setelah menyelesaikan tugas sekolah akhirnya dengan sedikit merasa bimbang ia memilih untuk kembali ke rumah dengan pemikiran bahwa ia akan dapat beristirahat karena memang tubuhnya sangat lelah "Aku pulang" dengan perlahan Bleir membuka pintu rumahnya dan berjalan masuk.
Setelah melepas sepatu, ia hendak menaiki tangga sebelum ia mendengar suara seseorang memanggilnya. Siapa lagi kalau bukan kakak tirinya?
"Udah pulang?"
"Belum" Bleir memutar bola matanya kesal. Bisa-bisanya pria itu bertanya seperti itu. apakah matanya kurang jelas melihat bahwa ia sedang berdiri di hadapannya sekarang?
"Kesini"
"Gue cape ken" kakak tirinya itu bernama Kenneth. Kenneth Rian Schole
Kenneth melempar remot tv asal sehingga menimbulkan bunyi yang cukup untuk membuat gadis di hadapannya itu terkejut.
"CEPETANNN" bentaknya. Bleir menghela nafas berat lalu berjalan mendekatinya.
"Apa?"
"Gue laper dari tadi nungguin elo, dan mama mesen lu bersihin rumah lalu cuci pakaian yang menumpuk di belakang sana"
Bleir tercengang sontak mengangakan mulutnya " kok gue sih kak? Mana bibi?"
"Mama mau mengurangi pengeluaran agar hemat, jadi pekerjaan bibi tidak kayak dulu lagi. Dia datang pagi dan pulang siang supaya gajinya dapat di kurangin" jelas Kenneth panjang lebar menatap Bleir yang semakin memelas
"Jadi sebaiknya lo mulai kerjaan lu dari sekarang. Sebentar lagi mama datang dan gue berani jamin pipi lu nggak akan selamat" lanjutnya diikuti dengan tawa mengejek
Tidak berminat untuk melanjutkan pembicaraan mereka, Bleir memutuskan untuk menaik kamarnya dan mulai mengganti kemejanya menjadi pakaian harian lalu mulai melakukan pekerjaan rumah seperti yang Kenneth sampaikan.
Setelah memasak makanan malam. Bleir kembali melanjutkan dengan membersihkan seisi rumah. Ia memulai dari ruang tamu
Dengan telaten ia membersikan fash bunga beserta foto-foto yang terpajang di atas lemari rias, satu persatu foto-foto itu ia bersihkan. hingga tanpa sengaja melihat sebuah photo kecil yang menggambarkan ibunya tengah tersenyum bahagia. Bleir tersenyum kembali mengingat ibu kandungnya lalu mengambil foto itu hingga tanpa sengaja tangannya menyenggol sebuah guci lalu terjatuh kelantai dan pecah berserakan.
Belum sempat Bleir membersihkan pecahan kaca itu. Sebuah teriakan histeris dari pintu masuk menggema sehingga membuat gadis itu terkejut kemudian menoleh kearah suara
"Ma...mama" gumamnya terbata-bata. Bleir ketakutan. Secara perlahan keringat dingin mulai menampakkan diri dari kulitnya melihat ibunya berjalan cepat menghampirinya dengan wajah yang terlihat penuh amarah. Bleir berdiri dan menundukkan wajah. Pasrah akan sesuatu yang akan terjadi setelahnya.
"Dasar perempuan tidak tau di untung, berani-beraninya kau merusak guci kesayanganku SIALANNNN!!!" Bentak ibunya. Berjalan semakin mendekat
" ma...maaf...ma" ucap Bleir. Sekilas menatap wajah penuh amarah ibunya lalu kembali tertunduk
"maaf katamu?" Dengan kasar ibunya menarik kasar rambutnya. dari tarikan itu dengan jelas ia dapat melihat bahwa Bleir tengah menangis.
"Kau kira kerusakan barang kesayanganku bisa di bayar dengan kata maafmu?" Lanjutnya dengan menatap Bleir penuh amarah
"Bahkan dengan menjual harga dirimu saja itu tidak akan bisa. Karena guci ku lebih mahal dari dirimu" kembali ibunya meneriakinya dengan kasar
"Mengapa kau selalu membuat masalah dalam hidupku. Huhh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BEING YOUR MAID ?
RomanceKalau kalian nganggap hidup gue kayak cinderella, Ya... kehidupan gue memang mirip dengan animasi CINDERELLA, hidup dengan keluarga angkat , sering di suruh , dimaki , dihina. tapi lo semua harus camkan ini baik-baik!!!! GUE BUKAN CINDERELLA, gad...