Harry Styles - Last First Kiss

383 15 4
                                    

Harry’s POV

Kulihat sesosok gadis yang sedang termenung menatap hiruk pikuknya lapangan sekolah pagi hari ini. Jelas terlihat banyak siswa mengitari lapangan hanya untuk sekedar menikmati pemandangan. Ada juga yang sedang duduk di pinggirnya. Tapi itu tidak penting. Yang terpenting adalah, apa yang sedang dipikirkan oleh gadis tersebut?

“Aurel, want are you looking for?” tanyaku.

“Nothing, Harry. Aku hanya sedang memikirkan seseorang.” Jawabnya. Siapa? Kurahap itu aku.

“Siapa?”

“Bukan siapa-siapa.”

“Umm, baiklah.. Kau sudah sarapan?” tanyaku.

“Not yet.”

“Ayo sarapan.” Ajakku disusul anggukan Aurel

Kami sudah sampai di kafetaria sekolah. Tak menunggu perintah aku segera memesan 2 sandwich tuna dan 2 gelas susu. Kalian tahu? Sandwich tuna adalah makanan favorite Aurel.

Aku dan Aurel sudah bersahabat semenjak kami bertemu saat masa orientasi siswa di SMA 2 tahun  lalu. Dan yang perlu kalian tahu, semenjak itu entah keajaiban darimana, aku dan Aurel selalu saja mendapat kelas yang sama. Sampai saat ini, aku dan Aurel sudah menjadi siswa senior di sekolah kami, kami masih tetap satu kelas.

“Heh, jangan melamun. Cepat habiskan makananmu!” ucap Aurel membuyarkan lamunanku.

“Memang makananmu sudah habis?”

“Sudah. Kau ini, masa kalah denganku?” ledeknya. Sementara aku hanya bisa terkekeh.

“Aku sudah selesai. Ayo kita ke kelas.” Ucapku.

“Bad habbit, Harold! Habiskan makananmu!”

“Aku sudah sangat kenyang. Lagipula apa kau lupa? Jam pertama adalah jam mrs. Julia. You know her so well, huh?” tanyaku. Sementara itu, dapat terlihat jelas wajah Aurel yang terkejut. Jadi, mrs. Julia itu adalah guru matematika kami yang amat sangat galak. Jika salah seorang muridnya datang terlambat walau hanya sedetik, maka ia akan menyuruhnya keluar.

“Oh gosh! Yasudah ayo lekas ke kelas.” Jawab Aurel kemudian menarik tanganku. Dan aku? Hanya mengikutinya sambil sedikit berlari kecil. Sentuhan lembut Aurel selalu membuatku nyaman berada disampingnya.

Kriiiinggg..

“Aurel, kau ikut dengan kami kan?” tanya Rissa, salah seorang teman kelasku.

“Umm, aku rasa aku tidak bisa. Aku sudah ada janji dengan Harry. Sorry guys.” Tolak Aurel. Seketika bibirku tertarik keatas. Aku tersenyum mendengar ucapan Aurel yang terkesan lebih mementingkankku.

“Oh begitu.. Ya, kami mengerti. Kau pasti lebih memilih bersama kekasihmu, dibanding kita.” Ucap Stacy, teman kelasku yang lain dengan nada menggoda.

“Ugh, shut up.” Jawab Aurel disusul tawa Rissa, Stacy, dan beberapa gadis lain.

Memang di kelas kami sudah dikenal sebagai sepasang kekasih. Bagaimana tidak? Kami selalu bersama dimanapun, dan kapanpun. Dari mulai berangkat sekolah, waktu istirahat, dan pulang sekolah. Bahkan aku dan Aurel adalah teman sebangku.

Walau kenyataannya aku dan Aurel bukanlah sepasang kekasih, aku senang jika mengetahui bahwa semua temanku menganggap aku adalah kekasih Aurel. Sejujurnya, aku memang sangat menyayangi Aurel lebih dari sekedar sahabat. Tapi aku belum mempunyai keberanian untuk mengatakannya.

“Harold? Kita jadi pulang dan belajar bersama kan?” Aurel membuyarkan lamunanku.

“Eh? Iya jadi, ayo.” Aku dan Aurelpun berjalan keluar kelas dan menuju mobilku untuk segera menuju rumah Aurel yang terletak hanya 3 blok dari rumahku. Rencananya, siang ini kami akan belajar bersama karena 2 minggu lagi kami akan melaksanakan ujian tengah semester.

One Shot(s) - One Direction / CLOSEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang