Eara selalu berusaha menghindari pekerjaan ini dari saat pertama kali dia memasuki mansion besar ini. Dari saat ia masuk ke dalam mansion besar ini sebagai seorang pelayan. Ada satu kontrak yang harus ia tanda tangani, dimana ada kontrak yang menyebutkan kalau seluruh pelayan harus mengikuti seluruh perintah tuan dan melakukan apa pun yang ia mau. Dan sialnya Eara tidak paham tentang kontrak itu. Sampai saat beberapa hari dia di mansion besar itu berbagai macam pembicaraan terdengar dikupingnya. Bukan hanya sekedar isu hantu yang bergentayangan di mansion besar ini. Melainkan sang tuan besar yang selalu menjadi bayangan ketakutan untuk Eara. Dari pembicaraan para pelayan, Eara cukup tahu kalau tuan besar sering memanggil pelayan mana pun untuk menghangatkan kasurnya. Karena kontrak sialan itu semua pelayan harus mengikuti apa pun yang ia inginkan. Dan setelah dia puas dia akan membuang pelayan itu seperti sampah dari mansion. Hal itu yang membuat Eara selalu menghindar dan menjauh dari tuan besar. Tapi malam ini seperti malam kesialan untuknya. Ketidaksengajaan Eara bertemu dengan tuan. Mata biru yang tajam dan rambut kecoklatan yang terlihat sangat tebal. Tubuhnya tinggi dan dada bidang. Demi Tuhan! Dia sangat tampan. Tuhan seakan mengajarkan kalau iblis itu selalu terlihat menggoda. Dan itu membuat nyonya Dorothy, kepala pelayan memanggilnya dan menyuruhnya mengantarkan minuman untuk tuan. Dia juga memberikan dress yang sangat tidak Eara suka. Bukan dress itu jelek. Jika dia sedang ingin berkencan, mungkin dress itu akan terlihat sangat cantik. Tapi saat ini dia tidak menyukainya karena itu seperti pertanda buruk untuknya.
Kini langkah Eara semakin gemetar saat satu persatu tangga yang ia naiki semakin menipis. Hingga dia berdiri di ujung tangga. Dia tinggal berbelok ke sisi kanan untuk mencapai pintu besar bergagang emas. Namun, langkah Eara semakin gemetar dan membuatnya semakin ketakutan. Dia ingin lari, tapi ia juga membutuhkan pekerjaan ini. Ibunya sudah terlalu lelah untuk bekerja. Dan pekerjaannya yang dulu tidak bisa memenuhi untuk kebutuhan ibu dan dirinya. Hingga tawaran menjadi pelayan di mansion ini membuat Eara tergiur. Mansion yang jauh dari tempat tinggalnya. Membuat Eara harus membuat keputusan besar dan meyakinkan ibunya. Mansion ini terletak di Bern, ibu kota Switzerland. Sementara Eara berasal Bolze. Daerah pegunungan yang sangat indah. Dan itu sangat membuat ibu khawatir dengannya. Setelah menjelaskan pada ibu. Akhirnya ibu mengerti dan mengizinkannya, walau dengan setengah hati.
Eara berdiri di hadapan pintu kamar tuan. Tangannya terangkat dan mengetuk pintu sebelum akhirnya ia membuka pintu besar dihadapannya. Kamar luas dengan sofa panjang yang bersandar pada tembok dan kasur kingsize dengan seprai putih. Langkah Eara masih berjalan dengan perlahan. Masih dengan perasaan takut. Dia masih berdoa dalam hati agar tuan melepaskannya setelah ia memberikan wisky. Melewati sebuah kasur king size dan perempuan itu menaruh nampan botol wisky di meja mahoni berwarna coklat tua.
"Tuan... ini pesanan anda," ucap Eara gugup. Eara menatap pria yang berdiri membelakanginya. Pria itu menghisap rokok dan menghembuskannya. Dia mencoba untuk menghilangkan rasa gugup dan takutnya ini. Karena tidak ada tanggapan dari pria itu, Eara pun pamit untuk pergi.
"Saya... saya permisi, tuan," pamit Eara dengan membungkukkan tubuhnya dengan hormat. Tidak mendengar jawaban dari tuan, Eara pun segera berbalik untuk keluar dari kamar. Namun, dia tidak tahu kapan pintu itu tertutup dan terkunci. Karena Eara yakin, saat dia melewati sofa panjang pintu itu masih terbuka lebar. Menahan degup jantung dan rasa takut dia berusaha untuk membukanya. Namun, dengan tiba-tiba saja pria itu dengan mulut bau rokok dan musk menghimpitnya. Nafas pria itu seperti menyentuh kulit Eara. Wajahnya teramat dekat dan tangannya yang menyentuh pinggang Eara.
"Kenapa kamu terburu-buru?"
Eara tersentak saat tangan pria itu terlingkar di pinggangnya. Eara berusaha untuk menyingkirkan tangan besar itu. Namun tenaganya tidak sebesar tenaga pria itu. Eara merasakan hembusan napas pria itu di bahunya, membuat bulu kudunya semakin meremang. Wangi musk dan rokok seakan berhembus bersamaan. Dan Eara semakin merasa takut saat pria itu mengecup bahu Eara yang terbuka.
"Tu... tuan... izinkan saya untuk pergi," ucap Eara lirih. Namun pria itu tak mengabulkan permintaan Eara. Seakan pendengarannya sudah tertutup oleh gairah. Dan kini tangan pria itu sudah menjalar pada paha Eara dan menyusup ke balik dressnya. Saat merasakan jemari pria itu yang semakin menyusup kebalik dressnya, entah darimana tiba-tiba saja dia seperti memiliki kekuatan. Perempuan itu berbalik dan mendorong pria itu. Tidak peduli apa yang akan pria itu lakukan padanya, Eara hanya berusaha untuk melindungi dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
cassanova
Любовные романыkebencian itu datang dari kesepian dan kedihan yang dipendam terlalu lama. Kegelapan hati Adrel, membuatnya tak mengenal belas kasih. Menjadikannya sosok pria tanpa hati. Menjadikan wanita mana pun sebagai pemuas nafsunya. Dan sialnya Eara terpilih...