"Min-Hyun ya ,,, cepat bangunn, kau harus bertanggung jawab!!" seorang gadis yang menggenakan hanbok bermotif bunga dan warna tosca, berjalan menuju kediaman Hakim.
"agasshi ... kau seharusnya tak berteriak-teriak seperti itu, bagaimana jika orang-orang salah menilaimu, Tuan Besar pasti akan sangat marah!" pelayannya sedikit menasehati gadis itu
"Memangnya aku salah berucap ? Ahh... Ayahku tidak akan pernah marah jika aku memang tak bersalah, Paman!" Dia melangkahkan kaki memasuki kediaman Hakim. "di mana Min-Hyun ? masih tidur kan!! aku akan ke kamarnya. ahh sebelumnya, ini ada buah kesemek kering dari ibuku untuk bibi, tolong berikan kepada beliau, gomapta!" Gadis itu berlari menuju salah satu bangunan tempat tinggal tuan muda Min-Hyun.
"Min-Hyun .. cepat bangun, ayam betina sudah bertelur sedangkan kau masih saja berselimut." Gadis itu merebahkan tubuhnya di samping pemuda tampan yang masih sibuk dengan alam mimpinya. "dasar bulu hidung sapi, cepat bangun atau ku penggal kau dengan pisau belati !!!!" Gadis itu berteriak sangat kencang di depan telinga sang pemuda.
"Gadis bodoh !!! kau merusak mimpi indahku !!" Pemuda tersebut menggerutu sembari memejamkan kembali kedua matanya.
"yaaaks ,, jangan tidur kembali,!!"
"ada apa kau kemari ? Raja memintaku ke istana ? Apa ayahmu memintaku mengambil surat-surat penting ? Tidak kan agasshi !! besok aku akan meminta orang-orang ayahku untuk memasang papan, kau di larang masuk ke kediaman Hakim Agung!! pergi sana, aku mau tidur!"
"Tuan muda Min-Hyun yang terhormat, aku mau menagih janjimu. kau berjanji hari ini akan menemaniku ke pasar dan membelikanku hadiah, kau harus membelikanku hiasan rambut, baju baru dan juga sepatu dan juga riasan wajah." Gadis itu menangkupkan kedua tangannya tanda menantang.
"kau meminta hadiah padaku apa sedang merampokku? pergi saja sendiri aku mau tidur!" Min-Hyun bersiap-siap merebahkan kembali tubuhnya akan tetapi Se-Jeong menarik tubuh Min-Hyun dan menyebabkan sesuatu yang tak disangka terjadi.
"Aukh .. " mata gadis itu terbelalak ketika melihat sahabatnya sedang berada diatasnya dengan baju tidur sedikit terbuka di bagian dada. Memperlihatkan dada bidang sahabat lelakinya tersebut. "Ahh tidak .. kau mengotori mataku yang suci ini!!" Se-Jeong memejamkan kedua matanya seketika.
"Jangan berpura-pura . Selama ini kau ingin melihat tubuhkan !!" Goda Min-Hyun
"Andweee .. cepat kau bersih-bersih. Aku akan minum teh bersama ibumu!!" Se-Jeong pergi diiringi seringai senyum dari Min-Hyun.Se-Jeong menuju paviliun tempat ibu Min-Hyun menikmati teh bunga krisan kering miliknya.
"Bibi.. apa kabar ? " gadis itu sedikit membungkuk memberi hormat kepada ibu Min-Hyun.
"Ah ternyata kau gadisku tersayang. Kemarilah, kita nikmati teh bunga krisan" gadis itu duduk dengan sopan di depan ibu Min-Hyun. "Sampaikan terima kasihku kepada ibumu. Kesemek kering ini sangat nikmat. Nyonya Kim sangat paham akan selera paling bagus.!"
"Anda terlalu berlebihan memuji ibu saya bibi"
"Oh iya. Hari ini ulang tahunmu kan. Ini hadiah dari bibi dan paman." Nyonya Kim menyerahkan kotak berwarna kepada Se-Jeong. "Kami minta maaf kalau itu jauh dari seleramu. Kau tahu sendiri anak kami lelaki. Jadi kami tak paham selera anak perempuan jaman sekarang."Se-Jeong membuka hadiah yang di berikan nyonya Kim. "Ah bibi. Ini sangat cantik. Warnanya indah sekali. Aku pasti semakin cantik memakai baju ini"
"Siapa yang akan bilang kau semakin cantik. Orang tuaku memilih itu karena cuman tersisa itu di toko." Tawa Min-Hyun membuat Se-Jeong sedikit emosi.
"Hwang Min-Hyun. Jangan pernah membuat seorang gadis marah!" Nyonya Kim sedikit menggertak anaknya.
"Dia bukan seorang gadis bu. Dia pemimpin preman di pasar!" Min-Hyun kembali tertawa melihat ekspresi wajah Se-Jeong yang seakan akan hendak menelannya hidup-hidup.
"Min-Hyun awas kau !"
"Baiklah-baiklah aku minta maaf. Ayo kita berangkat!"
"Belikan aku semua yang aku mau!"
"Tidak akan!!"Mereka berdua berlalu meninggalkan ibu Min-Hyun yang masih menikmati tehnya.
"Aku salut dengan mereka berdua. 18 tahun dan mereka masih sama seperti waktu mereka anak-anak!" Tuan Kim melihat mereka dari kejauhan.
"Ada kalanya aku ingin mereka berdua menjadi suami istri. Tapi sepertinya hal itu tidak memungkinkan. Mengingat apa yang kau rencanakan dengan Yang mulia Raja."
"Pelankan suaramu. Rencana itu untuk negara ini. Bukan hanya kemauan kita sepihak!"
"Tapi kau ... sudahlah. Aku tak ingin berdebat denganmu sepagi ini! Pesanku, biarkanlah anakmu menikmati masa mudanya!"
"Kau akan paham nanti kenapa aku merancanakan hal tersebut dengan Jeoha."Sementara itu. Dua orang bersahabat itu sedang bercanda di sekitar pasar.
"Min-Hyun. Antara ini dan ini kau suka yang mana ?" Se-Jeong memilih hiasan rambut yang akan di belinya.
"Bagiku semua sama saja. Tidak ada bedanya!" Jawab pemuda itu. "Aku sudah membelikan 5 buah untukmu! Kau harus memakainya semua, sekaligus!" Min-Hyun memasangkan semua hiasan rambut itu di rambut Se-Jeong.
"Yaaa. Kau kira rambutku tempat dagang. Cepat lepaskan perlahan! Orang-orang melihatku seperti orang gila!"
"Tidak akan! Itu sudah aku beli semua untukmu!" Min-Hyun meninggalkan gadis yang sedang kesusahan melepas semua hiasan rambut yang menempel di kepalanya.
"Dasar pemuda gila. Aduh. Pasti habis ini aku seperti gadis yang habis melarikan diri. Sial. Dia malah sudah pergi jauh .. aduh!" Se-Jeong sedikit kesusahan menarik hiasan rambut terakhir yang berada paling belakang. Tiba-tiba seseorang menariknya dengan sangat mudah. "Min..... "dia terdiam begitu bukan Min-Hyun melainkan pemuda lain."Ini milikmu. Sepertinya kau sedang berbelanja banyak. Mereka semua cantik. Seperti dirimu!" Pemuda tersebut meninggalkan Se-Jeong yang masih melamun seorang diri.
"Heii ... kenapa kau terdiam. Hari sudah mulai gelap. Aku akan mengantarmu pulang!" gertak Min-Hyun tiba-tiba membuyarkan semua lamunannya.
"Min-Hyun .. coba cubit aku !"
Min-Hyun dengan ringan tangan mencubit pipi gadis itu dan .. "auhh sakit .. kau tega"
"Kau yang memintaku."
"Aku bertemu dengan malaikat ahh dewa . Aku bertemu dewa!"
"Se-Jeong.. kau belum mau meninggalkan aku dan pergi ke nirwana kan. "
Slapped ..
Se-Jeong sedikit memukul kepala pemuda yang ada di sampingnya. "Maksudku aku bertemu dengan pria tampan. Tinggi. Dan berkelas""Kau sepertinya sudah lelah. Ayo kita pulang!"
"Kau tak percaya kan. Aku serius Min-Hyun ah ... aku akan mencari tahu siapa dia!"
"Sudahlah ayo kita pulang.""Min-Hyun. Bagaimana jika aku menikah terlebih dahulu. Aku takut kau tak terurus!"
"Kau baru bertemu semenit dengan seorang pria dan membicarakan pernikahan. Kau bertemu denganku 18 tahun tapi tak pernah membahas pernikahan! Masuklah orang tuamu sedah menunggu!"
"Ahh kau selalu saja! Baiklah aku masuk. Selamat malam Min-Hyun ah" Se-Jeong berjalan perlahan memasuki kediamannya dan menghilang dari pandangan Min-Hyun.Min-Hyun melihat gadis itu pergi dari hadapannya dan merasakan seseorang memang sedang membuntuti mereka sedari tadi.
"Jae-Hwan Hyung. keluarlah. Aku tahu daritadi kau membuntuti kami!".
Tiba-tiba seorang pemuda lain melompat ke hadapan Min-Hyun dan berhenti tepat di depannya."Tuan muda." Pemuda tersebut menyapa dan sedikit membungkukkan badannya.
"Apa ayahku yang memintamu membuntutiku dan Se-Jeong?"
"Maafkan hamba tuan muda. Tapi memang Tuan Hakim yang menyuruh hamba untuk mengawasai Tuan muda dan nona Se-Jeong. Tuan Besar takut apabila sesuatu terjadi dengan anda ataupun dengan nona!" Pemuda tersebut menjelaskan tanpa menatap mata Min-Hyun.
"Ck.. aku sudah 23 tahun dan ayah masih menyuruh orang untuk mengawasiku ... Hyung. Sekali-sekali langgar perintah ayah. Bagaimana kalau sekarang kita makan kaki ayam dan minum arak beras nomer satu di Joseon ! Aku akan mentraktirmu."
"Tapi hamba tidak ingin membuat masalah!"
"Sudahlah biar aku yang menghadapi ayah. Kau tenang saja!. Dan juga panggil saja aku Min-Hyun! Selama tidak ada ayahku bagaimana?? Kita sudah bersama dari kecil Hyung, jangan terlalu kaku denganku"!
"Maaf tuan muda.!"
"Ck .. kau sama saja dengan yang lain. Baiklah ayo kita pulang!"============================================================================
KAMU SEDANG MEMBACA
When The Cherry Blossom Fade
FanfictionSe-Jeong adalah putri seorang bangsawan di era Joseon. Putri tunggal dari Perdana Menteri Se-Myeon. Seorang perdana menteri yang adil dan jujur di bawah kekuasaan Raja Joseon saat itu. Gadis itu berteman dengan seorang pemuda yang bisa di bilang men...