-PROLOG-

88 35 30
                                    

Autor pov

"Woi ...bangun woii " teriak seseorang sehingga menganggu gadis yang sedang terlelap dengan nyaman. serayu berkacak pinggang pria itu kembali mengguncang tubuh gadis itu dengan kuat

"Dasar anak kebo, kaga bangun-bangun juga ni " pria yang berstatus sebagai kakak angkatnya itu mendengus kesal dan tanpa diduga iapaun menarik tangan dan menjatuhkan adik tirinya itu hingga tersentak kelantai. Membuatnya beradu kesakitan.

Gadis yang mendapatkan tubuhnya terjatuh kelantai dengan tiba-tiba merasakan sakit di area bokongnya "Aduh... bisa pelan-pelan ngga si lo? " ucapnya sembari meringis dan menggosok-gosokkan area yang menjadi korban kekerasan pagi hari. 

"Kagak. ini sudah jam 4"

"truss?"

"Lo turun, truss ke dapur "

"Trusss ?"

Masakin gue makanan, begoo!!! "

"Enak aja, gue ngga mau dan yahh... ini bukan jam bangun gue. bangunin gue kalau pembantu udah selesai masak, bye " tanpa pikir panjang iapun kembali membaringkan tubuhnya ke ranjang onebody miliknya lalu menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya dan mebalikkan tubuh membelakangi kakak tirinya

"Lo itu udah kelewatan yaa, lo harus ingat! lo cuman anak angkat di rumah ini jadi lo jangan pernah macam-macam disini. ini rumah gue, bangsat tidak tau diri lo " dengan keras pria itu meneriaki sembari mempelototi mata menatap gadis di hadapannya kesal.

Sakit. Itulah yang dirasakan gadis itu saat ini.  hatinya serasa di hujam oleh ribuan jarum, ia berusaha menahan butiran air yang sudah siap  terjatuh di ujung kelopak matanya. ia berbalik menatap makhluk di hadapannya sinis "Iya... karna gue tau gue hanya anak pungut disini jadi gue kagak berhak buat masak atau disiruh-suruh sama lo" kakaknya terdiam, berani-beraninya dia. dengan kesal akhirnya diapun berlalu dari kamar gadis itu lalu membanting pintu dengan keras

Tak lama Setelah kepergian kakaknya gadis itu tidak dapat menahan tangisanya, tanpa aba-aba air yang perkumpul di ujung matanya mengalir membasahi pipinya hingga ke rahang. ia kembali menjatuhkan diri ke atas kasur kecil namun tetap dapat memberikannya kenyamanan.

kini seprei putih itu menjadi basah membentuk lingkaran karena belum ada pertanda airmata itu akan berhenti. Kata-kata kasar yang selalu ia dengar setiap hari dari kakak dan ibu tirinya selalu terngiang di dalam pikirannya.  

Walaupun ia berusaha untuk kuat namun dirinya hanyalah seorang manusia biasa. Manusia yang memiliki hati yang sangat rapuh. Terkadang didalam benaknya hanya ingin melarikan diri dari kehidupannya yang  menyedihkan ini.

Dengan kasar ia segera menghapus air matanya. Dia harus kuat. Dia harus bertahan. Demi kedua orangtuanya. "Brengsek! Masa bodoh dengan mereka" kembali memejamkan matanya mencoba untuk kembali tidur.
.
.
.

"BLEIR!!! " teriak ibunya yang sudah duduk manis di meja makan

" ya mah.. " gadis manis berambut pirang dengan sigap melompat dari tempat tidurnya dan menuruni tangga menghampiri ibu angkatnya yang berteriak memanggil.

"Mama mau kerja, mana makanannya? "Cerocos ibunya tanpa menatap gadis itu setelah menerka bahwa ia berada di belakangnya.

" Kok tanya aku sih? Tanya pembantu dong"

"Dasar anak kagak berguna, truss kamu buat apa saya pelihara disini. haa?? " lagi dan lagi kata-taka kasar itu kembali terdengar. Gadis itu berusaha tenang. Secepat kilat ia menutup mata lalu membukanya. Berusaha untuk tetap kuat.  Dengan langkah lebar ia menghampiri ibu tirinya hendak prostes. 

BEING YOUR MAID ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang