Shiawase wo Wakenasai - AKB48

152 19 11
                                    

Ini buat KanadeDicchan yang minta YutoKeto wedding part. Maafkan saya yang -walaupun rada fujoshi tapi- gak bisa bayangin homowed.

So.. Aku buat Keito disini sebagai perempuan yaa, gaess... 🙏🙏🙏

Hari ini kau menjadi lebih cantik daripada hari-hari sebelumnya. Gaun pengantin yang putih suci itu sangat cocok dengan senyummu yang manis.

Aku menunggumu disini. Diatas altar megah ini. Menunggumu yang berjalan pelan kearahku. Dirimu yang menggandeng tangan seorang lelaki paruh baya yang selama ini mengabdikan hidupnya untuk terus membahagiakan dirimu. Dan sebentar lagi aku juga akan memikul tanggung jawab itu.

"Jangan gugup, Nak" Aku menoleh kearah pendeta itu. Pendeta yang akan menjadikan kita satu dalam nama Tuhan itu menampilkan raut wajah yang bisa memberikanku ketenangan. Aku tersenyum tipis menanggapi bisikannya.

"Jemputlah pengantin wanitamu" Titah sang pendeta dan aku melangkah kearahmu. Aku mengulurkan tanganku. Menampilkan senyum semenawan mungkin untuk menutupi kegugupanku.

"Hari pernikahan ini bukanlah tujuan, melainkan awal yang dimulai dengan kalian berdua" Bisik Ayahmu saat ia menyerahkan hidup putri kecilnya padaku. Aku menganguk mantap.

Ayahmu beralih menatapmu "Bagilah kebahagiaanmu dengan semua orang disekitarmu, Keito. Terutama pada suamimu, Sayang. Bagilah kebahagiaanmu karena kehidupan kalian akan dimulai saat ini.. Bagilah air matamu juga padanya, Nak. Jangan pernah sembunyikan apapun sehingga janji suci ini akan terus abadi" Walaupun wajah cantikmu tertutup cadar, aku tau kau sedang menangis. Aku menggenggam lembut tanganmu. Berusaha memberikanmu penghiburan.

Aku percaya bahwa Ayah adalah kekasih pertama seorang anak perempuan. Dan tak akan pernah ada cinta yang lebih besar dari cinta seorang Ayah pada anak perempuannya. Pasti sangat sulit bagi dirimu berpisah dari Ayahmu. Tapi aku berjanji, aku akan mencintaimu sebesar cinta ayahmu padamu.

"Jangan menangis, Sayang. Kalian berdua harus kembali kealtar, bukan??" Aku dapat menangkap suara Ayahmu yang bergetar.

Jika ada yang bertanya siapa yang paling sedih dalam sebuah upacara pernikahan, maka aku akan lantang menjawab Ayah dari pengantin perempuan. Mungkin ia tidak menangis.. Tapi ikatan batin antara Ayah dan anak perempuannya tidak bisa diremehkan.

Aku mengangguk lalu menuntun pengantinku ke altar. Hari-hari yang telah kita lalui membawa kita menuju sebuah ikatan yang suci dan sangat berharga. Pernikahan kita.

Dan kini Pendeta itu telah memulai ritual itu. Bertanya kesediaanku akan dirimu, kesediaanmu akan diriku dan Memastikan tak ada seorangpun yang keberatan atas pernikahan kita

"Sekarang tibalah saatnya untuk meresmikan pernikahan kalian. Saya persilakan kalian menumpangkan tangan di atas Kitab Suci ini. Terimakanlah sakramen perkawinan saudara dengan mengucapkan janji setia satu sama lain di hadapan Allah dan umat-Nya yang hadir di sini" Ucap sang Pendeta

"Di hadapan Tuhan, Imam, para orang tua, para saksi, saya Nakajima Yuto, dengan niat yang suci dan ikhlas hati memilihmu Okamoto Keito menjadi isteri saya. Saya berjanji untuk setia kepadamu dalam untung dan malang, dalam suka dan duka, di waktu sehat dan sakit, dengan segala kekurangan dan kelebihanmu. Saya akan selalu mencintai dan menghormatimu sepanjang hidupku. Saya bersedia menjadi Bapak yang baik bagi anak-anak yang akan dipercayakan Tuhan kepada kita dan mendidik mereka dengan sepenuh hati. Demikian janji saya demi Allah dan Injil suci ini, semoga Tuhan menolong saya" Ucapku saat kita berdua menumpang tindihkan tangan kita diatas kitab suci ini. Aku tersenyum kearahmu.

Aku akan terus menjagamu selama aku masih hidup. Bahkan setelah seseorang di masa depan yang juga akan mencintaimu, anak-anak kita hadir nanti. Aku tak akan pernah melanggar janji ini.

"Di hadapan Tuhan, Imam, para orang tua, para saksi, saya Okamoto Keito, dengan niat yang suci dan ikhlas hati memilihmu Nakajima Yuto menjadi suami saya. Saya berjanji untuk setia kepadamu dalam untung dan malang, dalam suka dan duka, di waktu sehat dan sakit, dengan segala kekurangan dan kelebihanmu. Saya akan selalu mencintai dan menghormatimu sepanjang hidupku. Saya bersedia menjadi Ibu yang baik bagi anak-anak yang akan dipercayakan Tuhan kepada kita dan mendidik mereka dengan sepenuh hati. Demikian janji saya demi Allah dan Injil suci ini, semoga Tuhan menolong saya." Ingin rasanya air mata ini keluar saat mendengar bibir manismu mengucapkannya dengan mantap.

Kuharap kau akan selalu membagikan kebahagianmu, dengan keluarga, dengan teman-temanmu, terutama padaku. Aku juga ingin kau menunjukkan kelemahanmu padaku, karena aku akan selalu menjagamu. Selamanya..

"Atas nama Gereja dan di hadapan para saksi, segenap umat Allah serta hadirin sekalian, dengan ini saya menegaskan bahwa pernikahan yang telah diresmikan ini adalah pernikahan yang sah menurut hukum Gereja dan sah pula menurut Negara. Semoga sakramen pernikahan ini menjadi sumber kekuatan dan sumber kebahagiaan bagi saudara Nakajima Yuto dan Okamoto Keito mulai saat ini dan selama-lamanya. Semoga kalian berdua diberkati oleh Allah Yang Maha Kuasa, dalam nama Bapa, dan Putra dan Roh Kudus. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu apa yang telah dipersatukan Allah, jangan diceraikan oleh manusia." Ucap sang pendeta mengesahkan pernikahan ini. Kini aku menampilkan senyum kelegaan, dan kau pun ikut tersenyum. Aku juga dapat melihat ayah dan ibu  kita pun juga tersenyum di sana..

Kini kau adalah pusat hidupku Nakajima Keito. Selama kau tersenyum, aku akan tersenyum. Selama kau bahagia, aku akan selalu bahagia.

"Aku mencintaimu, Nakajima Yuto"

"Aku lebih mencintaimu, Nakajima Keito"

YutoKeto Drabble 💙💚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang