Aku menatap lirih ibuku yang tengah duduk sambil menunduk disampingku.
Lirikkan mataku pun kembali pada seseorang yang sedang duduk manis dengan kaki yang bertumpu pada kaki satunya.
"Tuan Ge--"
"Maaf, nona Levine. Tapi aku tidak bisa menerima anda di London university."
"Aku lulusan London high school. Dan aku juga dapat beasiswa, seharusnya aku dapat masuk ke universitas ini. Kau seharusnya mengecek sekali lagi dokumen ini."
"Sudah kubilang bah--"
"Maaf tuan. Ini dokumen asli, pemilik yayasan sendiri yang menandatangani ini." Aku mulai geram dan menaikan satu oktaf disuaraku.
"Nona. Lebih baik anda keluar sebelum saya kehilangan kendali." Pria itu berdiri sambil mempersilahkan kami untuk keluar dari ruangan busuknya.
Ibuku juga tidak bisa melawan, dia hanya wanita paruh baya. Lagi pula untuk apa memohon kepada pria sialan itu. Kami masih punya harga diri, kami tak ingin merasa hina demi mendapat posisi disana.
Lagi pula jika aku menbentak pria tua dihadapanku, itu akan membuat suasana lebih buruk. Jadi lebih baik aku diam.
Dengan perlahan, kami berjalan untuk mengapai kenop pintu dan keluar dari sini.
Dan--
'BRAKH'
Pria itu membanting pintu setelah kami benar - benar keluar dari ruangan busuk itu. Cih, aku juga tidak benar - benar ingin memasuki ruangan itu.
"Maaf, aku tak bisa melakukan apapun." Ucapnya lirih.
"Tidak masalah. Jika aku tak melanjutkan sekolahku juga tidak masalah, yang terpenting adalah aku selalu bersama ibu." Aku berusaha membuat ibu tersenyum, walau dia hanya tersenyum palsu. Aku mengerti arti dari senyum itu.
Sulit dimengerti mengapa bisa pria itu menolakku, bahkan ada sertifikat yang menyatakan bahwa aku mendapat beasiswa dan bisa masuk ke universitas di London. Tapi dia malah menolakku?
Ya walaupun aku bilang begitu, aku juga tidak terlalu peduli dengan itu. Seorang yang hanya tamat SMU bukan berarti tidak boleh berkerja kan?
Bahkan gadis batinku sedang berteriak histeris karena penolakkan yang sangat amat tidak terhormat ini.
Tapi aku hanya seorang gadis yang tak punya banyak uang untuk masuk ke universitas swasta, itu sangat mahal. Aku tak mungkin menghabiskan uang tabungan ibuku hanya untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Ayolah, aku masih tahu diri.
oOo
"Kau dapat masuk ke universitas Cheshire."
"Apakah anda serius?"
"Untuk apa saya bercanda? Kau diterima di unversitas Cheshire, kau bisa datang ke Cheshire sekarang."
"Hah? Tapi sa--"
"Uang untuk kehidupanmu disini sudah terjamin. Dan anda juga sudah dapat satu kamar di asrama kami. Dokumen kelulusan dan sertifikat beasiswa mu telah dikirim oleh London high school."
"Ini seriuskan. Oh lord, terima kasih tuan. Maaf, dengan siapa?"
"Saya selaku kepala yayasan unversitas ini. David Styles."
"Terima kasih tuan Styles. Aku ak--"
'NRT NRT'
Sambungan nya terputus.
Geez. Aku masih mencoba mengatur nafas untuk menstabilkan udara pada paru - paruku. Aku masih tidak percaya. Aku sedang tidak bermimpikan? Siapa pun cubit pipiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Room 69 [H.S.]
Fanfiction"Initially bad, doesn't mean it will bring a bad end too." ~ Hilary Levine. "A grudge can be paralyzed by the hard of love." ~ Harry Styles. This story contains with sexual scenes and harsh words. © 2017 by SaphaDee Colaboration Fanfict. [HIATUS TIL...