Pada akhirnya, Jungkook dan Rosé duduk di hadapan Lisa yang tengah menunggu kekasihnya. Awalnya mereka tak berniat ikut, tapi siapa sangka Lisa malah menarik keduanya untuk ikut. "Kalian pesan aja, Lisa yang bayar kok."
Baik Jungkook atau pun Rosé cuma bisa saling pandang kemudian menunduk untuk memilih menu yang tersedia. "Es krim stroberinya satu, lemon dinginnya satu."
Lisa menoleh, melambaikan tangannya pada seseorang yang baru masuk. Jungkook dan Rosé ikut menoleh, kaget. "Kak Taeyong?"
Yang dipanggil menoleh kemudian memberikan senyum simpul. "Kalian satu club ya? Jadi pengen ngedance lagi."
Lisa berdecak, "siapa suruh sekarang lebih suka rapp?"
Taeyong tertawa, tangannya mengusak puncak kepala Lisa lembut. "Cemburuan aja."
Rosé menepuk punggung Jungkook, "udah beda level Kook ini mah."
Bagus, kemarin ditikung Mark Lee sekarang keduluan Taeyong Lee. Sepanjang pertemuan itu, sebisa mungkin Jungkook ikut larut dalam pembicaraan meski sejujurnya hatinya sakit sih.
"Ya udah gue sama Lisa duluan ya." Taeyong mengambil alih tas Lisa dan menggenggam tangan kiri gadis itu. "Udah gue bayar, tenang. Sampai nanti ya!"
Keduanya mengangguk. "Dah, Kook, Ros, Lisa duluan ya!"
Hari itu, Jungkook kembali patah hati. "Seenggaknya lo ditraktir, Kook." Rosé mencoba menghibur tapi percuma.
"Kapan ya orang yang gue suka bakal suka gue juga?" Jungkook bergumam.
Rosé menyedot minumannya pelan. "Mungkin lo harus melihat orang yang ada di dekat lo."
"Siapa?" Lelaki itu celingak-celinguk. "Lo? Tsk, bahkan kalau gue jatuh cinta sama lo gue akan coba menghapus perasaan gue, Rosie. Karena gue gak mau kehilangan lo. Karena kalau pacaran, pasti ada kata putus. Kalau itu terjadi gue gak akan cuma kehilangan pacar, tapi juga sahabat." Tangan Jungkook menepuk puncak kepala gadis itu, "makanya sebisa mungkin gue gak akan suka sama lo."
Rosé cuma bisa diam. Tapi kemudian tertawa dan menepis tangan Jungkook pelan. "Hih, gue juga ogah sama lo."
"Bagus deh."
Hari itu keduanya bercanda, seperti hari sebelumnya. Hari itu, Rosé memutuskan untuk memendam semua rasa yang dimilikinya untuk Jungkook.
Hari itu, Jungkook berhenti mencari sosok Rosé pada tiap gadis yang disukainya. Ia mencari sosok Rosé yang manis pada diri Yeri. Mencari sosok polos dan lugu dari Lisa. Tapi hari itu juga ia berhenti karena tak ada yang seperti Rosé.
Juga berhenti mencintai sahabatnya.
Mungkin takdir memang jahat. Dua orang yang saling mencintai tak selamanya bisa bersama. Keduanya saling menyayangi tapi yang satu terlalu takut kehilangan dan yang lain terlalu pengecut. Pada akhirnya, pilihan yang dibuat adalah mencoba untuk menghapus rasa yang mereka miliki.
*g a s a b l e f i n i s h*
yang mau gue tekankan dalam cerita ini adalah gak semua peran utama harus ambil peran besar dalam cerita.
peran utama di sini adalah lisa. gak keliatan emang karena keliatannya gue fokus ke roskook tapi sejujurnya peran utama bukan orang yang menjadi fokus dalam cerita, tapi orang yang memiliki andil dan memiliki hubungan dengan peran lainnya.
iya tau egois karena baik rosé atau pun jungkook gak punya pasangan. tapi itu pilihan mereka. rosé gak jujur, jungkook terlalu takut. karena kalau mereka gak mencoba untuk saling berjuang, gak akan ada akhir yang indah bagi keduanya
salam,
-amel

KAMU SEDANG MEMBACA
gasable [3]
Fanfic"Itu siapa dah? Gasable banget jadi cewek." "Hah?" "Minta di gas maksudnya, kocak. Siapa woi namanya?" "Lisa."