#2 Embun pagi

24 1 0
                                    

Aku berada dilokasi dimana aku menatapmu tuk pertama kalinya. Meskipun pertemuan itu tak lebih dari satu jam, tapi mataku selalu terarah padamu.
Ku minum secangkir vanilla late, menatap pintu masuk berharap kau kan datang kesini lagi. Tapi, dalam hati ku tau kau enggan singgah ke dalam cafe ini, meskipun mustahil, aku punya keteguhan hati tuk tetap menunggumu disini.

Ku memandang ponselku yang berdering, ku lihat sahabat lamaku memanggil tuk melakukan video call bersama. Rasa rindu terhadap sahabatku mengalihkan pikiranku yang saat itu ingin bertemu denganmu lagi.
Kita saling bercerita tentang kehidupan dan aktivitas yang sedang kami lakukan sehari-hari, dia juga bercerita pengalamannya melanjutkan study di Jakarta. Sahabatku adalah orang yang sangat baik, cantik, dan cerdas. Ia selalu mendapat prestasi akademik yang baik, apapun yang ia mau akan langsung diberikan oleh kedua orangtuanya karena ia memang terlahir dari anak orang kaya, Ayahnya adalah seorang pengusaha alat elektronik dan memiliki perusahaan di Berlin, Jerman bahkan bukan hanya di Jerman tetapi di berbagai belahan dunia. Meskipun dia anak orang kaya tetapi sifatnya tetap rendah hati, bahkan ia mau berteman denganku yang hanya seorang anak dari penjual kain tenun asli dari Bali.

Aku dan dia sudah berteman sejak duduk dibangku SD, awalnya dia dulu yang mengajakku tuk berkenalan "Hai, namaku Greysa, panggil saja aku Grey" serunya, Aku adalah anak yang pendiam dan malu-malu jadi aku tak bisa memulai percakapan dengan baik, ketika ia bertanya seperti itu aku hanya tersenyum dan menjawab "Aku Fadia". Dia mengajakku tuk duduk sebangku dengannya aku pun menerimanya. Kita sering melalukan aktivitas berdua, bermain, dan canda tawa bersama. Aku sangat berterima kasih kepada Sang Pencipta telah memberiku seorang teman yang seperti dia. Aku berharap pertemanan kita berlanjut selamanya hingga akhirat nanti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ini KisahkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang