2

168 23 3
                                    

Perhatian...  Mohon perhatian..
Mungkin ada dari kalian yang udah baca di Ffn ku.. 
Ini fic udah lama banget...  Baru aja di lanjutin..

ONLY YOU, DOBE!

Naruto yang sampai di apartement langsung masuk ke kamarnya dan melemparkan tubuhnya ke ranjang singlesize.
Matanya terpejam, memikirkan apa yangtelah terjadi.
Masih terbayang-bayang di kepalanya bagaimana dia menggigit dan menampar Sasuke lalu pergi meninggalkannya dan parahnya Sasuke melihat air matanya jatuh.
'Kalau di ingat-ingat yang tadi memalukan sekali' batin Naruto.
Naruto membuka matanya,"Bagaimana aku besok bertemu dengan si Teme itu? Apa aku harus pakai kacamata bulat lalu rambutku di belah tengah? Maksudku apa aku harus bertemu dengannya besok."
Naruto yang gelisah mulai berbicara sendiri
"Tapikan salahnya mencengkram tanganku kuat sekali, apalagi dia marah padaku, Eh tapi bagaimana dia mengadu banding ke pengadilan? Aku akukan menamparnya dua kali, akkhh eh! Tapi kenapa aku harus takut? Dan kenapa juga aku harus menangis tadi,, Apa Sasuke akan melaporkanku ke polisi ya? Tapi gak mungkinkan kamikan dekat masa gara-gara ini Sasuke melaporkanku-"
Naruto menghela napas sejanak.
"-Tentu saja dia melaporkanmu Naruto diakan Sasuke-Teme. Jangan-jangan habis ini Sasuke menelponku dan mengatakan kalau dia telah melaporkanku ke polisi"
Naruto kembali berbicara sendiri seperti orang sinting tapi kali ini dengan nada kesal seperti cewek ABG yang marahan dengan pacarnya. Ucapannyapun kelewatgak nyambung, apa ini perang ke pengadilan?
"Tapi kenapa aku merasa jantung sakit tadi"
Naruto bergumam wajahnya sendu. Di lihatnya jam dinding samping kanan lalu duduk di tepi ranjang.
"Aku lapar"
Drrrrt Drrrt
Getaran ponsel di saku celananya mengagetkannya, siapa yang tidak kagetmemangnya kalau ada sesuatu tiba-tiba bergetar di bokongmu?
'teme? Aku kira siapa. Ternyata Sasuke'
"Tunggu"
dilihatnya kembali log panggilan.
"ASTAGA SASUKE !!!"

Dilemparnya ponsel itu ke belakan, Saat Naruto berbalik Ponsel itu bergetar kembali, di layar tertera nama Teme, tetapi saat hendak mengambilnya getarannya berhenti.
Dengan ponsel Ditangan, Naruto mendengar bunyi semakin lama semakin keras.
"Tunggu bunyi apa itu?"

Weeo wweo weeo

"Astaga ini bukan mimpikan? Apa Sasuke benar-benar melaporkanku?"

Bunyi itu semakin dekat dan keras
WEEO WWO WWEEO
Bunyi itu sudah Sangat dekat mungkin sekitar 50 M
Naruto lekas kembali menjatuhkan diri keranjang dengan kepala ditutupi bantal.
Dalam Hatinya berbagai mantra telah dia lafalkan
"..."
Hening

Beberapa menit Naruto kemudian melempar bantal yang menutupi wajahnya.
"Sialan ternyata Cuma mobil lewat"
Mungkin dirinya terlalu paranoid.
Mana mungkin polisi da–

Tok tok tok tok

"-tang. "
Naruto gemetar.
Pikirannya menjalar kemana-mana.
'jangan-jangan polisi itu yang mengetuk pintu'
Lama dibiarkan ketukan itu berubah menjadi debuman-debuman keras.
Dan semakin keras.
Khawatir pintunya rusak Naruto segera menuju pintu.

Klek.

Pintu dibuka.

Terlihatlah seseorang dengan senyum palsunya.

"Selamat malam Naruto, sepertinya kau sedang mengalami gangguan pendengaran"
"Oh kau, ku kira siapa"

Sai, seseorang yang tinggal di sebelah apartemennya sekaligus teman Sekelas

"Memangnya siapa? Orochimaru?"
"Hey! "

Siapa memangnya yang mau berurusan dengan sensei yang gila ular itu.

"Benarkan?"
"Jangan seenaknya bicara, Kau kira aku hewan yang berbunyi sttt itu? Tidak punya kaki pula heeeee"
Naruto bergidik membanyangkan semua perkataannya.
"Jadi kalau ular punya kaki kau mau menjadi ular? Nanti ku buatkan lukisan ular dengan wajahmu juga kaki, lalu ku berikan ke orochimaru, bagaimana?" Kata Sai masih dengan senyum palsunya.
"Tidak mau lah, kau gila. Bisa-bisa aku jadi bahan onaninya hee... Ah,, menyebalkan. Jadi kau kesini mau apa ha? Cuma mau membuatku marah? Pergi sana"
"Tidak, tadinya aku mau memberi Karaage ini. Tapi kau menyuruhku pergi ya sudah tidak jadi, aku pergi saja"
Sai berkata sambil mengangkat kantong plastik hitam.
'Ternyata Karaage pantas ada bau yang enak
'Eh'
"Ett jangan pergi"
Naruto berkata sambil.menarik kerah baju belakang Sai yang sudah berbalik ingin pulang
.Sai berbalik dan kembali Naruto melihat senyum palsunya itu.
"Tapi tadi kau mengusirku, Kenapa sekarang mengatakan jangan pergi? Kaunaksir padaku yaa?"
"Huh? Tidaklah. Aku naksir Karaagemu itu."
"Oh ini, ini bukan punyaku, punya sepupuku, dia datang tadi sore dengan membawa banyak makanan sampai-sampai kulkasku tidak muat lagi. Jadi dari pada basi lebih baik ku beri pada seseorang yang kelaparan. Nih untukmu"
Sai langsung menyerahkan bungkusan hitam kepada Naruto.
"Oh jadi sepupumu datang banyak membawa makanan?"
"Iya"
"Tapi kenapa cuma Karaage yang kau berikan kepada seseorang yang kelaparan ini?"
"Kenapa? Kau tidak mau? Sini."
Sai berniat mengambil benda yang diserahkannya tadi, tapi Naruto lekas menyembunyikannya ke belakang.
"Etts barang yang diberikan tidak boleh di ambil"
"Ya sudah, Kalau gitu aku pulang"
"Iya pulanglah, sampaikan Terimakasihkupada sepupumu"
"Kau tidak berterimakasih padaku?"
"Terimakasih Sai-kun"
"Wah ternyata kau memang Naksir padaku ya Naruto?"
Pertanyaan Sai di jawab dengan debuman Pintu apartement Naruto.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ONLY YOU, DOBETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang