Chapter 4: the call

90 18 0
                                    

Author's pov

Keesokan harinya Maheen, Deena dan Mike melakukan rutinitas seperti biasanya, yaitu sekolah. Setelah weekend kemarin mereka harus melanjutkan hari senin kedua mereka setelah summer break dan untung saja mereka bertiga bersekolah di sekolah yang sama, kalau tidak bakalan repot

"Mike nanti kau pulang sekolah tidak pergi kan?",Maheen mulai mengendarai mobilnya ke sekolah

"Tidak, tapi boleh ya Ryan dan Dave kerumah kita nanti?" Tanya Mike

"Mau ngapain?"

"Main, aku janji tidak akan membuat rusuh atau rumah berantakan"Mike sepertinya tau apa yang dipikiran kakaknya itu

"Oke, ku pegang janjimu itu, kau jadi saksi ya Din"

tiba tiba lagu diradio terdengar di kuping mereka, sepertinya Deena mengenal lagu itu "Eh listen thats song"

look at us
We could paint a perfect picture

"Kenapa dengan lagu itu?", Mike kelihatan bingung

"Lagu Why Don't We?", Maheen masih tidak yakin atas tebakannya itu

we on something something some-we on something different
we on something something some-we on something different
we on something something some-we on something different
we on something something some-we on something different

Dan tebakan Maheen benar, Deena dan Maheen menyanyikan bagian itu bersama-sama, sementara Mike tidak tau lagu itu sama sekali, "lagu siapa tuh?"

"Why Don't We!"ucap Deena dan Maheen serentak

Pas setelah lagu Something Different selesai mereka pun sampai di sekolah,"Mike kalau kau sudah keluar kabarin aku langsung"

"Siap",Mike langsung keluar dari mobil dan masuk ke sekolah

Maheen dan Deena menuju loker masing-masing dan begitu Maheen membuka loker ada sebuah kertas dilokernya

"apanih?nomor?"lalu ia memasukkan kertas itu didalam tasnya

***

Maheen's pov

"Where's mike omg, kita udah disini 20menit dan dia gabisa dihubungi" aku sudah menelfon Mike berkali-kali

"Atau kita tinggal aja?"kata Deena

"Boleh juga sih,tapi tadi pagi dia bilang temennya itu mau kerumah" ucapku dan bertepatan pesan dari Mike masuk

From: Mike
kau pulang saja, aku lagi main basket nanti aku pulang diantar Dave

Setelah mambaca pesannya itu aku langsung menelfonnya dan langsung diangkat Mike

"Kenapa kau tidak kabari aku langsung?aku sudah menunggumu 20menit lebih! Tau gitu aku tidak perlu menunggumu"

"Sorry,aku tadi lupa"

"Aku tidak mau tau, pokoknya kau harus membelikan pizza untuk dinner kita nanti" tanpa persetujuan Mike aku langsung mematikan telfonnya

Aku senang kalau Mike tidak pulang membawa temannya itu ke rumah jadi rumah tidak akan berantakan. Akupun langsung menyalakan mobil dan menuju rumah,"Mike tidak ikut, tau gitu kita pulang aja dari tadi"

"Kemana dia?"

"Main basket, kita langsung pulang atau gimana nih?" Aku menyalakan radio karna sepi sekali

"Starbucks dulu deh,lagian kan bosen dirumah" kata Deena dan kusetujui dengan anggukan

Jarak sekolahku dengan Starbucks tidak terlalu jauh sekitar 5 menitan,tidak perlu waktu lama kami sudah sampai

"Kau pesan apa?"tanya Deena

"Iced vanilla latte aja"

Deena memesan pesanan kami, sedangkan aku menunggunya. Setelah pesanan siap kami langsung menuju meja kosong

Tiba-tiba aku teringat sesuatu,"i found this at my locker and i don't know who put it in mine"

Deena mengambil kertas yang kuberikan, "nomor?coba kau telfon saja?"

"ya gimana kau mau tau kalau kau tidak tanya langsung" benar juga yang dikatakan Deena, aku langsung menelfon nomor itu

tuuuut tuuuuut

"Hallo" kata seseorang disebrang sana

'aku harus ngomong apa' kataku kepada Deena tanpa suara

"Um hi"

"Who is this?"

"Im..." aku sedikit gugup karena baru pertama kali menelfon orang yang tidak kukenal

"Who?" sepertinya ia orang yang terburu-buru

"Daniel"

"Wait,what?"

"Um, my name is Daniella, you can call me Daniel"

Tut tut tut *dimatiin*

"kenapa nih orang? Dimatiin"kataku kesel

"nelfon baik baik eh tiba tiba dimatiin. tapi iyasih nomor yang gak dikenal tiba tiba nelfon.Ya tapikan aku juga ngomongnya baik baik, baru juga sebutin nama."sambungku cepat seperti rap

"Coba call lagi aja Hin"kata Deena santai

"gausah deh gak diangkat atau gak dimatiin lagi"kataku sudah terlanjur malas

"kirim pesan aja, sini biar aku yang ketik" deena langsung mengambil ponselku dan mengetikkan sesuatu disana

To: +1 (218) 248 2387
hi, im sorry for the call. aku menemukan nomormu di loker sekolahku aku juga tidak tau siapa yang meletekkan nomormu dan kuharap kita bisa berteman, btw siapa namamu?

sent.

"nih,sudah"

akupun membaca apa yang dikirim Deena ke orang itu, seketika mataku melotot, "KENAPA KAU BILANG BEGITU?!" dan kami menjadi pusat perhatian sekarang karna teriakanku yang spontan

"hehehe" Deena menunjukkan semua giginya yang rapih itu

"see? dia tidak membalasnya, dia pasti berfikir kalau aku annoying"

"tunggu aja kali, bentar lagi juga dibales"kata deena santai

10menit.

from: +1 (218) 248 2387
Daniel. aku juga minta maaf tadi mematikan telfonnya karna aku sedikit kaget, mengingatkanku dengan seseorang and sure we can be friends

The Call // d.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang