Salahkah sahabat jadi cinta?

67 1 0
                                    


SALAHKAH AKU MENCINTAIMU ?!!!

Salahkah sahabat jadi cinta??

Sang mentari mulai menampakan wajahnya otak ku pun mulai berputar merekam semua tentang Okky, sahabat kecilku yang kini mulai menaburkan benih – benih cinta di hatiku. Mungkin juga aku sudah mulai gila padanya dalam tidurku pun dirinya selalu menghantui mimpi – mimpiku. Aku telah bersamanya semenjak kecil, main bareng, ngobrol sampai larut malam dan banyak hal lagi namun kini untuk bicara pun aku terlalu hati – hati, aku selalu gugup saat di dekatnya. Jantungku berdetak kencang saat ku melihatnya.

" Hai, nglamun muluk kerjaan. Buruan terlambat kita ntar!!." Suara Okky membuyarkan lamunan pagiku yang indah.

" Iya ...iya ...." Aku bergegas ke kamar mandi.

Setiap berangkat dan pulang sekolah aku selalu berdampingan dengannya, berjalan bergandengan tangan. Aku selalu merasa kalau dialah milikku, kekasihku.

" Ciieeeeeee, makin lengket aja berdua." Goda Rifka. Aku memalingkan mukaku menyembunyikan pipiku agar mereka tak melihat pipiku yang mulai memerah.

" Pasangan yang serasi, kenapa nggak jadian aja?!" Farhan ikut menggoda.

" Kalian berdua bisa aja, kita kan sudah bersahabat sejak kecil mana mungkin kita jadian." Kata Okky serius. Aku hanya diam menahan kekecewaan cintaku bertepuk sebelah tangan. Rasanya sakit sekali belum jadian tapi sudah patah hati mungkin itu kata yang tepat untukku.

" Memang ada yang salah kalau sahabat jadi cinta? Nggak kan??" Rifka memandangi aku dan Okky bergantian.

" Iya emang nggak ada salahnya, tapi dalam kamusku nggak ada ceritanya sahabat jadi cinta. Bener kan Nis?" kata – kata Okky semakin meyakinkan bahwa tak ada celah sedikitpun untukku memilikkinya.

" Heem." Kataku singkat.

Mataku mulai panas air matapun tak mampu ku bendung lagi kata – kata Okky disekolah masih mengiang ditelingaku. Jika aku menyatakan perasaanku akankah dia membalasnya? Atau berbalik meninggalkanku. Semua kata itu berputar cepat diotakku. Aku mencoba berdamai dengan mataku agar terpejam dan merajut mimpi bersamanya, memeluk erat dan memilikkinya meskipun sebatas mimpi.

Cahaya matahari mulai menembus kaca memantul kemata hingga terasa silau. Aku menarik selimutku lagi, enggan rasanya bangun dari mimpi – mimpiku untuk menhadapi kenyataan yang pahit.

" Nis..Nisa bangun udah pagi." Okky mengoyang – goangkan badanku.

" Ih ganggu aja sih." Bibir ku manyun.

" Lihat ni jam berapa?" Okky menunjukkan jam tangnnya ke hadapanku.

" Astaga telat nih." Aku langsung meluncur ke kamar mandi. Sampai di sekolah gerbang sudah tertutup, aku dan Okky mengendap – endap melabuhi pak satpam. Namun saat di depan kelas ada yang memanggil nama kita berdua.

" Okky, Nisa. Kalian terlambat lagi?" kata pak Mulya yang berdiri di belakang kita berdua. Aku sama Okky pun menoleh senyum cengar – cengir.

" Eh pak Mulya selamat pagi." Sapaku dan Okky bersamaan.

" Pagi, cepat kalian berdiri di lapangan hormat sama bendera." Kata pak Mulya tanpa basa – basi.

" Gara – gara kamu nih kita jadi telat dihukum pula." Okky menyalahkanku.

" Iya maaf nggak sengaja, nikmatin aja kali ya." Kataku santai. Dengan begini aku bisa berdua dengannya memandanginya, berbagi minum dengannya. Hukuman yang menyenangkan, apa perlu aku terlambat tiap hari biar bisa bersama dia.

SALAHKAH AKU MENCINTAIMUWhere stories live. Discover now