Mata kuliah senin itu tak begitu padat. Pukul 12.30 banyak teman Zeyya yang memilih pulang atau nongkrong bareng di kantin bi Minah, ada restoran makanan cepat saji di dekat kampus. Tapi tetap kantin bi Minah yang menjadi tempat favorit para mahasiswa. Kantin yang berukuran 100x50 m2 itu menyediakan jajanan dan jenis makanan yang harganya sesuai kantong mahasiswa. Wajar jika kantin bi Minah tak pernah sepi dari pengunjung.
"Ze, abis ini lo mao kemana?."
Tanya Vina sambil terus membalas WA dari pacarnya tanpa melihat Zeyya.
"Gue disuruh bokap buat ambil Jas di tante Hajar Vin. Kenapa emang, lo mau ikut?."
Tanya Zeyya sambil terus meminum jus jeruk didepannya."Iya nih, gue ikutlah. Bete gue kalo harus pulang waya gini. Ditambah pacar gue masih lama pulangnya, jadwal matkul dia padet."
"Yaudah, tar abis dari rumah tante Sarah kita maen ke Taman potret yuk. Lumayan potrat potret upload. Kali ajah kesampean gue jadi model. Hahaha."
"Hahaha, bolehlah. Eh lu mau jadi model emangnya?."
"Kaga sih, lu kan tau gue ga suka difoto."
"Iya gue tau. Lu mah aneh. Disaat orang-orang pada demen cekrak cekrek upload lu malah ga suka."
"Iyah. Malu gua kalo liat gambar muka sendiri."
"Lah kenapa emang Ze.?"
"Ngga apa-apa Vin. Gue cuma ngerasa gue ga mirip mamah papah gue. Jadi gue males kalo liat foto gue sendiri."
Jelas Ze."Mungkin nyokap lu dulu demen ngeliat orang Arab kali Ze waktu ngehamilin lu. Saking sukanya sampe lu mirip muka Arab."
Tanggap Vina dengan logat betawinya.
"Bisa jadi. Yudah abisin baksonya abis ini kita cus ke tante Sarah."
"wokeh."****
Siang senin adalah hal yang selalu membuat orang dengan terpaksa menjalaninya. Hari yang dimana kebanyakan orang tidak suka bahkan tak jarang membuat selogan "BENCI SENIN" . Apa salah senin sehingga dia tak begitu banyak bersahabat dengan kebanyakan makhluk yang bernama manusia itu. Salah jika manusia menjalani senin dengan sebuah keterpaksaan dan rasa benci. Bagaimana senin bisa menyenangkan jika kehadirannya saja tak di harapkan. Bersahabatlah dengan senin dengannya senin akan bersahabat denganmu. Cintailah senin maka dia akan mencintaimu.
Layaknya Farhan, laki-laki bermata coklat dan berlesung pipit itu begitu mencintai senin. Baginya senin adalah semangat baru. Mimpi baru dan harapan baru. Bahkan dia ingin tiap hari adalah hari Senin. Karena dia bangga bisa lahir di hari Senin hari yang sama dengan hari lahirnya kekasih pujaan hati Farhan. Hari Lahirnya Nabi Muhammad SAW. Ah betapa bahagianya Farhan bisa lahir di hari itu.
"Bunda, hari ini Farhan ada pertemuan di Bandung. Untuk membahas keberangkatan Farhan ke Palestina bun, boleh kan.?"
Ijin Farhan lembut kepada wanita yang usianya 25 tahun diatas Farhan.
Hajar nama yang cocok untuk wanita yang tangguh sepertinya. Dia membesarkan kedua anaknya dengan menjual Jas yang kini telah memiliki puluhan cabang toko di berbagai daerah.
Dia janda sejak ditinggal suaminya yang syahid di bumi Palestina akibat serangan Israel ketika sedang tugas di sebuah Rumah Sakit disana. Suaminya seorang dokter yang begitu baik dan dermawan. Julio yakni ayah Farhan meninggal ketika Farhan adik dari Fauziah itu berusia 1 tahun. Ayahnya tertembak ketika tengah menyelamatkan seorang wanita Palestina yang tengah melahirkan namun wanita itu tidak tertolong nyawanya. Dan tentara Zionis menembak Julio yang tengah menggendong bayi mungil itu. Namun Julio berhasil membawanya ke Rumah sakit dan menyerahkan kepada temannya hingga akhirnya dia harus menghembuskan nafas terakhirnya.
Kematian yang memilukan bagi Hajar. Hajar hampir saja bunuh diri sebab kematian Julio. Namun si kecil Farhan berbicara hal yang membuat niatnya itu dihempas jauh dari hidupnya.
Ketika tambang telah kuat terikat di pohon mangga belakang rumahnya. Saat itu posisi Hajar telah siap untuk melakukan perbuatan hina itu. Namun si kecil Farhan yang tengah tidur bangun menghampiri Hajar.
"Bunda, bunda agy apa? Ko beldili di angku. Unda.. Ayo kita colat maglib. Kan bunda biaca jadi imamnya. Palhan belum apal bacaan colatnya bunda. Kita doain ayah. Cupaya ayah bahagia didekat Awloh. Ayo bunda tulun."
Kata Farhan kecil sambil menarik rok Hajar. Seketika air matanya bertambah deras. Dia merasa terkutuk jika dia tega meninggalkan anak-anak yang sangat di cintainya itu. Dia bergegas turun memeluk Farhan dan bergegas bertaubat atas kejahiliyahannya itu.
Keesokan harinya dia minta tukang kebun rumahnya untuk menebang pohon mangga . Sebab dia tak ingin membiarkan sisa-sisa niat buruknya masih ada."Iyah sayang boleh, tapi haruskah kamu ke sana sayang. Bunda takut nak. Bunda g mau kehilangan kamu."
"Bunda. Setiap manusia itu akan mati. Jika takdir Farhan meninggal disana bunda harus ikhlas. Bunda berdoa aja. Supaya kita semua terlindung dari prasangka buruk kita sendiri.""Iyah sayang. Bunda belajar banyak dari kamu. Bunda sayang kamu nak."
"Farhan pun juga sayang bunda."***

KAMU SEDANG MEMBACA
PENGANTIN DALAM PETI
Romanceketika bising berbalas bising pekak telinga karenanya. Dentuman dahsyat yang seketika meluluhlantakan istana cinta Zeyya.