3

9.8K 735 20
                                    

Sebelum apel malam, Alvaro makan dengan hati yang dongkol. Bagaimana tidak? Ken membohonginya. Katanya Naufa ikut perguruan Yong Moo Do yang didirikan Pangdam mereka, tapi ia tak melihat Naufa sama sekali di sana.

Ia bahkan rela menawarkan diri dan berbohong sebisa mungkin pada Pangdam merrka untuk dapat izin ikut melatih di sana.

"Awas aja lo,Ken" grutunya disela-sela mengunyah.

Alvaro Wiratama benar-benar seperti bukan dirinya sekarang. Ia jadi cepat kesal bila berhubungan dengan Naufa. Ia bisa bertingkah konyol dan melalukan hal-hal yang tidak wajah bagi seorang Alvaro.

Ia tersenyum ketika mengobrak-abrik akun sosmed Naufa. Ia marah dan cemburu ketika melihat foto Naufa dengan seorang lelaki. Ia tak memiliki keberanian hanya untuk mengirim pesan pada Naufa. Ia, Alvaro, benar-benar menjadi orang lain.

Menjadi remaja yang baru mengenal cinta lebih tepatnya. Sepertinya, Letda muda tersebut baru mengalami puber disaat umurnya sekarang.

Wajar saja bagi tentara seperti Alvaro. Masa remajanya ia habiskan untuk mempersiapkan diri masuk akmil, tentu saja hal cinta-cintaan tak masuk dalam otaknya saat itu.

Apel malam yang hanya diikuti para tentara lajang ini berlangsung hikmat. Setelah apel, Alvaro melaksanakan tugas jaganya malam ini.

Malam yang sepi dan dingin ini, hanya diisi oleh nyanyian dari para tentara muda kesepian yang belum memiliki pasangan. Suara gitar menemani suara serak mereka. Alvaro memilih duduk di pojok bersama smartphonenya.

Ia mengetik sesuatu, lalu dipandangnya tulisan tersebut sebelum dihapusnya. Hal itu terjadi berulang-ulang. Otak pintarnya kehabisan akal untuk mengetik sebuah pesan pada Naufa.

"Tama, Tama... Kirim kata hai aja udah berapa kali hapus kau?" suara yang begitu Alvaro kenal mengintrupsi kegiatannya. Ia menoleh ke belakang, ada Ken yang membawa sepiring pisang goreng hangat buatan sang istri tercinta.

"Lo boong ya sama gue?" tanya Alvaro to the point. Ken mengerutkan keningnya.

"Bohong masalah apa?" tanya Ken serius ketika menyadari cara bicara Alvaro yang tak seperi biasanya.

"Naufa, dia gak ikut latihan tuh" seketika tawa Ken pecah membuat rekan-rekan mereka menoleh pada mereka.

"Siap, hormat, gerak!" komando salah seorang dari mereka. Para tentara yang pangkatnya di bawah Ken langsung bangkit dan memberikan hormat padanya. Ken membalas hormat mereka dan tersenyum dengan menahan tawanya. Sedangkan, yang setingkat dengan Ken hanya mengangguk dan balas tersenyum. Kemudian, mereka kembali pada aktivitas nyanyian mereka.

"Aduh, Tam, dia sms gue bilang kalau gak bisa latihan karna ngerjain deadline tugas" papar Ken menyusutkan tawanya.

"Kenapa lo gak bilang gue?"

"Pulsa gue abis. Ah udalah, Tam. Nih pisang goreng dari istri tercintaku buat kalian jaga malam. Aku pulang dulu ya, assalamualaikum para jomblo" Ken pamit dan melambaikan tangannya pada rekan-rekannya yang lain setelah menyerahkan pisang gorengnya.

Alvaro mendesis gemas pada Ken. Mentang-mentang sudah melepas status bujangnya, ia mengatai teman-temannya yang dulu menemani malam-malamnya yang suram sebelum menikah.

Alvaro memang baru dimutasi ke makodam ini, tapi ada beberapa rekan seprofesi yang ia sudah kenal lama. Seperti, Roni yang teman sekelasnya waktu SMA, Ken teman satu angkatannya, dan masih banyak lagi.

Alvaro bangkit dan mengantongi smartphonenya. Ia meletakkan pisang goreng tersebut dan mempersilahkan yang lain mengambilnya setelah ia mengambil sebuah.

RUN IN LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang