Jill

10 2 0
                                    

Chapter 1 : Jill

Halo.

Aku jill.

Anak perempuan berusia 12 tahun yang memiliki masalah dengan mata kirinya,

Aku berjalan melewati koridor menuju kelas. Awalnya semua baik-baik saja. Sampai ketika pandanganku mulai buram dan terpaksa aku menghentikan langkah.

Aku mengusap mata kiriku beberapa kali dan terus mengerdipkannya. Seperti ada sesuatu di dalamnya yang membuat aku meringis kesakitan.

Entah apa itu.

Semakin aku berusaha mengeluarkannya, aku tetap tak berhasil menemukannya.
Yang ada malah aku jadi semakin pusing.

Mungkin yang aku alami bisa kalian sebuat dengan ketidak-normalan. Tapi itu wajar.

Aku telah mengenal segala konsekuensi yang harus aku hadapi ketika mengetahui fakta yang ada.

Aku Jill.
Anak perempuan berusia 12 tahun yang mampu melihat hal di atas batas wajar.

Aku mampu mengetahui hal yang orang lain tak ketahui.

Kakiku terasa lemas. Kepalaku yang terasa berputar memaksaku untuk segera duduk. Tanpa aku sadari, orang-orang menatapku.

Mereka bersikap seakan aku ini aneh dan tak ada yang mau menolongku.

Entah apa, tapi aku tak mengerti mereka semua.

Masa depan.

Tidak.

Tidak tepat jika di katakan begitu. Aku mampu melihat kekuatan dari dimensi lain yang ada di dimensi ini.

Maksudku--lebih jelasnya--aku mampu melihat kekuatan lain yang ada di bumi selain kekuatan yang biasa orang-orang lihat.

Terkadang, sebagian orang menyalah artikan dengan menyebutnya sebagai kekuatan supranatural. Parahnya, mereka menyebut orang-orang sepertiku sebagai 'penyihir'.

Tapi, kami bukanlah penyihir.

Aku berteriak.

"Ku mohon tolong aku,"

Rasa sakit itu menjalar ke seluruh tubuhku. Bayangan mengerikan perlahan muncul. Mereka tak dapat di lihat, hanya aku yang mampu merasakannya.

Ketakutan, rasa sakit, keterpurukan dan kebencian.

"Singkirkan semua ini dari hadapanku!!" Pekikku.

Aku meraung. Sialnya, tak ada seorang pun yang mendekat ke arahku. Kulihat mereka terlalu panik dan hanya menganggapnya sebagai tontonan gratis.

"Tolong.." rintihku. "Ku mohon.. selamatkan aku,"

Air mata terjatuh membasahi pipiku. Entah untuk yang keberapa kalinya aku memohon.

Tidak. Ini bukan kali pertama. Hanya saja rasanya jauh lebih menyakitkan dari yang sebelumnya.

Kurasa ini tak sebanding dengan apa yang aku dapatkan.

"Aku.. Aku.."

Aku tak sanggup melanjutkan kata-kataku.

Tanganku yang awalnya mengacak rambut serta tubuhku yang bergerak liar berhenti bergerak.

Aku memutuskan sesuatu.

Dengan gerakan ceapat aku menjangkau tasku dan mengeluarkan seluruh isinya.

Salah satu barang yang terlontar dari dalam sana adalah gunting.

Ya, aku memutuskan untuk mengakhiri rasa sakit ini dengan mengakhiri hidupku.

"Jik jika ka.. kalian tidak m mau menolongku, ma maka aku akan me menolong di diriku sen diri.."

Dengan air mata yang terburai sia-sia, keadaan kacau dan penampilan tak terkondisikan, aku menghela napas dengan berat.

Bersiap bahwa sebentar lagi semuanya akan berakhir.

Aku mengangkat tanganku dan mengarahkan gunting ke pergelangan tangan kananku yang terbuka.

"Selamat tinggal.. semua."

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TO LOVE ME : You In DangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang