Author POV
"Pih pokonya naomi ga setuju kalau papih nikah lagi."
"Setuju ataupun tidak, papih akan tetap menikahnya."
"Pih realistis sedikit pih, dia lebih cocok jadi kakakku dibandingkan ibuku. Diaa pasti hanya menginginkan hartaa kita pihh. Mana ada gadis muda menikahi duda seperti papih. Jalang itu hanya menginginkan harta kitaa."
Plak.
Tamparan keras mendarat dipipi kiri Naomi. Naomi memegangi pipinya.
"Ucapanmu takkan merubah apapun." Ucap keenan meninggalkan Naomi.
Shit.
Naomi bergegas ke kamarnya, membawa kunci motornya serta bola basket yang dimasukkan pada tasnya.
Ini adalah pelampiasan terbaik saat ini. Setidaknya No drugs No alcohol.
"Kenapa lo mi?" Tanya lidya salah satu teman yang menemani naomi bermain.
"Bokap gue mau nikah lagi." Jawab naomi datar.
"Terus masalahnya sama lo?" Komentar teman naomi lainnya yang bergaya jepang dengan rambut sebahunya.
"Lo pikir aja Yon. Bokap gue nikah sama cewe lebih muda."
"Yaiyalah lebih muda, masa nikah sama nenek-nenek. Gila aja lo" komentar lidya.
"Kampret lo." Naomi melempar bola basket kerah lidya.
Lidya dengan sigap mengelak dan membuat bola malah mengenai Yona.
"Arghh Shinta Naomii!!"teriak Yona.
"Jangan salahin guee.. tuhhh si lidy."
"Hahhahah." Lidya Tertawa penuh kemenangan.
"Awaaass luu."
"Sorry sorry." Lidya menghentikan tawanya. "jadi masalahnya apa Mi?"
"Bokap gue nikah sama cewe yang umurnya cuman beda 7 tahun sama gue. Sinting kan?"
"What?" Lidya dan yona kaget beraamaan.
"Mungkin kahh ini cintaa yang tak mengenal batas usiaa?"lidya menatap langit bergumam seolah penyair.
"Kampret lu." Naomi kesal dengan ledekan lidya. "Gue pengen kalian selidiki tentang dia. Gue ingin bongkar kebusukkannya."
Dalam suasana mencekam karena hujan menyelimuti sama sekali tak menghentikan permainan naomi. Gaungan bola basket seakan menjadi suara amarah dan kekesalannya.
Naomi bukan menolak ayahnya mempunyai istri baru, tapi lihatlah usia calon ayahnya hanya terpaut 7 tahun dengannya. Dimana logika ayahnya saat berpacaran dengan wanita itu? Selain itu ada ketakutan akan sikap ayahnya yang semakin dingin padanya. Ya naomi takut tersaingi. Sekarang aja ayahnya tak memiliki waktu, bagaimana nanti setelah menikah?
"Sial." Umpat kekesalan naomi saat membacaa isi pesan dari ayahnya.
Ayahnya menyuruhnya untuk segera pulang, karena sangayah akan segera mengenalkan calon istrinya pada Naomi. Jelas Naomi tidak ingin bertemu, namun bukankah pertemuan ini bisa mengubah keadaan?
Naomi tersenyum penuh kemenangan. Ketika ide nakal terlintas dipikirannya.
"Saatnyaa bermain denganku tantee." Ucapnya seraya menutup helmnya dan melajukannya.
***
Naomi sampai di rumah.
"Dari mana saja kamu? Hah?" Bentak keenan. "Penampilanmu memalukan. Seperti gembel." Kometar keenan melihat putrinya dekil juga penuh lumpur.
"Upss sorry." Komentar naomi ketika melihat tapak kakinya yang penuh lumpur.
"Ada apa keen..." ucap perempuan cantik ketika melihat sosok penuh lumpur dihadapannya.
Naomi tersenyum sinis sadar siapa yang berada disamping papihnya
"Memalukan. Bagaimana mungkin aku mengenalkannya padamu sebagai anakku." Ucap keenan menunduk.
Perempuan itu mengusap lembut bahu keenan membuat naomi semakin jengkel dengan peremouan cantik itu.
"Sabar keenan. Dia anakmu." Perempuan itu menenangkan amarah keenan.
"Cih. Cari muka. Dasar jalang." Gumam naomi
"Naomi!" Bentak keenan mendengar gumaman naomi.
"Emang benerkan?" Komentar naomi menatap sang ayah tajam.
Perempuan cantik itu berjalan menghampiri Naomi. Tersenyum pada Naomi namun yang disemunyumi menatapnyasinis.
"Haii naomi. Aku Veranda. Namaku Jessica Veranda." Perempuan itu mengenalkan diri ramah.
"Apakah ini cara perkenalan dengan baikk? Caloonn mamikuuu?" Ucap naomi meledek.
Ve mengulurkan tangannya. Namun naomi hanya menatap datar pada tangan yang terulur itu.
Naomi berhampmbur memeluk Ve dengan badan kotornya.
"Show time." Gertak Naomi berbisik pada ve.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
my father girlfriend
Randombagaimana mungkin aku terjebak cinta dengan calon ibu tiriku? bagaimana munhkin aku jatih cinta padanya? mengapa diantara uutaan manusia dimuka buni ini kenpa hatiku memilih orang yang sama dengan ayahku?