Langit Tangerang

34 1 2
                                    

Mentari pagi mulai merekahkan kuntum mawar di halaman rumah bercat hijau muda itu. Suara burung yang seakan saling balas sapa, adalah nyanyian khasnya pagi. Bukan sekedar saling sapa, tapi unggas -unggas itu seakan bertasbih memuji sang pemilik pagi yang agung. Aktivitas pagi adalah aktivitas pemulai harapan . Saat penduduk dunia mulai melangkah untuk mengais rezeki dan melangkah untuk gapai satu cita.

Zeyya. Gadis bermata bening dengan alis tebal juga hidung yang mancung adalah bukti lukisan Tuhan yang amat sempurna. Dia telah rapi dengan setelan kaos panjang putih dan jeans hitam membuatnya semakin cantik dan memesona. Membuat tiap degup jantung laki-laki berdetak cepat apabila melihat lekuk tubuhnya yang nyaris sempurna.
Dia menata rambut panjangnya sedemikian cantik. Andai dia ikut serta dalam kontes kecantikan sangat mungkin jika dia mampu menjuarainya.

Zeyya bergegas menuju dapur. Perutnya sudah tak sabar meminta haknya pagi itu.

***

" Mah, masak apa?." tanya Zeyya kepada wanita paruh baya yang masih sibuk memasak nasi goreng di dapur.
" Nasgor Ze, sini bantuin mamah." jawab Ratna sambil memerintah Zeyya.
"Ah mamah, Ze kan dah rapi masa disuruh bantuin masak. Nanti Zeyya bisa bau bumbu dapur. Apa kata temen kampus aku nanti. Aih si Zeyya cantik-cantik bau bawang. Kan malu mah."  Yah begitulah Zeyya, Punya ribuan alasan untuk menolak perintah mamahnya.
"Ah kamu Ze ada aja alesannya. Yudah, anak mamah yang cantik nih nasi gorengnya udah mateng."
" Hehehe makasih mamah Zeyya yang ndut tapi cuantik."
" Duh, perawan mamah bisa banget gabungin hinaan sama pujiannya. Mamah itu seksi Ze bukan ndut."
" yaudah iya seksi. Udah Ze mau makan mah. Mamah juga makan."
"Pelan-pelan makannya. Oiya Ze, tadi sebelum berangkat kerja papah bilang kamu disuruh ke rumah tante Hajar buat ambil pesanan jas papah."
"iyah mah, tadi papah juga udah sms Zeyya ko. Pagi banget sih tumben berangkatnya."
"iya. Papah kamu ada meeting di luar kota."
"oh gitu. Yaudah nanti Ze ijin pulang telat ya mah. Ada tugas kelompok."
"iyah, tapi pulangnya jangan malam-malam. Jangan lupa juga jas papah."
"iya mamah sayang."

***

Angin sejuk membelai rambut Zeyya. Langit Tangerang pagi ini begitu cerah secerah hati gadis cantik itu. Dia berjalan santai di koridor kampus. Beberapa orang menyapanya. Zeyya memang gadis paling cantik di kampusnya. Bukan hanya itu. Dia juga mahasiswi terpintar kedua setelah Azizah teman sefakultasnya yang mahir berbahasa Jerman. Azizah dan Zeyya memang sama-sama pintar tapi dalam segi pakaian mereka sangat berbeda. Zeyya yang selalu memakai setelan jeans dan baju ketat berbalik dengan Azizah si gadis bercadar itu. Wajar jika mereka berdua tidak akrab.
Zeyya selalu menutup diri dari orang-orang seperti Azizah. Bagi Zeyya gayanya terlalu ke Arab-araban dan dia tidak suka itu.
Bahkan cenderung membenci. sebab bagi dia negara Arab itu kerjaannya selalu perang.
Dia tak tahu bahwa tiap hari Langit kota Tangerang selalu jadi saksi atas perbuatan dan umpatan orang-orang dibawahnya.

PENGANTIN DALAM PETITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang