Youngbae–itu masuk ke kantin. Dengan 'pangeran sekolah' mereka didepan.

" 'Oppa, terimalah bekal makan siang dariku ini, aku membuatnya sendiri' 'Oppa, ini aku belikan snack dan minuman dingin, terimalah' 'Sunbaenim, ayo kesini aku sudah memesankan banyak makanan untukmu' "

Heart on FrozeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang