Kevin•1

18 1 0
                                    


Kevin membuka pintu ruang osis dengan sangat pelan. Dia mengedarkan pandangannya untuk mencari seseorang.

Dia masuk kedalam ruangan yang memiliki suhu dibawah 20°. Dikarenakan seluruh anggota OSIS adalah penggila suhu dingin, mereka patungan membeli dua buah air conditioner ditambah satu yang diberikan sekolah.

Ruang OSIS hanya diperuntukan bagi anggota OSIS, jika ingin masuk kedalamnya, siswa yang bukan anggota harus membuat surat izin.

Kalau Kevin? Dia adalah anggota OSIS, lebih tepatnya dia adalah Seksi Ekstrakulikuler. Dia mengetuai lima orang seksi Ekskul. Maka dari itu, dia bisa masuk ke dalam ruang OSIS.

Kevin melangkah pelan agar tidak diketahui siapapun. Sambil terus mencari seseorang, dia berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk bersembunyi.

Namun, pandangannya berhenti pada satu orang. Dia! Adalah orang yang dicari oleh Kevin.

Abella Ananda.
Dia merupakan kakak dari Adella. Gebetan Kevin. Tidak jauh beda dengan adiknya, Abel juga terlihat cantik alami untuk ukuran siswa kelas sebelas.

Kevin tersenyum lalu menghampiri Abel yang tengah mengetik laporan pensi dua minggu yang lalu.

"Psst, Psstt!!" kode Kevin pada Abel yang langsung membuat Abel membalikan badannya.

Dia menatap kaget pada adik kelasnya yang terlihat seperti tengah bersembunyi di balik meja.

"Kevin?" tanya Abel memastikan.

Kevin mengangguk dan mendekati Abel. Dia duduk dilantai tepat disamping Abel.

"Bel, gue mau tanya." ucap Kevin sambil berbisik.

Abel yang masih terkejut mundur beberapa langkah. Dia menatap Kevin kesal dan menjewer telinga anak itu.

"Aduhh, duh. Sakit eh! Sakit, bego!" umpat Kevin kesakitan.

Dia melebarkan matanya dan mengangkat Kevin dengan modal jeweran. Dia menyentil kening anak itu dan terus menjewernya.

"Kevin," ucapnya pelan dengan kesan yang lembut. Kevin mengangguk polos.

"LO KEMANA KEMAREN!?? HAH? ADA RAPAT, TAPI LO GAK DATENG! BEGO!" teriak Abel marah. Matanya berapi-api menatap anggota OSIS yang becus. Sangat becus. Hanya kalau ada makanan!

"Eh? Emang ada rapat? Aduh, sakit eh.. Eh sumpah sakit!" rintih Kevin dengan lantang.

"Sakit? Sakitan hati gue dimaki Pak Anwar! Lo gak tau ada rapat?? Kemana aja lo kemaren?" tanya Abel bertubi-tubi.

Kevin berpikir sejenak sementara tangannya berusaha melepaskan tangan Abel dari telinganya yang merah.

"Gue sama Adella kemaren." jawabnya polos. Abel mengerut dan melepaskan telinga Kevin.

Kevin mengelus telinganya dan menatap Abel kesal.

"Sama Adella? Adek gue?? Adel??" tanya Abel tak percaya.

Kevin mengangguk cepat dan tersenyum bangga. Entah apa yang dibanggakan.

"Oh, Adella?" tanya Abel lagi sambil mengeluarkan handphonenya dan mengutak-atiknya sebentar.

Dia menempelkan hp nya di telinga lalu menunggu sesaat.

"Hallo, Del??" Panggil Adel pada seseorang.

"......"

"Iya, kamu kemaren jalan sama Kevin ya?" tanya Abel.

"......"

"Wah.. Great job." puji Abel sambil mengedipkan mata pada Kevin yang terlihat senang.

"......"

"Oke."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LionaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang