Author Pov
Annatasya pergi ke tempat yang telah dia rencanakan dengan pria misterius yang di telpon nya tadi malam.
" gue udah sampai , lantai 2 meja no 7 "
" .................."
" ok, gue tunggu 5 menit "
" bahkan sebelum 5 menit gue udah nyampek "
" Ramos."
-
Sofhia Pov.Pagi pagi aku udah bangun, dengan keadaan mata yang merah dan bengkak. Mungkin karna semalam aku nangis.
Setelah siap siap aku langsung ke dapur untuk bikin sarapan.
Aku hanya membuat omelet, setelah selesai sarapan aku langsung berangkat ke kampus.Aku ke kampus dengan berjalan kaki, namun saat di jalan ada mobil yang berhenti di depan ku. Orang yang keluar dari mobil itu membuat ku langsung melanjut kan jalan ku yang tertunda tanpa menoleh pada si pemilik mobil.
" Fhia,..."
Teriak orang itu pada ku, namun tetap aku acuh kan.
Aku terus melanjutkan jalan ku. Namun terhenti saat sebuah tangan kekar menahan pergelangan tangan ku." sebenarnya ada apa fhia, kenapa kamu seakan menghindari ku seperti ini. "
Aku tetap tidak menghiraukan nya
Aku terus menunduk menahan butiran bening yang akan jatuh sebentar lagi. Karena tak dapat menahan tangis akhirnya butiran bening itu jatuh di pipi ku.
" fhia ada apa.. ? "
Si pemilik mobil ini membalik kan wajah ku untuk menghadap pada nya, sehingga dia dapat melihat butiran bening yang jatuh di pipi ku." astaga Fhia kamu kenapa nangis, " ucap nya dan langsung membawa ku ke dalam dekapan nya.
" hiks..hiks..hiks, ka..kamu jahat , kamu s..sakitin aku AUSTIN. "
Ya pemilik mobil itu adalah AUSTIN, dia adalah penyebab mata ku merah dan bengkak karna nangis." maaffin aku fhia, kalo aku udah bikin kamu sedih. Sekarang kamu ikut aku pulang yah ."
Aku hanya mengangguk kan kepala tanda setuju.
Austin pun menuntun ku masuk ke dalam mobil nya.Di dalam mobil hanya ada keheningan di antara kami berdua, karna tak ada seorang pun dari kami yang berniat memulai pembicaraan. Dan keheningan itu masih berlanjut bahkan saat kami telah sampai di mainson (tulisannya bener gak yah ) keluarga Fernand.
Saat di pintu aku di sambut oleh micha (adik Austin. )
" hay kak Fhia, " sambut micha dan langsung memelukku.
Aku hanya membalas pelukan micha tanpa berniat mengeluarkan suara." masuk yuk kak, ke kamar aku. "
Ajak micha pada ku dan langsung mengajak ku jalan ke kamarnya. namun saat kami akan pergi sebuah suara menginterupsi kami agar berhenti." Fhia ada urusan sama gue. " ucap Austin dan langsung menarik ku menuju ke kamarnya. Dan saat kami menuju ke kamar Austin aku masih dapat mendengar umpatan yang di ucapkan oleh micha.
Kami hanya saling duduk berhadapan tanpa ada yang mau memulai perbincangan. Padahal sudah tiga puluh menit kami sampai di kamar nya .
" Austin/Fhia "
Ucap ku dan austin bersamaan." Duluan " sial ! Kenapa harus bareng.
" ehemm " double sial !! Kenapa harus bareng lagi coba.
Akhirnya suasana pun hening seperti sebelumnya.
" ok, aku aja yang duluan ."
Ucap Austin" ya udah. "
" ok, sekarang aku tanya sama kamu. Kenapa kamu ngehindar dan ngejauhin aku.? "
" aku nggak jauh in kamu atau pun menghindar dari kamu. " ucap ku cuek padahal hati nyesek ( abaikan )
" kalau kamu nggak menghindar dari aku, kenapa saat aku panggil kamu, bukannya berhenti kamu malah pergi.? "
Satu pertanyaan . Dan itu bisa langsung buat aku gelagapan.
kan gak mungkin aku bilangaku itu sedih dan kecewa sama
kamu Austin. karna kamu cuman nganggep aku temen." ya...ya karna aku lagi bu..buru buru aja. Iya buru buru. " dusta ku pada Austin.
" dan terus kenapa kamu nangis waktu aku nahan kamu. "
Aduh kenapa pertanyaan nya bikin aku susah jawab semua sih.
" iih.. udah ah aku mau ke kamar micha , "
" Ngapain . "
" tu kan KEPO.. "
Aku pun langsung pergi keluar.. namun ...
".....
________________________________________________________________________
Hy。。。Hyundai readers terlope...
Maafkan sofi yang labil...
Mungkin banyak reader yang kecewa sama jadwal up sofi...Dan makasih banyak buat reader yang masih setia nunggu cerita ini dan jangan lupa....
VOTE and COMMENT... LUVLUV BUAT PARA READERS SETIA..
KAMU SEDANG MEMBACA
White Wolf and King of Alpha
Hombres LoboAku merasa asing dengan diriku.... setiap kali aku akan mencoba mengingat hanya putih yang kulihat... andai saja aku tidak bertemu denganmu... mungkin aku akan tetap hidup normal seperti dulu.... tapi sekarang aku harus hidup dikelilingi rasa takut...