18. Magnum Kadaluarsa

5.8K 501 48
                                    


A L E R T:

This chapter contains too much sugary sweet scene.

Sup, Darlin... Hari ini Jade kasih update 2 cerita loh, IBwaR sama FFS. Jangan lupa klik vote, n' komen (Mau bilang lanjut, next, good, or anything...pokoknya komen)

Jadi bsk Jade kasih update-an FFS & IBwaR lagi, kay...

Kalo nggak kasih komen n' vote gpp kok... Fall sama Summer-nya bakalan Jade up 2 minggu lagi...

Ihh kok maksa, sih Jade? Ya enggak lah, kan aku baru balik lg ke dunia writing, kalo nggak ada yg nyemangatin kayak dulu, rasanya lain aja, bikin sedih n' kurang semangat nulis, apalagi update😢

Oh, jangan lupa follow ig aku nsjade23, kay.

Happy Reading, Darlin....

🍭

Summer

YA TUHAN, AKU rindu berciuman dengannya, apalagi yang bergairah seperti ini. Dengan lihainya dia memainkan bibirku, mengisap dengan lembut sekaligus keras yang membuatku mendesah. Aku balik menciumnya, lidahku menjelajahi rongga mulutnya, rasa rempahnya makin terasa. Dia habis makan apa tadi? Atau minum apa... bersama Clarissa?

Ketika pikiranku sibuk berkelana apa ada hal lain lagi yang Fall lalukan bersama Clarissa, dia menggeram dan memeluk tubuhku erat-erat. Ternyata taksi yang kami kendarai berhenti mendadak, membuatku terdorong ke depan. Untung saja dia melindungiku. Dan tentu saja dia mengomeli si pengemudi taksi tersebut--karena bisa menyebabkan aku celaka.

Padahal, sekarang aku ada di pangkuannya, mengangkang dengan gaun tertarik sampai ke paha atas, bak gadis nakal yang siap dipakai kapan pun. Kalau ibuku melihat kami, pasti....

"Sudah sampai," cengir Fall, tapi tangannya malahan mengusap pahaku, membuatku mengangguk malu.

Setelah dia membayar taksi, dengan protektifnya dia merangkulku ketika menyebrangi jalan Manhattan yang supermacet di malam Jumat.

"Tempatnya penuh, mengantri, lagi," ujar Fall, merangkul pinggangku.

"Nggak apa-apa, asal menunggu bersamamu."

Fall malahan memelukku dari belakang, mengecupi rambutku. Perasaanku jangan ditanya, berdebar-senang tak keruan. "Aku bersumpah, besok kita kencan yang sebenarnya. Aku sudah menemukan tempat mana yang cocok untuk kita menghabiskan waktu, jadi..."

"Jadi apa?" godaku, agak memiringkan kepalaku.

"Kita pesan piza, dan minta diantar," jawab Fall dengan wajah bergairah, apalagi ereksinya terasa sekali menekan pinggangku.

"Umm--" omonganku terputus ketika mendengar nama kami berdua dipanggil.

Ternyata datangnya dari teman-teman yang makan siang bersama kami hari ini. Serius, kami sama sekali tidak sadar kalau mereka makan tidak jauh dari kami berdiri. Tentu saja mereka mengajak kami untuk bergabung di meja tengah.

Fall jelas menolaknya mentah-mentah, tidak sabar kembali ke apartemen kami. Ke kamarku lebih tepatnya. Dan tidak segan-segan menyebutkan maksud tujuannya di hadapan mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fall for SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang