~ Prolog.

914 29 5
                                    

"Dav? aku ingin bicara, sangat penting."

"Kau ingin bicara apa? Kau ingin meminta uang? Aku akan mengirimnya ke rekeningmu. Berapa yang kau perlukan?" David menjawab dengan acuh tak acuh.

Wanita itu sedikit kesal dengan perilaku David yang semena - mena padanya. Ia melihat wajah pria didepan nya dengan gusar dan takut. Namun ia tahu bahwa ia harus bicara jujur pada David jika ia ingin mendapat kesan hidup yang lebih baik.

"Tidak, David. Aku tidak ingin bicarakan hal itu!"

'Terus saja menebak tapi selalu salah.' Runtuk wanita itu.

"Lalu kau ingin bicara apa, hm?" David hanya menghisap rokok nya dengan santai.

"Hm. A-aku hamil David, dan anak ini anakmu. Anak kita." Wanita itu tersenyum dan memegang perutnya yang masih terlihat datar. Senyum yang menyimpan keraguan didalamnya.

"Lelucon yang buruk di tengah malam."

"Sayangnya ini bukanlah sebuah lelucon."

"Apa! Tidak mungkin. Apa kau gila? Kau mengertikan bahwa aku sudah berkeluarga? Jangan bersikap bodoh dengan bilang bahwa bayi dikandunganmu itu bayiku. Aku tidak mungkin meninggalkan Anna demi manusia hina sepertimu. Pergilah!" Emosi David meledak, dan ya dia hanya ingin menutupi rasa cemasnya.

"Tidak, David! Dia anakmu, aku hanya melakukan nya denganmu, tak ada orang lain diantara kita! Dia anakmu, Dav! Percayalah padaku kali ini." Wanita itu tak kuasa untuk menahan tangisnya.

Dia merasa amat terpuruk, dia harus merawat anaknya sendiri? Padahal ayahnya berada disini. Kalau begini, siapa yang harus disalahkan?

Suasana hening untuk sementara. Detik dari pada jarum jam berpacu dengan detak jantung David yang merasa benar - benar ketakutan sekarang. Dan suara desiran darah wanita itu ikut menyelimuti keheningan yang tercipta.

"Tidak, dia bukan anakku! Pergi kau! Dan jangan pernah kau berani kembali ke kehidupanku lagi. Aku sudah punya keluarga sekarang! Apa kata Harry nantinya jika ia bertanya saat usianya beranjak dewasa, dia pasti akan membenciku!" David bernafas kasar dengan tangan yang menarik rambutnya frustasi.

"Ini salah mu, David, salah kita. Kita yang harus memperbaikinya."

"Gugurkan saja bayi itu!"

"Apa kau gila? Dia anakmu, apa kau tega untuk melakukan ini padanya. Aku paham betul apa yang harus aku lakukan!"

Lalu wanita itu tersadar bahwa hidupnya akan jauh lebih buruk setelah memberi tahu yang sebenarnya pada pria itu

oOo

Hei hei? Ini cerita pertama kita loh. Ini cerita kolab kita berempat, jadi maklum karena kita baru coba. Kritik + saran = tulis aja dikolom komentar. Jangan lupa vomments nya.

Room 69 [H.S.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang