"Aku tidak memintamu membayar dengan uang, cinta. Mungkin yang lain, keperawanan misalnya, huh?"
Ia terdiam untuk sementara. Kaki nya bergetar. Oh ayolah, aku bahkan belum melakukan apapun yang seharusnya kulakukan sekarang. Ah, payah.
"Apa yang ka-kau katakan?! Kau gila! Kau sangat gila! Pergi kau, Bodoh!" Jerit gadis manis ini. Paras manisnya terlihat panik.
"Bodoh? Jika aku bodoh, maka aku tidak akan pergi dari sini, sayang." Seringaian. Sudah tugasku untuk memberikan kan seringaian terbaik yang kumiliki.
"Kumohon, pergilah, bajingan!" Dia memohon dan memerintah lalu berkata kasar? Aneh, namun kurasa itu cukup menarik.
Biarkan aku membalaskan dendam ibuku padamu, sayang. Setelah itu aku berjanji, aku akan membuatmu hidup dalam keadaan yang sangat menjijikan. Biarkan aku membuat dirimu menjadi hina, wahai gadis cantik.
Dasar gadis menjijikan.
"Kau sangat munafik. Tidak pernah ada wanita yang berani menolakku, kau tahu. Lihat saja nanti, kau pasti akan merengek untuk kumasuki."
Oh tuhan. Lihatlah wajahnya, cemas dan polos. Aku amat cinta dengan expresi wanita yang seperti itu. Aku tak sabar untuk mendengar tangisan didalam desahan ku. Suatu yang menyenangkan.
Dengan pikiran sederhana seperti itu saja, aku sudah apa merasakan kontraksi didalam diriku. Ternyata dia cukup berpengaruh. Aku tidak menyangka hal seperti ini akan terjadi.
"Berhenti. Kau sangat gila! Kau adalah seorang psikopat. Pergi menjauh dariku!" Jeritnya.
"Psikopat katamu? Lalu yang dilakukan jalang paling hina itu apa? Membuat keluargaku terpecah? Oh, yang benar saja."
oOo
Aku tak mengerti dia bicara apa.
Lihatlah wajahnya yang dipenuhi dengan kemarahan, kedua mata indahnya yang semakin lama menjadi gelap dan dipenuhi dengan kemarahan.
Oh gosh. Maksudnya apa? Kurasa dia salah orang. Dia sungguh gila. Siapa pun tolong aku!
Secara tiba-tiba, ia memegang pundakku dengan sangat kuat dan mendorongku dengan kasar hingga menghantam dinding.
"Ah, sa-kit." Rintihku.
"Perkataanmu lebih menyakitkan, sayang. Jangan pernah kau bilang bahwa aku itu buruk. Lihatlah dirimu! Kau bahkan jauh lebih menjijikan. Seharusnya kau tau Jalang Brengsek itu lebih!"
"Jalang brengsek? Kumohon, mungkin kau salah orang. Aku tak mengenalmu. Biarkan aku pergi dari sini."
Ia pun menatapku dengan tatapan ganas.
"Babe. Tapi aku mengenalmu. Aku mengetahui tentang hal bodoh yang jalang itu lakukan." Dia mulai mundur dan memberikanku ruang.
Mata sinisnya mulai menyelimuti sekitarku, tangan nya mulai menjalar untuk membuka kancing - kancing kemejanya.
Sebenarnya dia kenapa? Apa maksudnya? Ini adalah hal yang selalu menjadi bayang - bayang burukku ketika berada di tempat baru. Dan aku benci pernah membayangkan hal itu.
"Aku sungguh tak mengerti ten--"
"Jangan berucap lagi, sayang. Lebih baik kita mulai dengan permainan kecil terlebih dahulu." Langkah demi langkah dia lakukan kembali, aku sudah dapat merasakan deru nafas nya disekitar wajahku.
Sekarang hanya tuhanlah yang mengerti apa maksud dari perkataan dan maksud perkataan pria didepanku ini.
Siapa pun tolong aku! Aku takut!
KAMU SEDANG MEMBACA
Room 69 [H.S.]
Fanfiction"Initially bad, doesn't mean it will bring a bad end too." ~ Hilary Levine. "A grudge can be paralyzed by the hard of love." ~ Harry Styles. This story contains with sexual scenes and harsh words. © 2017 by SaphaDee Colaboration Fanfict. [HIATUS TIL...