Aku menjemput malam
Dengan seutas doa dalam genggaman
Perjalanan kisah semalam
Semua telah ku curahkanHanya kepadamu Tuhan
Tempatku bersandar
Ku tahu ku bukanlah seorang takwa
Aku hanyalah seorang jumawa
Dan bahkan penuh dosa
Lalu hanya menjumpaimu jika ada beban semataBiarlah sang surya menyinari apa adanya
Seperti kasih ibu merasuk diri, tak bernyawa, menjadi bernyawa
Dan inilah aku apa adanya
Yang tak sempurna dan penuh dosaSerta biarkan kesturi semerbak mewangi
Memberikan arti suci
Dan diri mencoba mengikuti arti
Tuk bekal menuju ilahi.- Dalam lautan kosong, [24/08/17]
Jujur saja banyak dari kita pasti pernah atau bahkan lupa akan Tuhan ketika kalian sedang bersahaja, berbahagia dan tidak ada beban di dada. Saat semuanya baik-baik saja, dan saat kita berpikir jika alam semesta selalu berpihak pada kita.
Kita lupa jika Tuhan yang memberikan kebahagiaan, alih-alih mengingat-Nya kita malah melupakan-Nya. Terlupa kita dikarenakan kebahagiaan itu.
Hingga akhirnya sang sahabat kebahagiaan datang, yaitu si kesakitan, ia ingin berjumpa dengan kita. Disitulah kita tersadar bahwa mereka adalah suatu kesatuan yang di ciptakan Tuhan dengan adil.
Jika kita mendapatkan kebahagiaan maka kita pun akan mendapatkan kesakitan.
Kita bersuka cita ketika berjumpa dengan kebahagiaan,
namun berduka cita menerima kesakitan,Kita mengingat Tuhan ketika mendapatkan kesakitan,
namun lupa pada-Nya ketika mendapat kebahagiaan.Mengapa kita selalu membedakan keduanya?
Padahal Tuhan saja berlaku adil pada mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Cerita Senja
PoezjaBukan pujangga, hanya ingin menyampaikan puisi miliknya, itupun jika berguna, - yha #323 dalam Poetry [23/072017] #383 dalam Poetry [25/07/2017]